Tingkatkan Kapabilitas, Kementan Perkuat POPT Perkebunan Se-Indonesia

Kompas.com - 27/11/2023, 18:26 WIB
Dwinh,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta jajarannya agar menjaga kestabilan ketahanan pangan dan komoditas strategis lainnya, termasuk perkebunan untuk mengatasi dampak El Nino.

Demi menjaga resiliensi perkebunan nasional, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) terus menyosialisasikan dan mencari solusi jitu guna mengatasi serangan hama dan penyakit pada tanaman perkebunan serta kebakaran lahan.

Solusi tersebut salah satunya dilakukan dengan menguatkan petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT).

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Andi Nur Alam Syah mengatakan, beberapa tantangan harus segera diselesaikan dari perlindungan perkebunan.

Baca juga: Penguatan Program Jadi Kunci Akselerasi Pembangunan Perkebunan Kementan

"Untuk suksesnya program perkebunan, saya sangat mengharapkan dukungan dari seluruh pihak terkait karena perlindungan perkebunan mempunyai peranan yang sangat besar terutama dalam pengawalan atau penyelamatan tanaman dari serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT)," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (27/11/2023).

Sebagai langkah lebih lanjut, Andi meminta jajaran perlindungan perkebunan mengidentifikasi potensi tantangan OPT di wilayah kerjanya dan menyiapkan cara penanganan dengan mengutamakan kegiatan ramah lingkungan.

Menurutnya, dibutuhkan sinergi bersama antara perangkat perlindungan perkebunan yang ada di seluruh provinsi karena mereka mempunyai peranan yang sangat besar terutama dalam menghasilkan bahan pengendali OPT.

Baca juga: Jaga Produktivitas Perkebunan, Kementan Optimalkan Penanganan OPT lewat Pelatihan dan Edukasi via YouTube

Demi mewujudkan hal tersebut, Kementan telah menggelar pertemuan para POPT perkebunan perwakilan dari provinsi seluruh Indonesia untuk meningkatkan kapabilitas sesuai dengan tugas dan fungsi pokoknya.

Diperlukan kolaborasi

Sementara itu, Sekretaris Ditjenbun Kementan Heru Tri Widarto mengatakan, kerja sama dan kolaborasi diperlukan untuk mengatasi serangan OPT.

“Direktorat ini harus terus kerja sama dan kolaborasi dengan instansi daerah, lembaga lainnya untuk mengatasi serangan OPT dan pencegahan kebakaran lahan serta kebun agar dibentuk apel siaga bersama Brigade Proteksi Tanaman dan Brigade Kebakaran," ujarnya pada acara pembukaan pertemuan Penguatan POPT di Jakarta, Minggu (26/11/2023).

Baca juga: Peluang Ekspor Kopi Tinggi, Kementan Ajak Petugas dan Petani Update Informasi Penanganan OPT

Lebih lanjut, Heru mengatakan juga diperlukan identifikasi kawasan yang terserang OPT dan solusi penanggulangan bagi perkebunan yang terkena dampak kebakaran.

Ia menegaskan agar serangan oryctes atau serangga di beberapa provinsi segera diatasi dengan baik. Salah satunya, dengan menggandeng stakeholder swasta dan perusahaan untuk membantu mengadakan pelatihan.

"Pastikan sarana dan prasarana (sarpras) yang ada di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) dan secara rutin agar dilaporkan. Serangan gugur daun karet juga sangat krusial merangkul perguruan tinggi untuk meneliti sehingga dapat diantisipasi dan tepat pengendaliannya,” jelas Heru.

Sebagai dukungan, Heru mengatakan, pihaknya siap memberikan bantuan demi menjaga resiliensi perkebunan.

Baca juga: Kasus Perbudakan di Perkebunan Sawit Kalbar Terbongkar, 32 Pekerja Minta Dievakuasi

Apalagi, ditjenbun sebagai benteng pertahanan perkebunan harus sering melakukan pertemuan yang melibatkan POPT.

“Saya apresiasi Direktorat Perlindungan Perkebunan berkesempatan mengadakan pertemuan petugas POPT se-Indonesia raya ini,” imbuh Heru.

Menurut Direktur Perlindungan Perkebunan Kementan Hendratmojo Bagus Hudoro, sangat penting meningkatkan fungsi serta peran dari POPT perkebunan.

Pasalnya, kata dia, POPT merupakan ujung tombak dari perkebunan. Bagus yakin peran POPT bisa dimaksimalkan dengan anggota saat ini berjumlah 314 orang dari berbagai kabupaten di seluruh Indonesia dengan berbagai tantangan serangan OPT pada tanaman perkebunan masing-masing.

Baca juga: 8 Tanaman Pendamping Terbaik untuk Selada, Jauhi Hama dan Penyakit

"Diharapkan ke depannya petugas POPT lebih meningkatkan kinerja dan semakin tanggap dalam mencegah serta memberikan solutif pada tanaman perkebunan yang terkena serangan OPT," tutur Bagus.

Dengan begitu, lanjut dia, kualitas mutu dan hasil perkebunan dapat terus terjaga, bernilai tambah, dan berdaya saing.

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com