KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengajak para petani di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara (Sumut), untuk memanfaatkan kredit usaha rakyat (KUR) dan memaksimalkan penggunaan alat dan mesin pertanian ( alsintan). Hal ini dapat dilakukan petani sebagai upaya meningkatkan produktivitas.
Hal itu ia sampaikan usai menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Menghadapi Dampak El Nino bersama Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Sabtu (5/8/2023).
Meski begitu, SYL mengingatkan pemanfaatkan KUR hanya untuk modal kerja. Dengan begitu, para pertani bisa terus berdaya dan tidak bergantung pada bantuan alsintan pemerintah. Apalagi, jika rusak, alat tersebut otomatis tidak lagi digunakan.
“Rusak sedikit pasti tergeletak begitu saja alias mangkrak,” ujarnya dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Sabtu.
Baca juga: Antisipasi El Nino, Mentan SYL Ajak Pemda dan Petani Sumut Tingkatkan Indeks Pertanaman
Ia melanjutkan, KUR dapat digunakan sebagai akses permodalan untuk membeli alsinta, yang dapat mempercepat proses tanam dan panen.
Para petani pun tidak perlu khawatir. Sebab, dari satu hektar lahan padi, mereka bisa memanen hingga delapan ton dan menghasilkan Rp 30 juta.
“Jadi, biarkan nanti mesin itu (alsintan) yang akan membayar cicilannya,” ujar SYL dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Sabtu.
Ia juga menekankan bahwa el nino bukan alasan bagi petani untuk tidak melakukan tanam. Pasalnya, masih ada sistem irigasi tersedia yang bisa mereka manfaatkan untuk mengairi sawah. Selain itu, mengingat pertanian adalah sektor yang harusnya sustainable.
Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Ali Jamil menambahkan bahwa sumber dana KUR pertanian yang dialokasikan mencapai Rp 100 triliun untuk paket percepatan dan pertanaman.
Baca juga: Program Taxi Alsintan Berikan Dampak Positif bagi Petani di Sumsel
Selain itu, kata Ali, alsintan tidak hanya bisa untuk mengolah lahan, tetapi juga menjadi peluang bisnis berupa taksi alsintan.
“Jadi alat yang dibeli benar-benar maksimal kegunaannya dan menghasilkan untuk membayar cicilan,” katanya.
Ali berharap, ke depan, petani dan pekebun tidak lagi bergantung pada bantuan pemerintah, termasuk dalam pengadaan pupuk dan alsintan. Mereka harus bisa lebih mandiri dan mengoptimalkan sumber yang ada.
Ali juga mengungkapkan bahwa anggaran pertanian kian menurun. Meski begitu, level mekanisasi harus terus naik. Salah satu programnya adalah Taksi Alsintan dengan memanfaatkan dana kredit.
“Usaha pelayanan jasa alsintan (UPJA) dan fasilitasi taksi alsintan juga perlu diperkuat agar alsintan makin banyak di lapangan dan dioptimalkan penggunaannya oleh petani,” ucapnya.