KOMPAS.com - Seusai melakukan penanaman di Kabupaten Lebak, Kementerian Pertanian ( Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) melakukan program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan ( Kesatria).
Program tersebut dikerjakan bersama Kelompok Tani (Poktan) Tanjungan 7 di Desa Tanjungan Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Jumat (15/3/2024).
Kegiatan itu merupakan bentuk komitmen dan tanggung jawab Ditjenbun sesuai arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, khususnya terkait penyiapan lahan perkebunan.
Kegiatan itu juga untuk menyiapkan calon lokasi calon petani (CPCL) penerima kegiatan tumpang sisip padi gogo dalam upaya penambahan luas tanam padi.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Andi Nur Alam Syah mengatakan, program Kesatria harus dilakukan demi mendukung pelaksanaan kegiatan Optimalisasi Lahan Rawa, Pompanisasi Lahan Tadah Hujan, dan Tumpang Sisip Padi Gogo Tahun Anggaran 2024.
Baca juga: Lewat Kesatria, Kementan Optimalkan Lahan Perkebunan Guna Genjot Produksi Padi
“Program-program itu diharapkan bisa memberi tambahan produksi 1 juta ton gabah kering panen (GKP) sesuai amanat Mentan agar ketersediaan bahan pangan tetap terjaga," ujarnya dalam siaran pers.
Sementara itu, Sekretaris Ditjenbun Heru Tri Widarto mengatakan, program Kesatria merupakan strategi tepat jitu untuk menambah pendapatan pekebun.
Menurutnya, program tersebut dilaksanakan untuk memaksimalkan lahan sawit yang belum menghasilkan sehingga bisa ditanami tanaman sela, seperti padi gogo.
"Optimalisasi lahan perkebunan perlu dilakukan guna mendukung program penambahan luas tanaman pangan, khususnya padi gogo,” ungkapnya.
Heru mengatakan, pemerintah akan terus memonitor dan mengawal kegiatan tersbeut agar dapat tercapai sesuai target dan memastikan produksi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat ke depan.
Baca juga: Komisi IV DPR Dukung Kementan Lakukan Pompanisasi untuk Hadapi El Nino
"Semoga pemanfaatan lahan perkebunan dengan tanaman pangan ini dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia dan mewujudkan kedaulatan pangan ke depan serta berdampak signifikan menambah pendapatan pekebun," harapnya.
Heru menambahkan, program Kesatria tidak hanya dilakukan di kebun kelapa sawit, tetapi juga dengan kelapa.
Selain program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dan Kesatria, Kementan juga memiliki program pompanisasi.
Salah satu contoh penerapan program itu adalah potensi padi gogo di Provinsi Banten seluas 36.000-40.000 hektar (ha) di sela kelapa sawit dan kelapa.
Kemudian, potensi padi gogo di Pandeglang yang seluas 18.000 ha diminta kepala dinas dan pihak terkait untuk diakselerasi dan mengejar pemenuhan target 17.450 ha.
Program Kesatria penting dan memprioritaskan perawatan sembari menunggu ada pekebun yang bisa menjalankan program ini dan bisa menambah pendapatan.
Baca juga: Dorong Produksi Beras, Kementan Laksanakan Tanam Padi Gogo Integrasi Kelapa di Sukabumi
Program tersebut juga memastikan penggunaan varietas atau benih berkualitas unggulan dan bisa menghasilkan produktivitas tinggi.
Untuk itu, program Kesatria harus disosialisasikan kepada pekebun agar pelaksanaan berjalan sesuai aturan.
CPCL untuk integrasi/tumpangsari tanaman perkebunan dengan padi gogo provinsi Banten sudah diusulkan seluas 4.290 ha, Kabupaten Lebak seluas 3.740 ha, dan Kabupaten Pandeglang seluas 550 ha.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pandeglang Nasir MD menambahkan, sesuai arahan Mentan Amran, pihaknya melakukan tumpang sari.
Salah satu kegiatan itu dilakukan untuk kebun kelapa sawit dengan berbagai komoditas khususnya padi dan jagung.
Baca juga: Laksanakan Program Kesatria di OKI, Kementan Tanam Padi Gogo di Kebun Sawit dan Kelapa
Program optimalisasi lahan tersebut dilakukan untuk meningkatkan produktivitas, termasuk lahan replanting sawit dan perluasan areal tanam untuk meningkatkan produksi.
“Pekebun yang ingin lahannya optimal bisa ikut program ini. Semoga pekebun bisa termotivasi ikut program ini,” katanya.
Nasir mengatakan, Banten menduduki urutan ke delapan nasional sebagai kontributor pangan nasional sehingga harus dipertahankan, ditingkatkan, dan diperkuat.
Menurutnya, lahan-lahan yang sudah tidak produktif akan mendapatkan sosialisasi program PSR dan tumpang sari. Dengan begitu, pekebun selain selama merawat tanaman bisa menghasilkan.
“Semua pekebun yang memiliki kebun sawit maupun kelapa bisa mendaftar ke program integrasi sawit dengan padi gogo demi meningkatkan ketahanan pangan Pandeglang maupun nasional," ujar Nasir.
Baca juga: Waspadai El Nino, Kementan Perkuat Pangan lewat Integrasi Tanaman Kelapa dengan Padi Gogo
Sementara itu, Kepala Bidang Prasarana, Sarana, dan Penyuluhan Pertanian Itan Oktarianto mewakili Kepala Dinas (Kadis) Banten mengapresiasi program Kementan, khususnya PSR, yang telah mengembangkan potensi Pandeglang. Dia berharap, petani ke depan harus tetap semangat.
Kepala Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BSIP) Banten Syamsuddin menambahkan, program Kesatria patut disyukuri.
“Selain dapat program PSR, pekebun juga dapat program Kesatria, yaitu tanam padi gogo di lahan sawit,” ungkapnya.
Syamsuddin menatakan, dengan hasil produktivitas tinggi bisa meningkatkan pendapatan pekebun.
“Jadi sambil menunggu panen sawitnya, pekebun bisa menanam padi inpari atau di lahan naungan menggunakan padi unggulan dan produktivitas tinggi serta tahan naungan dengan varietas rindang satu dan rindang dua,” jelasnya.
Baca juga: Atasi Kelangkaan Beras, Kementan Bakal Tingkatkan Produksi Lewat Percepat Tanam Padi