KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) meresmikan Nurseri Modern Tanaman Perkebunan di Gekbrong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar) untuk mendukung pengembangan kawasan perkebunan nasional.
Peresmian nurseri tersebut merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) pada September 2020. Jokowi meminta SYL untuk membangun pusat pembenihan, khususnya komoditas kelapa, jambu mete, dan kopi.
"Saya bangga dengan hadirnya nurseri modern ini, karena dilengkapi dengan sarana dan prasarana (sarpras) yang modern,” ujar SYL dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (20/7/2023).
Salah satu sarpras modern itu adalah mengaplikasikan teknologi internet of things (IoT) sebagai pengendali otomatis dalam penyiraman dan mengontrol suhu udara di sekitar nurseri.
Baca juga: Suhu Udara di Kota Semarang Menjadi Panas, Ini 5 Tips agar Terhindar dari Heatstroke
Dengan teknologi tersebut, SYL berharap sumber daya yang tersedia bisa dikelola secara efisien dan efektif.
Dalam kesempatan tersebut, ia mengapresiasi Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Andi Nur Alam Syah beserta seluruh jajaran Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, dan stakeholder terkait yang telah menjaga komitmen dan berkolaborasi hingga berhasil membangun pusat pembenihan tanaman perkebunan.
"Nurseri modern ini akan mendorong pertumbuhan wilayah agribisnis. Benih itu penentu keberhasilan pengembangan budi daya tanaman perkebunan,” ucap SYL.
Dari beberapa hasil penelitian, lanjut dia, penggunaan benih unggul akan memengaruhi 60 persen produksi dan produktivitas tanaman.
Baca juga: Ikuti Saran Ganjar Pakai Pupuk Organik, Produktivitas Petani Bawang di Brebes Meningkat 30 Persen
Oleh karena itu, pemilihan dan penggunaan benih harus dilakukan dengan baik. Sebab, metode yang salah akan mengakibatkan masalah jangka panjang dan menyia-nyiakan sumber daya alam (SDA), waktu, tenaga, serta biaya.
SYL berharap, kehadiran nurseri modern akan semakin memperkuat pihaknya dalam berkontribusi bagi Indonesia khususnya mewujudkan kemandirian benih nasional.
Lebih lanjut, ia mengatakan, komoditas strategis pertanian merupakan produk yang bernilai ekonomi tinggi untuk menjaga ketahanan pangan (stabilitas harga) agar tidak terjadi inflasi.
Kopi sebagai salah satu komoditas unggulan perkebunan memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan secara nasional.
Baca juga: 6 Tanda yang Dirasakan Tubuh Saat Kecanduan Minum Kopi
Perlu diketahui, Indonesia menempati posisi terbesar kedua dunia sebagai negara penanam kopi dan menjadi terbesar keempat dunia dalam jumlah produksi kopi.
Dari capaian tersebut membuktikan bahwa subsektor perkebunan sangat berperan dalam perekonomian nasional.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perkebunan menjadi penyumbang terbesar ketiga dalam pendapatan dan devisa negara dengan ekspor 2021 sebanyak 387.264 ton atau senilai 858.558 juta dollar AS.
Sebesar 96,6 persen perkebunan kopi didominasi oleh perkebunan rakyat yang juga mampu memberi input bagi industri kopi untuk menghasilkan devisa bagi negara.
Pada kesempatan yang sama, Dirjenbun Andi Nur Alam Syah mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui pihaknya terus berupaya mengembangkan komoditas kopi di wilayah sentra-sentra pengembangan kopi melalui alokasi anggaran dan kegiatan yang ditujukan untuk peningkatan produksi dan produktivitas.
Baca juga: Menyelisik Cara Bupati Bandung Meningkatkan Produktivitas Warga Usia Produktif
Pengembangan tersebut, kata dia, dilakukan Ditjenbun melalui program perluasan, peremajaan, dan intensifikasi kopi.
Andi Nur berharap, hadirnya nurseri modern tanaman perkebunan dapat menjadi sentra perbenihan kopi untuk Jawa, Sumatera, dan sekitarnya, agar distribusi benih menjadi lebih efektif dan efisien, serta kualitas benih tetap terjaga.
“Kami mengharapkan kolaborasi yang baik dari semua pihak dalam mendorong peningkatan produksi dan produktivitas demi mewujudkan pertanian termasuk perkebunan yang maju, mandiri, dan modern," imbuh Andi.