KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan produksi beras sebanyak 35 juta ton pada musim panen yang akan datang. Salah satu yang diandalkan untuk mencapai target tersebut adalah kelancaran irigasi pertanian dan memastikan seluruh lahan sawah mendapat pasokan air.
Pelaksana Tugas (Plt.) Menteri Pertanian (Mentan) Arief Prasetyo Adi mengatakan, sejatinya setiap daerah memiliki tanggung jawab yang sama dalam menghadirkan kecukupan beras.
Karena itu, ia berjanji Kementan akan memastikan irigasi lancar, sehingga Indonesia memiliki pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri.
"Kementan akan memberikan reward untuk saudara-saudara kita dinas pertanian di seluruh Indonesia yang mampu memproduksi beras cukup banyak. Dan tentu saja dengan fasilitas bantuan irigasi yang bagus agar proses tanam tidak terkendala," ujar Plt. Mentan Arief, Rabu (18/10/2023).
Untuk mendukung pencapaian target tersebut, Arief meminta Direktorat Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) untuk saling bersinergi dengan unit pemerintah daerah atau instansi lain dalam menyediakan irigasi, ketersediaan pupuk, mengoptimalkan lahan-lahan tidur yang digarap secara maksimal dan lainnya.
Baca juga: Plt Mentan: 140 Importir Telah Kantongi Izin Impor Bawang Putih
"Manfaatkan lahan tidur dan segera tingkatkan indeks pertanaman (IP) supaya lebih tinggi lagi," katanya.
Direktur Jenderal (Dirjen) PSP Kementan Ali Jamil menjelaskan, upaya yang dilakukan pihaknya di antaranya dengan pengembangan sumber air alternatif dan pengembangan irigasi hemat air atau efisiensi penggunaan air irigasi.
“Kita harus meningkatkan dan mempertahankan ketersediaan air di tingkat usaha tani sebagai suplesi air irigasi untuk komoditas tanaman pangan, hortikultura dan peternakan," kata Ali.
"Salah satu caranya menampung atau meningkatkan muka air dan mengoptimalkan pemanfaatan air yang sumber airnya berasal dari mata air, curah hujan/run off, sungai dan atau sumber air lainnya yang berfungsi untuk suplesi air irigasi," jelas Ali.
Selain itu, pihaknya juga akan meningkatkan fungsi jaringan irigasi pada irigasi tersier melalui kegiatan rehabilitasi dan peningkatan fungsi saluran, membangun sarana bangunan penangkap air serta meningkatkan kualitas kelembagaan petani pemakai air.
"Program irigasi pertanian ini sebagai upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim sekaligus mengurangi dampak kekeringan dan kebanjiran di sektor pertanian meningkatkan ketersediaan air irigasi," paparnya.
Baca juga: Plt Mentan Minta Peran Penyuluh di 10 Provinsi Diperkuat, Ini Sebabnya
Dijelaskan Ali, program irigasi pertanian ini sebagai upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Pada 2023 Kementan telah mengalokasikan embung 500 unit untuk 10.000 hiktar (ha), perpompaan 629 unit untuk 12.580 ha, dan perpipaan 250 unit untuk 5.000 ha
"Sementara itu, untuk rehabilitas jaringan irigasi tertier tahun anggaran 2023 dialokasikan 1.713 unit untuk mengairi 85.650 ha, dengan semangat partisipatif dan gotong royong kegiatan ini dikerjakan oleh kelompok tani sehingga meningkatkan rasa memiliki terhadap sarana yang dibangun ini," ujar Ali Jamil.