Dorong Produksi Beras, Kementan Laksanakan Tanam Padi Gogo Integrasi Kelapa di Sukabumi

Kompas.com - 09/03/2024, 21:39 WIB
Ikhsan Fatkhurrohman Dahlan,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.comKementerian Pertanian ( Kementan) melaksanakan program Penanaman Padi Gogo Integrasi dengan Tanaman Kelapa seluas 1 hektar di Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (9/3/2024).

Kegiatan ini merupakan program terobosan dalam mendukung akselerasi peningkatan produksi padi nasional.

Kementan melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) menargetkan penanaman 500.000 hektar padi gogo pada 2024 di lahan perkebunan sawit dan kelapa seluruh Indonesia.

Direktur Tanaman Semusim dan Tahunan Ditjenbun Kementan M Rizal Ismail mengatakan, pihaknya mengharapkan semua pihak dapat bekerjasama, berkolaborasi untuk percepatan tanam padi gogo tumpang sari dengan tanaman kelapa.

"Target penanaman padi gogo di Sukabumi 4.165 hektar dan realisasi musim tanam Oktober - Februari 2024 sebesar 17.090 hektar," ujar  M Rizal Ismail melalui siaran persnya, Sabtu (9/3/2024).

Perlu diketahui, penanaman padi gogo ini dilakukan bersama Kelompok Tani Simpur Mekar dan didukung oleh Komando Rayon Militer (Koramil) Surade serta Polsek Surade. Kegiatan ini juga dihadiri oleh anggota kelompok tani, penyuluh pertanian, dan jajaran staf Dinas Pertanian Sukabumi.

Baca juga: AHY Dukung Kementan Cetak Sertifikat Lahan Pertanian, Ini Rinciannya

"Kami harapkan kepada kelompok tani, komandan rayon militer (Danramil), kepala kepolisian sektor (Kapolsek), bintara pembina desa (Babinsa), kepala desa (Kades), dan penyuluh pertanian lapangan (PPL) agar segera menyiapkan usulan CPCL (calon petani calon lahan) kebutuhan benih, pupuk, dan Alsintan sebagai upaya untuk meningkatkan produksi padi gogo di Kabupaten Sukabumi," tuturnya.

Rizal menjelaskan bahwa sesuai arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, Kementan sangat fokus meningkatkan produksi padi gogo integrasi dengan tanaman perkebunan, sawit dan kelapa. Hal ini untuk mengakselerasi peningkatan produksi beras nasional.

Kementan pun menyiapkan bantuan gratis untuk petani, yakni benih, alat mesin pertanian (alsintan), pupuk, bahkan pendampingan penanganan masalah dan penerapan teknologi.

Sebagai informasi, selain penanaman padi gogo, pada momen tersebut, Kementan juga menyerahkan bantuan benih sebesar 150 kg varietas Inpari 42.

Pelaksanaan Program Gerakan Tanam Padi Gogo Integrasi Kelapa di Sukabumi, Sabtu (9/3/2024).DOK. Humas Kementan Pelaksanaan Program Gerakan Tanam Padi Gogo Integrasi Kelapa di Sukabumi, Sabtu (9/3/2024).

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Simpur Mekar Abeng Mulyani menyampaikan terima kasih atas hadirnya program padi gogo Kementan.

Ia menuturkan bahwa selama ini yang menjadi kendala petani adalah kebutuhan benih, pupuk, dan Alsintan.

Baca juga: Waspadai El Nino, Kementan Perkuat Pangan lewat Integrasi Tanaman Kelapa dengan Padi Gogo

"Dengan hadirnya program Kementerian Pertanian, masalah bibit dan lainnya terselesaikan sehingga petani bisa mempercepat tanam," ujarnya.

Sebelumnya Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Andi Nur Alam Syah mengatakan, program Integrasi Padi Gogo dengan Sawit dan Kelapa merupakan aksi konkret sesuai arahan Mentan Amran. Hal ini untuk menjaga ketahanan pangan akibat dampak perubahan iklim.

Program Tanam Padi Gogo di Lahan Perkebunan atau disebut Kesatria Kelapa Sawit dan Kelapa Tumpang Sari Tanaman Pangan, merupakan kegiatan kolaborasi Ditjenbun bersama Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dengan stakeholder perkebunan, baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar negara dan swasta.

"Program ini sebagai upaya mengoptimalkan lahan perkebunan sawit dan kelapa serta menambah penghasilan bagi pekebun selama masa peremajaan sawit dan kelapa,” ujar Andi.

Baca juga: Kementan: Pasokan Cabai Dijamin Aman Jelang Ramadhan

“Lahan yang dapat ditumpangsarikan dengan padi gogo seluas 540 ribu hektar. Program Kesatria ini diharapkan memberi tambahan produksi 1 juta ton gabah kering panen (GKG)," tuturnya.

Sebagai informasi, pada kegiatan ini juga dilakukan kunjungan ke lahan perkebunan kelapa yang sudah ditanami padi gogo mulai Januari 2024 seluas 2.000 hektar.

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com