BPS Perkirakan Produksi Beras Surplus, Pengamat Pangan Minta Bulog Serap Gabah Petani

Kompas.com - 30/04/2024, 11:44 WIB
Nethania Simanjuntak,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Peningkatan produksi beras akibat panen raya petani yang terjadi sejak Januari hingga April 2024PEXELS/Bilgun Bayarmagnai Peningkatan produksi beras akibat panen raya petani yang terjadi sejak Januari hingga April 2024

KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik ( BPS) memperkirakan Indonesia akan mengalami surplus beras akibat panen raya petani yang terjadi sejak Januari hingga April 2024.

Hal ini disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024.

Amalia mengatakan, pada Januari-April 2024, Indonesia berpotensi surplus beras sebanyak 850.000 ton dan di Mei 2024 akan mencapai 620.000 ton.

"Terkait potensi surplus beras, terlihat bahwa Januari-April 2024, kita akan mengalami surplus beras, bahkan di bulan Mei juga," kata Amalia dalam keterangan persnya, Selasa (30/4/2024).

Maka dari itu, kata Amalia, Indonesia tidak perlu mengimpor beras. Pasalnya produksi dalam negeri masih mencukupi. Hanya saja, catatan BPS memproyeksikan adanya potensi defisit sekitar 450.000 ton.

Baca juga: Terungkap, Uang Kementan Dipakai untuk Biayai Pembelian Kacamata, Mobil, dan Sunatan Cucu SYL

Namun, Amalia menegaskan bahwa perhitungan ini belum memperhitungkan impor dan hanya mengacu pada data produksi serta konsumsi domestik yang dilakukan melalui fase standing crops maupun amatan kerangka sampel area (KSA) Maret 2024.

“Jika mengacu pada data BPS 2023 dan 2022 di Maret, produksi saat itu masing-masing hanya 8,92 juta ton gabah kering giling (GKG) dan turun 954 juta ton GKG pada 2023,” ujar Amalia.

“Sementara untuk produksi bulan Maret tahun 2024, terdapat 5,87 juta ton GKG dengan luas panen hanya 1,11 juta hektar (ha),” lanjutnya.

Baca juga: Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Amalia memastikan peningkatan produksi beras tahun 2024 disebabkan oleh pergeseran tanam dan panen akibat cuaca buruk atau el nino.

"Kalau kita bandingkan April di beberapa tahun lalu, memang terlihat ada pergeseran panen. Biasanya puncak panen ada di Maret, tapi di tahun ini panen raya ada di  April. Panen raya April tahun ini terlihat relatif lebih tinggi dibandingkan panen raya tahun sebelumnya," ucapnya.

Mengenai hal ini, Pengamat Pangan dan Politik Universitas Al Azhar Ujang Komarudin menyebut, tingginya produksi Januari-April merupakan keberhasilan jajaran Kementerian Pertanian ( Kementan) dalam menjalankan tugasnya sebagai leader pertanian.

Ujang mengungkapkan, Kementan sukses dalam menambah alokasi pupuk hingga merancang solusi cepat el nino seperti pompanisasi.

Baca juga: Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Meski begitu, Ujang meminta agar Badan Urusan Logistik (Bulog) segera melakukan penyerapan beras dalam negeri.

Hal ini agar Indonesia ke depannyatidak lagi bergantung pada kebijakan impor dan fokus mencapai swasembada.

"Saya kira produksi yang dijalankan Kementan sudah sangat baik, dan terbukti beras kita berdasarkan proyeksi BPS surplus. Tapi ingat, gabah yang melimpah ini kalau tidak diserap juga bisa bermasalah, karena itu Bulog harus segera menyerapnya," ucapnya.

Sementara itu, Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Yadi Sofyan Noor meminta Bulog segera melakukan penyerapan gabah petani.

Baca juga: Kementan Jaga Produksi Padi lewat Pompanisasi dan Percepatan Tanam

Menurutnya, Bulog kalah bersaing dengan pedagang beras dalam membeli gabah petani dan terlihat hanya mengandalkan impor dalam pengadaan cadangan beras.

"Ini kan lagi panen raya padi dan jagung, kenapa Bulog tidak bisa serap gabah dan jagung petani. Harga di petani jatuh tinggal Rp 4.000 per kilogram (kg). Padahal Bulog sangat diharapkan menyerap optimal pada masa panen raya ini agar harga gabah tidak anjlok," ujar Yadi.

Yadi menambahkan, sikap Bulog yang justru menyalahkan situasi untuk menutupi kinerja buruknya dalam menyerap gabah petani adalah sebuah keanehan dan cenderung menimbulkan berbagai pertanyaan publik seperti penerimaan fee.

"Ini kan menjadi aneh, bila gabah petani banyak syarat, kualitas, ribet. Jika hasil panen petani tidak diserap, petani tidak semangat tanam padi. Lalu bagaimana untuk tiga hingga enam bulan ke depan? Nanti Bulog akan bilang tidak ada panen dan tidak ada gabah petani, sehingga tidak serap. Jangan salahkan petani," jelasnya.

Terkini Lainnya
Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas
Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas
Kementan
Dorong Produksi Nasional, Jatim Siap Genjot Indeks Pertanaman PadiĀ 
Dorong Produksi Nasional, Jatim Siap Genjot Indeks Pertanaman PadiĀ 
Kementan
Pemerintah Atur Harga Tebu, Petani Diharapkan Bisa Lebih Untung
Pemerintah Atur Harga Tebu, Petani Diharapkan Bisa Lebih Untung
Kementan
Berkat Sinergi Kuat, Petani Berhasil Panen Raya
Berkat Sinergi Kuat, Petani Berhasil Panen Raya
Kementan
Stok Pupuk Bersubsidi Melimpah, Petani Diminta Segera Tebus Kuota yang Dimiliki
Stok Pupuk Bersubsidi Melimpah, Petani Diminta Segera Tebus Kuota yang Dimiliki
Kementan
Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Bagikan Pompa Irigasi Gratis di Jawa Timur
Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Bagikan Pompa Irigasi Gratis di Jawa Timur
Kementan
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian
Kementan
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran
Kementan
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi
Kementan
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi
Kementan
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga
Kementan
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga
Kementan
BPS Perkirakan Produksi Beras Surplus, Pengamat Pangan Minta Bulog Serap Gabah Petani
BPS Perkirakan Produksi Beras Surplus, Pengamat Pangan Minta Bulog Serap Gabah Petani
Kementan
Jalin Kerja Sama dengan Iran, Indonesia Siap Perkuat Pertanian dengan Teknologi
Jalin Kerja Sama dengan Iran, Indonesia Siap Perkuat Pertanian dengan Teknologi
Kementan
Antisipasi Penurunan Harga, KTNA Harap Bulog Serap Gabah Petani di Masa Panen Raya
Antisipasi Penurunan Harga, KTNA Harap Bulog Serap Gabah Petani di Masa Panen Raya
Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke