KOMPAS.com - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi mendorong inovasi dan hilirisasi komoditas kelapa sebagai kekuatan ekonomi bagi masyarakat di Pulau Kijang, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau.
Adapun jenis kelapa yang dihasilkan di Pulau Kijang adalah "kelapa dalam". Menurutnya, komoditas "kelapa dalam" memiliki potensi pasar yang cukup luas baik lokal maupun ekspor.
Untuk diketahui, komoditas kelapa memiliki banyak produk turunan, seperti kerajinan batok kelapa, arang briket dan produk makanan olahan lain yang memiliki nilai jual tinggi. Meski demikian, harga kelapa saat ini cendrung turun meskipun masih dalam batas wajar.
"Kalau masalah harga ini kan fluktuatif, artinya bisa disebabkan juga oleh pergerakan harga internasional," kata Wamentan Harvick saat berdialog dengan sejumlah masyarakat Pulau Kijang, Kamis, (24/8/2023).
"Tapi kita bisa melakukan kiat-kiat efisiensi soal tanam atau meningkatkan produksi dan hilirisasi agar lebih sustainable sehingga produk-produk kelapa ini bukan hanya sekadar di hulu saja, tetapi bisa kita jadikan produk hilir," ujar Wamentan Harvick dalam siaran persnya, Kamis.
Baca juga: Respons Permintaan Jokowi, Kementan Kembangkan Komoditas Kelapa dan Sagu
Wamentan mengatakan inovasi dan hilirisasi komoditas kelapa harus dilakukan secara cepat agar masyarakat memiliki penghasilan yang meningkat.
Apalagi, kata dia, produk hilir juga dapat membuka peluang besar terhadap masuknya kelapa lokal menuju ekspor.
"Saya berharap agar masyarakat Indragiri Hilir melakukan berbagai inovasi dan hilirisasi dari komoditas kelapa. Hal ini penting dilakukan agar dapat memberikan nilai tambah bagi para petani maupun masyarakat setempat," katanya.
Pada kesempatan itu, Bupati Indragiri Hilir, Wardan menyampaikan bahwa komoditas kelapa merupakan tulang punggung ekonomi bagi mayoritas masyarakat di daerahnya.
Untuk itu, dia berharap pemerintah pusat dapat terus memberikan pendampingan dan bantuan kemudahan dalam mengembangkan perkebunan kelapa secara luas.
"Kami berharap ada perbaikan sarana dan prasarana infrastruktur khususnya dalam menunjang mobilisasi hasil perkebunan termasuk peremajaan perkebunan. Selain itu ke depan bisa melakukan pengembangan sentra produksi turunan kelapa berbasis masyarakat," jelasnya.