KOMPAS.com - Kementerian Pertanian ( Kementan) melakukan pengawalan dampak El Nino di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan (Sulsel). Semua upaya dikerahkan, termasuk pemompaan untuk menyelamatkan 250 hektar (ha) lahan sawah yang terancam gagal panen.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, sumber air di lahan pertanian sudah dibangun pemerintah, seperti embung, dam parit, dan irigasi pipa/pompa.
Ia menjelaskan, sumber air tersebut dibangun memang untuk mengantisipasi kekeringan. Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) melakukan sejumlah langkah mitigasi lewat pompa atau pipa yang dipasang.
“Pompanisasi dan pipanisasi menurut saya adalah program yang sangat efektif karena bisa menanam dengan hasil tiga kali lipat. Sistem ini juga sangat efisien menghemat anggaran negara. Petani juga bisa lebih tenang dalam bercocok tanam,” kata SYL, Kamis (24/8/2023).
Baca juga: Tingkatkan Produktivitas Pertanian, Kementan Lakukan Normalisasi Irigasi di Kabupaten Bekasi
Selain itu, sebut dia, petani bisa menggunakan akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian sebagai permodalan utama dalam meningkatkan produktivitas budi daya.
Menurutnya, petani bisa memperbaiki lahan kering dengan membeli alat dan mesin pertanian (alsintan) maupun mesin pencacah untuk panen.
“Kita harus memperkokoh kekuatan sumber daya manusia (SDM) kita melalui KUR. Kemudian memperkokoh produksi kita dengan benih unggul dan pengembangan pupuk organik,” ujar SYL.
Direktur Jenderal (Dirjen) PSP Kementerian Pertanian (Kementan) Ali Jamil menjelaskan, Kementan telah melaksanakan banyak program pengembangan bangunan konservasi air, seperti embung, serta irigasi pompa/pipa.
Baca juga: 3 Strategi Kementan Genjot Produksi dan Ekspor Produk Hortikultura
"Di sini ada saluran irigasi Lajaroko mengairi sawah seluas 912 ha. Kondisi saat ini air sangat berkurang sehingga air di saluran tidak dapat menjangkau lahan sawah sekitar 250 ha, sehingga luas tanaman padi ini terancam gagal panen," ungkap Ali Jamil.
Selain itu, lanjutnya, pihaknya akan memprioritaskan dan mengawal pemanfaatan sumber-sumber air sebagai suplesi di lahan sawah yang terdampak kekeringan.
“Kami segera mengindetifikasi sumber air alternatif yang masih tersedia dan dapat dimanfaatkan melalui perpompaan dan irigasi air tanah dangkal,” tegasnya.
Tidak hanya itu saja, Kementan juga mengingatkan Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Soppeng untuk memanfaatkan alsintan dalam memitigasi dampak kekeringan.
Baca juga: Kementan Perketat Pengawasan Sapi Impor Australia
“Kita minta, manfaatkan semua pompa air yang tersedia di daerah dan kerahkan brigade Alsintan untuk membantu petani dalam mengamankan standing crop dan memitigasi kekeringan,” ujar Ali Jamil.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Soppeng Fajar mengatakan, pihaknya mengumpulkan pompa air dari petani dan juga dari Brigade Alsintan.
"Sekitar 20 unit dikerahkan untuk penyelamatan lahan seluas 250 ha sampai panen kira-kira 2-3 minggu lagi baru panen. Pompa air ini dikerahkan dan memaksimalkan sisa air yang masih ada di saluran agar dapat menjangkau lahan sawah yang berada di atasnya," ujar Fajar.
Di samping itu, sebut dia, Dinas Pertanian juga mengoptimalkan sumber air dari sumur tanah dangkal yang ada di sekitar lahan yang terancam gagal panen.
Baca juga: Atasi Kekeringan di Indramayu, Ditjen PSP Kementan Siap Bantu Pompanisasi dan Pipanisasi
"Alhamdulillah dengan upaya pompanisasi yang dilakukan sampai dua minggu kedepan diperkirakan air masih cukup mengairi sawah 250 ha bisa terselamatkan," pungkasnya.