Sukses pada Sektor Peternakan, Kementan Raih Tiga Penghargaan Internasional

Kompas.com - 23/09/2023, 15:17 WIB
Aningtias Jatmika,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kementerian Pertanian (Kementan) menerima tiga penghargaan internasional. Rinciannya dua penghargaan dari Badan Pangan Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO) dan satu penghargaan dari Badan Kesehatan Hewan Dunia atau World Organisation for Animal Health (WOAH).

Terkait dua penghargaan dari FAO, Kementan mendapatkan itu pada puncak peringatan Bulan Bhakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Ke-187 di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (22/9/2023).

Penghargaan pertama diberikan atas kontribusi serta upaya Kementan dalam konservasi dan pengembangan Plasma Nutfah Sapi Bali pada periode 2010-2022.

Adapun penghargaan kedua diberikan atas capaian kinerja Kementan dalam pengendalian Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) di Indonesia selama lebih dari satu dekade.

Sementara itu, terkait penghargaan dari WOAH, Kementan mendapatkannya karena dinilai sukses  mengendalikan penularan penyakit mulut dan kuku (PMK).

Baca juga: Tingkatkan Kesejahteraan Petani, Hilirisasi Pertanian oleh BSIP Didukung Komisi IV

Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor Leste Rajendra Aryal mengatakan, Indonesia telah memberikan hasil serta kemajuan luar biasa dalam memperkuat sektor kesehatan hewan dan sistem pangan Indonesia.

“Kami berterima kasih kepada Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang telah menunjukkan kepemimpinan luar biasa,” ujar Rajendra dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (23/9/2023)

Rajendra melanjutkan, keberhasilan pengembangan peternakan yang dilakukan Kementan telah membawa sapi Bali menjadi primadona ternak potong di Tanah Air. Begitupun dalam pengendalian penyakit flu burung.

“Indonesia berhasil mendemonstrasikan good practices. Dengan praktik itu, Indonesia memiliki peran besar di kancah global. Praktik yang dijalankan Indonesia perlu dikenalkan secara global,” ucap Rajendra.

Pada kesempatan itu, dia juga menyoroti keberhasilan Indonesia dalam pengendalian penyebaran PMK. Menurutnya, pengendalian PMK tidak mudah. Rajendra bahkan mengibaratkan PMK seperti halnya Covid-19 pada manusia.

Sementara itu, Mentan SYL menyebutkan bahwa keberhasilan Indonesia dalam bidang peternakan tak lepas dari peran berbagai pihak, mulai dari petani dan peternak, petugas, akademisi, hingga pemangku kepentingan lintas sektoral.

Baca juga: Bantu Regenerasi Petani Kopi, CEO Garut Indonesian Coffee Gelar Sekolah Acarya

Lebih lanjut, Mentan SYL mengatakan bahwa dunia, termasuk Indonesia, tengah dihadapkan pada ancaman El Nino dan perubahan iklim yang berdampak pada ketahanan pangan.

“Untuk itu, diperlukan program-program terobosan yang harus dilakukan oleh masyarakat global, termasuk Indonesia,” tegas SYL.

Guna mengantisipasi hal tersebut, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Nasrullah menilai bahwa Indonesia harus menerapkan sistem pertanian terintegrasi dari hulu-hilir, melalui sinergi dengan berbagai pelaku usaha.

Kementan sendiri telah menyusun sejumlah strategi dalam menghadapi krisis pangan dunia.

Pertama, strategi peningkatan kapasitas produksi pangan untuk komoditas daging sapi, kerbau, ayam ras, ayam buras, dan babi.

Kedua, strategi pengembangan pangan substitusi impor, yakni mengganti daging sapi dengan daging domba, kambing, atau itik. Ketiga, strategi peningkatan ekspor, seperti sarang burung walet, ayam, dan telur.

“Kami memberikan perhatian serius pada program peningkatan pangan asal ternak untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia dan dunia,“ imbuh Nasrullah

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com