KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, dampak perubahan iklim menjadi tanggung jawab bersama.
Untuk itu, Amran meminta jajarannya agar terus bersinergi dengan berbagai pihak terkait demi memitigasi dampak perubahan iklim yang begitu ekstrem, khususnya di sektor pertanian maupun perkebunan.
''Kami mengimbau kepada sahabat petani seluruh Indonesia, jangan melakukan pembakaran pada penyiapan lahan perkebunan,” katanya dalam siaran pers, Senin (18/12/2023).
Dia juga meminta petani mengoptimalkan alat mesin pertanian (alsintan) yang diberikan, penggunaan pupuk organik, dan lainnya untuk menekan kebakaran lahan.
Amran optimistis, produksi pertanian akan bertahan, bahkan meningkat pada 2024 meski menghadapi tantangan perubahan iklim.
Selaras dengan arahan Amran, Kementerian Pertanian ( Kementan) memberikan bantuan benih kopi dan sarana produksi subsektor perkebunan kepada tujuh kelompok tani (KT) di Maluku Tenggara, yakni KT Lefmun, Tani Timun, Lapang Wahan, Wear Ahar, Tani Telengar, Men Tebal, dan Ilun Dareng di Maluku Tenggara, Jumat (15/12).
Baca juga: Lewat Gertap, Kementan Kolaborasikan Pertanian Kopi-Jagung
Bantuan itu diberikan untuk mengatasi situasi dan kondisi ekonomi serta anomali iklim El Nino terhadap keberlanjutan pengembangan komoditas perkebunan.
Bantuan tersebut disalurkan melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun), khususnya Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Ambon.
“Bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan nilai tukar petani sehingga ada harapan bahwa komoditas kopi nantinya mengalami peningkatan produktivitas di masa yang akan datang,” harapnya.
Sebelumnya, sesuai arahan Amran, Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Andi Nur Alam Syah mengimbau pemerintah pusat, pemerintah daerah (pemda), pelaku usaha/mitra perkebunan, asosiasi pekebun, dan pekebun dapat bersinergi dan saling mendukung demi penguatan peningkatan hasil produksi maupun produktivitas.
Dengan demikian, penguatan tersebut dapat menjaga dan menjamin ketersediaan komoditas perkebunan yang berkelanjutan.
Selain itu, penguatan itu diharapkan bersama-sama saling menguatkan dalam menghadapi berbagai tantangan perkebunan ke depannya.
Baca juga: Jaga Ketahanan Pangan, Kementan Percepat Penanaman Padi di Kabupaten Bogor
Selaras dengan arahan mentan dan dirjenbun, Kepala BBPPTP Ambon Anwar Nur menyampaikan, bantuan yang diberikan kepada masyarakat bukan saja sebagai "paket pengiriman".
Lebih dari itu, bantuan tersebut adalah upaya tim tugas di lapangan yang mampu memberikan arahan dan penyuluhan untuk penggunaan alat dan bahan yang diberikan sehingga efisien dan efektif.
Pada gilirannya, nilai tukar petani (NTP) petani Maluku Tenggara akan mengalami peningkatan, terutama dari subsektor perkebunan, yang sudah terbukti menjadi salah satu pendorong ekspor Indonesia dari tahun ke tahun.
Ke depan, petani Maluku Tenggara diharapkan dapat berpartisipasi dalam peningkatan nilai ekspor subsektor perkebunan tersebut.
Seusai menerima bantuan Kementan, Ketua KT Lefmun Yohanis B Mayabubun mensyukuri serta mengapresiasi penuh keberadaan bantuan pemerintah di tengah anomali iklim El Nino.
Pasalnya, fenomena alam itu menyebabkan kekeringan dan memicu kebakaran lahan.
Baca juga: Akselerasi Upsus LTT Padi Nasional 2023, Kementan Ajak Petani Percepat Masa Tanam
Program bantuan lengkap yang terdiri dari benih kopi, pupuk NPK, pupuk organik, serta alat pertanian kecil diharapkan dapat digunakan untuk perluasan tanaman kopi.
Dengan dorongan bantuan tersebut, memungkinkan komoditas kopi di lokasi tersebut mencapai lebih dari 1 ton per hektar (ha) sehingga meningkatkan NTP.
Philips, sebagai generasi muda asal Desa Letfuan, Kecamatan Hoat Sorbay, Kabupaten Maluku Tenggara mengatakan, bantuan itu membuat pekebun optimistis meningkatkan pendapatan mereka.
Ia sendiri mendapatkan bantuan 30.000 Benih Kopi, 1500 Kg NPK, dan 6000 Pupuk Organik,
“Mantri Tani sudah mengembangkan komoditas kopi sejak 1957 ke tempat ini. Peningkatan produktivitas sangat diharapkan mengingat hilirisasi kopi di lokasi ini sangat baik,” katanya.
Baca juga: Bersama BNPT dan Pemda, Kementan Salurkan 50.000 Benih Kopi Arabika di Temanggung
Dia mengatakan, dengan program itu, petani tidak perlu bersaing dengan tengkulak untuk mendapatkan Rp 35.000 per kilogram (kg) biji kopi.
“Kopi di lokasi ini yang disebut Kopi Letfuan memiliki dua cita rasa dari kopi arabika dan robusta,” ujar Philips yang juga tergabung dalam koperasi petani, mitra dari tujuh kelompok tani.
Philips menambahkan, kopi tersebut sudah dipamerkan di beberapa acara nasional dan dibawa serta di kancah internasional secara mandiri oleh peminat kopi Letfuan di Belanda.
Kopi itu memiliki kualitas Grade A sehingga digolongkan kopi premium dengan potensi harga Rp 300.000-400.000 per kg-nya.
Minimnya sarana serta prasarana kopi menjadi faktor utama penurunan produktivitas. Sebab, 1 ha lahan menghasilkan kurang dari 1 ton kopi per tahun.
Untuk itu, besarnya lahan potensial untuk penanaman kopi serta harganya yang menjanjikan menjadi faktor penting dalam pemberian bantuan ini.
Baca juga: Stabilkan Harga Cabai, Kementan Turunkan Tim Pantau Produksi
Untuk kabupaten Maluku Tenggara, Kementan melalui Ditjenbun pada 2023 mengalokasi bantuan benih untuk 30 ha lahan kopi yang telah terealisasi.