Pertanian Jadi Bantalan Ekonomi RI, Wapres Ma’ruf: Pertanian Cukupi Supply Beras Sepanjang Krisis

Kompas.com - 14/08/2023, 16:14 WIB
Dwinh,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) Ma’ruf Amin menyebut sektor pertanian Republik Indonesia (RI) selama dua tahun terakhir mengalami pertumbuhan positif. Akibatnya sektor ini mampu menjadi bantalan ekonomi di tengah kompleksitas pandemi Covid-19, dampak perubahan iklim ekstrem, dan ketegangan geopolitik dunia.

"Ketangguhan sektor pertanian semakin diuji dengan adanya ancaman krisis El Nino, sektor pertanian mampu mencukupi supply beras sepanjang krisis tersebut," ujarnya dalam acara Penyerahan Penghargaan Adhikarya Pembangunan Pertanian 2023 di Istana Wapres, Jakarta, Senin (14/8/2023).

Di tengah berbagai tantangan dan hambatan, sektor pertanian Indonesia telah menunjukkan kinerja positif.

Pada 2022, produk domestik bruto (PDB) sektor pertanian tumbuh sebesar 2,33 persen year on year (y-on-y). Pertumbuhan PDB sektor pertanian hingga triwulan II-2023 tumbuh 14,28 persen quarter-to-quarter (q-to-q).

Baca juga: Surplus APBN Berlanjut pada Juli 2023, Nilainya Rp 153,5 Triliun

Selain itu, Indonesia juga mengalami surplus dalam perdagangan produk pertanian. Pada 2022, surplus perdagangan produk pertanian mencapai Rp 275,15 triliun.

Selama periode Januari-Juni 2023, ekspor produk pertanian mencapai Rp 258,46 triliun dan mengalami surplus sebesar Rp 74,35 triliun.

"Kita bersyukur indeks nilai tukar petani (NTP) meningkat sebagai cerminan kesejahteraan petani. Alhamdulillah, masalah pangan selama ini bisa diatasi dan harga pangan relatif terjaga," kata Ma’ruf dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin.

Hal tersebut, lanjut dia, ditunjukkan dengan penurunan inflasi di Indonesia. Inflasi juga masih berada pada batas terkendali karena keberhasilan seluruh pihak dalam menjaga pasokan.

Baca juga: Air Bersih Berkurang Imbas Kali Bekasi Tercemar, Saluran Irigasi Dinormalisasi untuk Tambah Pasokan

Meski demikian, Ma’ruf meminta Kementerian Pertanian (Kementan) meningkatkan kembali kinerja pertanian guna menopang kemungkinan adanya krisis pangan global.

Artinya, kata dia, capaian sektor pertanian Indonesia harus berada pada level sebelum masa pandemi Covid-19.

"Capaian kita belum kembali ke situasi normal, karena itu kita masih dituntut untuk bekerja lebih keras lagi setelah melibatkan lebih banyak pemangku kepentingan. Saya menyambut baik inisiatif Kementan untuk pemberian Adhikarya Pembangunan Pertanian sebagai penghargaan atas dedikasi dan kerja keras berbagai pihak," ucap Ma’ruf.

Wujud apresiasi dan terima kasih

Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, penyerahan penghargaan Adhikarya merupakan wujud apresiasi dan terima kasih kepada para pihak yang selama ini sudah membuktikan diri bekerja keras untuk menyukseskan pembangunan pertanian di Indonesia.

Baca juga: Wapres: Ketangguhan Sektor Pertanian Diuji oleh El Nino

"Dengan penghargaan ini diharapkan kita semakin termotivasi dalam pelaksanaan pembangunan sektor pertanian. Ini juga adalah sebuah wujud kepedulian kita kepada kepentingan bangsa dan negara, termasuk dua menteri yang hadir yang telah berkontribusi melampaui tugas fungsi dan peranan mereka," imbuhnya.

Penghargaan Adhikarya Utama diberikan kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menteri PUPR) Basuki Hadimuljono beserta Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Abdullah Azwar Anas.

Kedua menteri tersebut dinilai telah terlibat langsung bersama sejumlah kepala daerah yang terdiri dari 10 gubernur dan 12 bupati dalam gerakan nasional (gernas) penanganan dampak El Nino untuk tambah tanam padi pada Agustus 2023 sampai September 2023 seluas 500.000 hektar (ha).

Baca juga: Pengusaha Pesimistis Gerakan Kejar Tanam Padi Penuhi Stok Beras Saat El Nino

Adapun 10 gubernur penerima Adhikarya Nararya adalah Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Gubernur Lampung, Penjabat (Pj) Gubernur Banten, Gubernur Jawa Barat (Jabar), Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Gubernur Jawa Timur (Jatim), Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel).

Sementara itu, pemberian penghargaan Adhikarya Pratama diberikan kepada 12 kabupaten sentra penghasilan beras yang telah memberikan dukungan maksimal dalam penyediaan pangan nasional,

Adapun 12 bupati penerima penghargaan tersebut, yaitu Bupati Deli Serdang, Bupati Banyuasin, Bupati Indramayu, Bupati Grobogan, Bupati Lamongan, Bupati Bone, Bupati Lampung Tengah, Bupati Pandeglang, Pj Bupati Barito Kuala, Bupati Lombok Tengah, Bupati Klaten, dan Bupati Gowa.

 

 

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com