KOMPAS.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta jajarannya agar menjaga kestabilan ketahanan pangan dan komoditas strategis lainnya, termasuk perkebunan untuk mengatasi dampak El Nino.
Demi menjaga resiliensi perkebunan nasional, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) terus menyosialisasikan dan mencari solusi jitu guna mengatasi serangan hama dan penyakit pada tanaman perkebunan serta kebakaran lahan.
Solusi tersebut salah satunya dilakukan dengan menguatkan petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT).
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Andi Nur Alam Syah mengatakan, beberapa tantangan harus segera diselesaikan dari perlindungan perkebunan.
Baca juga: Penguatan Program Jadi Kunci Akselerasi Pembangunan Perkebunan Kementan
"Untuk suksesnya program perkebunan, saya sangat mengharapkan dukungan dari seluruh pihak terkait karena perlindungan perkebunan mempunyai peranan yang sangat besar terutama dalam pengawalan atau penyelamatan tanaman dari serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT)," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (27/11/2023).
Sebagai langkah lebih lanjut, Andi meminta jajaran perlindungan perkebunan mengidentifikasi potensi tantangan OPT di wilayah kerjanya dan menyiapkan cara penanganan dengan mengutamakan kegiatan ramah lingkungan.
Menurutnya, dibutuhkan sinergi bersama antara perangkat perlindungan perkebunan yang ada di seluruh provinsi karena mereka mempunyai peranan yang sangat besar terutama dalam menghasilkan bahan pengendali OPT.
Demi mewujudkan hal tersebut, Kementan telah menggelar pertemuan para POPT perkebunan perwakilan dari provinsi seluruh Indonesia untuk meningkatkan kapabilitas sesuai dengan tugas dan fungsi pokoknya.
Sementara itu, Sekretaris Ditjenbun Kementan Heru Tri Widarto mengatakan, kerja sama dan kolaborasi diperlukan untuk mengatasi serangan OPT.
“Direktorat ini harus terus kerja sama dan kolaborasi dengan instansi daerah, lembaga lainnya untuk mengatasi serangan OPT dan pencegahan kebakaran lahan serta kebun agar dibentuk apel siaga bersama Brigade Proteksi Tanaman dan Brigade Kebakaran," ujarnya pada acara pembukaan pertemuan Penguatan POPT di Jakarta, Minggu (26/11/2023).
Baca juga: Peluang Ekspor Kopi Tinggi, Kementan Ajak Petugas dan Petani Update Informasi Penanganan OPT
Lebih lanjut, Heru mengatakan juga diperlukan identifikasi kawasan yang terserang OPT dan solusi penanggulangan bagi perkebunan yang terkena dampak kebakaran.
Ia menegaskan agar serangan oryctes atau serangga di beberapa provinsi segera diatasi dengan baik. Salah satunya, dengan menggandeng stakeholder swasta dan perusahaan untuk membantu mengadakan pelatihan.
"Pastikan sarana dan prasarana (sarpras) yang ada di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) dan secara rutin agar dilaporkan. Serangan gugur daun karet juga sangat krusial merangkul perguruan tinggi untuk meneliti sehingga dapat diantisipasi dan tepat pengendaliannya,” jelas Heru.
Sebagai dukungan, Heru mengatakan, pihaknya siap memberikan bantuan demi menjaga resiliensi perkebunan.
Baca juga: Kasus Perbudakan di Perkebunan Sawit Kalbar Terbongkar, 32 Pekerja Minta Dievakuasi
Apalagi, ditjenbun sebagai benteng pertahanan perkebunan harus sering melakukan pertemuan yang melibatkan POPT.
“Saya apresiasi Direktorat Perlindungan Perkebunan berkesempatan mengadakan pertemuan petugas POPT se-Indonesia raya ini,” imbuh Heru.
Menurut Direktur Perlindungan Perkebunan Kementan Hendratmojo Bagus Hudoro, sangat penting meningkatkan fungsi serta peran dari POPT perkebunan.
Pasalnya, kata dia, POPT merupakan ujung tombak dari perkebunan. Bagus yakin peran POPT bisa dimaksimalkan dengan anggota saat ini berjumlah 314 orang dari berbagai kabupaten di seluruh Indonesia dengan berbagai tantangan serangan OPT pada tanaman perkebunan masing-masing.
Baca juga: 8 Tanaman Pendamping Terbaik untuk Selada, Jauhi Hama dan Penyakit
"Diharapkan ke depannya petugas POPT lebih meningkatkan kinerja dan semakin tanggap dalam mencegah serta memberikan solutif pada tanaman perkebunan yang terkena serangan OPT," tutur Bagus.
Dengan begitu, lanjut dia, kualitas mutu dan hasil perkebunan dapat terus terjaga, bernilai tambah, dan berdaya saing.