Percepatan Masa Tanam, Mentan Amran Bersama Kodam Diponegoro Lakukan Pompanisasi di Jateng

Kompas.com - 21/03/2024, 16:54 WIB
Nethania Simanjuntak,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menargetkan percepatan tanam di sejumlah wilayah melalui pompanisasi di musim tanam kedua tahun 2024. Salah satu wilayah sentra yang menjadi prioritas pompanisasi adalah Jawa Tengah (Jateng).

Hal tersebut disampaikan Mentan Amran setelah mengikuti Rapat Koordinasi Optimalisasi Lahan Melalui Pompanisasi di Aula Makodam IV/Diponegoro, Semarang, Jateng.

Bersama dengan jajaran di Komando Daerah Militer (Kodam) IV/Diponegoro, Mentan Amran mengaku optimistis pelaksanaan program pompanisasi di Jateng bisa memacu aktivitas tanam agar berjalan lebih cepat dan maksimal.

Amran menuturkan, program tersebut dikonsentrasikan untuk lahan sawah dengan indeks pertanaman (IP) satu, tetapi memiliki sumber air yang tersedia sepanjang tahun. Dalam hal ini, lahan-lahan sawah tersebut hanya mampu tanam satu kali dalam setahun.

Baca juga: Atasi Darurat Pangan, Kementan Laksanakan Program Tanam Padi Gogo di Kabupaten Kediri

“Kami sudah identifikasi ada 300.000 hektar (ha) lahan yang IP satu, kami angkat menjadi dua atau tiga. Kalau kami angkat IP nya dua kali saja, dapat memproduksi 5 ton. Itu artinya dapat 1.000.000 (ton gabah) tambahan bisa dari Jawa Tengah," kata Amran 

"Hal ini bisa jadi potensi yang luar biasa. Inilah solusi cepat untuk menangani (masalah) pangan,” ujar Amran dalam keterangan persnya, Kamis (21/3/2024).

Amran berharap, program tersebut dapat meningkatkan IP, dari yang semula satu, menjadi dua atau lebih dalam setahun.

Tidak hanya di Pulau Jawa, Amran mengatakan, program ini akan diperluas hingga wilayah lain di luar Pulau Jawa guna meningkatkan produksi padi secara massif. Pompanisasi dapat membantu aktivitas tanam petani di lapangan sehingga petani akan lebih mudah dan cepat melakukan olah tanah dan tanam.

Baca juga: Kementan Percepat Pompanisasi di Lamongan untuk Optimasi Lahan Rawa hingga Tingkatkan IP

“Kami rancang di Pulau Jawa dengan minimal target 500.000 hektar, karena Pulau Jawa dekat dengan kami. Selain itu, terdapat 70 persen produksi di Jawa sehingga langsung kami sentuh Pulau Jawa terlebih dahulu. Namun, kami juga sudah menargetkan 500.000 hektar untuk luar Pulau Jawa,” ujar Amran.

Pada kesempatan yang sama, Panglima Kodam IV/Diponegoro Mayor Jenderal (Mayjen) Deddy Suryadi mengapresiasi kehadiran Mentan Amran pada Rapat Koordinasi Optimasi Lahan melalui Pompanisasi.

Kehadiran itu, sebut dia, sekaligus menjadi rangkaian kegiatan kunjungan kerja (kunker) Mentan Amran di Kabupaten Pati dan Kabupaten Grobogan, utamanya setelah bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jateng.

“Berdasarkan hasil pemantauan di lapangan, beberapa wilayah kabupaten atau kota yang mengalami banjir tersebut sudah mulai mengalami surut air. Namun, masih ada beberapa titik di Pati dan Grobogan yang saat ini masih tergenang banjir, sehingga butuh solusi dan penanganan khusus," ujar Deddy.

Baca juga: Tangani Darurat Pangan, Kementan Kebut Program Optimasi Lahan

Sebagai informasi, pada Maret 2024, Mentan Amran bersama Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (KSAD) Maruli Simanjuntak telah sepakat untuk memperkuat perluasan areal tanam (PAT) padi melalui kegiatan pompanisasi di lahan-lahan pertanian yang ada di Pulau Jawa.

Penguatan itu, merupakan upaya pemerintah meningkatkan IP dan produktivitas padi secara nasional. Mentan pun menargetkan 2 juta sawah kering terairi tahun ini, sehingga Indonesia bisa memperkuat ketahanan pangan tanpa perlu bergantung pada impor.

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com