KOMPAS.com- Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Tauhid mengajak para ekonom dan akademisi untuk membangun sektor pertanian Indonesia sebagai upaya memperkuat perekonomian nasional.
Tauhid mengatakan, langkah tersebut perlu dilakukan mengingat laju pertumbuhan ekonomi yang hanya tumbuh 4,94 persen pada 2023.
"Ini merupakan signal dan tantangan bagi kira. Untuk memperbaiki ekonomi, dibutuhkan beragam terobosan, bukan hanya dari sisi fiskal, melainkan sisi moneter, agar kualitas perekonomian dan kesejahteraan petani semakin meningkat," kata Tauhid dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (10/11/2023).
Tauhid menjelaskan, di tengah kondisi El Nino, Indonesia perlu waspada terkait situasi domestik. Menurutnya, cuaca panas ekstrem ini telah mempengaruhi kehidupan masyarakat terutama pada ketahanan pangan.
"Diperlukan kerja sama yang kuat dari seluruh stakeholder baik masyarakat, pemerintah, dunia usaha, media bahkan kalangan akademisi untuk menormalisasi perekonomian. Oleh karena itu, aksi-aksi nyata diperlukan dalam proses perbaikan dengan melihat tantangan dan peluang yang terjadi," katanya.
Baca juga: Kementan Dorong Akses Permodalan Petani untuk Majukan Konsep UMKM Hijau
Senada dengan Tauhid, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengajak para akademisi untuk terlibat langsung pada program akselerasi percepatan produksi padi dan jagung di lahan rawa yang tersebar di seluruh Indonesia.
Amran mengatakan, saat ini ada lebih dari 10 juta hektar lahan rawa yang berpotensi menambah daya saing produksi nasional. Beberapa di antaranya sudah menghasilkan produktivitas sebanyak 5 ton per hektar (ha).
"Ke depannya, kami akan meningkatkan produktivitas lahan rawa menjadi 7 ton per ha. Indeks pertanaman (IP) yang awalnya 1 akan kami naikan menjadi 2 atau 3. Semuanya perlu kolaborasi dan kerja keras untuk memaksimalkan lahan rawa yang ada. Karena itu saya mengajak para akademisi, para pakar ekonomi, dan semua pihak agar terlibat dalam akselerasi ini," katanya.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, kontribusi ekonomi sektor pertanian pada triwulan III-2023 mengalami pertumbuhan positif sebesar 13,57 persen. Dengan angka itu, pertanian berada di posisi kedua setelah industri pengolahan yang tumbuh 18,75 persen.
Oleh karena itu, tren positif ini berhasil memberi kontribusi hingga 65,32 persen pada pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada triwulan III-2023.
Baca juga: Jelang Musim Hujan, Kementan Minta Petani Optimalkan Masa Tanam Padi
"Semua sektor melanjutkan tren pertumbuhan yang positif sehingga memberikan kontribusi sebesar 65,32 persen terhadap PDB triwulan III-2023," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti.
Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri menegaskan bahwa sektor pertanian secara konsisten terus memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional.
Kementan akan terus mengawal transformasi dari pertanian tradisional ke modern. Tranformasi ini dinilai mampu meningkatkan produksi yang turut berdampak kepada pertumbuhan ekonomi.
"Kementan terus berupaya meningkatkan produksi untuk menumbuhkan ekonomi. Kami terus mengintervensi teknologi mekanisasi, kemudian menyiapkan benih unggul, pupuk dan juga sarana prasarana lainnya demi bisa meningkatkan produktivitas pertanian kita," jelasnya.
Baca juga: Alsintan Masih Dibutuhkan Petani, Kementan Akan Evaluasi Kontrak