Mentan SYL Resmikan Nurseri Modern Tanaman Perkebunan di Cianjur

Kompas.com - 20/07/2023, 15:44 WIB
Dwinh,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) meresmikan Nurseri Modern Tanaman Perkebunan di Gekbrong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar) untuk mendukung pengembangan kawasan perkebunan nasional.

Peresmian nurseri tersebut merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) pada September 2020. Jokowi meminta SYL untuk membangun pusat pembenihan, khususnya komoditas kelapa, jambu mete, dan kopi.

"Saya bangga dengan hadirnya nurseri modern ini, karena dilengkapi dengan sarana dan prasarana (sarpras) yang modern,” ujar SYL dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (20/7/2023).

Salah satu sarpras modern itu adalah mengaplikasikan teknologi internet of things (IoT) sebagai pengendali otomatis dalam penyiraman dan mengontrol suhu udara di sekitar nurseri.

Baca juga: Suhu Udara di Kota Semarang Menjadi Panas, Ini 5 Tips agar Terhindar dari Heatstroke

Dengan teknologi tersebut, SYL berharap sumber daya yang tersedia bisa dikelola secara efisien dan efektif.

Dalam kesempatan tersebut, ia mengapresiasi Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Andi Nur Alam Syah beserta seluruh jajaran Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur, dan stakeholder terkait yang telah menjaga komitmen dan berkolaborasi hingga berhasil membangun pusat pembenihan tanaman perkebunan.

"Nurseri modern ini akan mendorong pertumbuhan wilayah agribisnis. Benih itu penentu keberhasilan pengembangan budi daya tanaman perkebunan,” ucap SYL.

Dari beberapa hasil penelitian, lanjut dia, penggunaan benih unggul akan memengaruhi 60 persen produksi dan produktivitas tanaman.

Baca juga: Ikuti Saran Ganjar Pakai Pupuk Organik, Produktivitas Petani Bawang di Brebes Meningkat 30 Persen

Oleh karena itu, pemilihan dan penggunaan benih harus dilakukan dengan baik. Sebab, metode yang salah akan mengakibatkan masalah jangka panjang dan menyia-nyiakan sumber daya alam (SDA), waktu, tenaga, serta biaya.

SYL berharap, kehadiran nurseri modern akan semakin memperkuat pihaknya dalam berkontribusi bagi Indonesia khususnya mewujudkan kemandirian benih nasional.

Lebih lanjut, ia mengatakan, komoditas strategis pertanian merupakan produk yang bernilai ekonomi tinggi untuk menjaga ketahanan pangan (stabilitas harga) agar tidak terjadi inflasi.

Kopi sebagai salah satu komoditas unggulan perkebunan memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan secara nasional.

Baca juga: 6 Tanda yang Dirasakan Tubuh Saat Kecanduan Minum Kopi

Perlu diketahui, Indonesia menempati posisi terbesar kedua dunia sebagai negara penanam kopi dan menjadi terbesar keempat dunia dalam jumlah produksi kopi.

Dari capaian tersebut membuktikan bahwa subsektor perkebunan sangat berperan dalam perekonomian nasional.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perkebunan menjadi penyumbang terbesar ketiga dalam pendapatan dan devisa negara dengan ekspor 2021 sebanyak 387.264 ton atau senilai 858.558 juta dollar AS.

Sebesar 96,6 persen perkebunan kopi didominasi oleh perkebunan rakyat yang juga mampu memberi input bagi industri kopi untuk menghasilkan devisa bagi negara.

Pada kesempatan yang sama, Dirjenbun Andi Nur Alam Syah mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui pihaknya terus berupaya mengembangkan komoditas kopi di wilayah sentra-sentra pengembangan kopi melalui alokasi anggaran dan kegiatan yang ditujukan untuk peningkatan produksi dan produktivitas.

Baca juga: Menyelisik Cara Bupati Bandung Meningkatkan Produktivitas Warga Usia Produktif

Pengembangan tersebut, kata dia, dilakukan Ditjenbun melalui program perluasan, peremajaan, dan intensifikasi kopi.

Andi Nur berharap, hadirnya nurseri modern tanaman perkebunan dapat menjadi sentra perbenihan kopi untuk Jawa, Sumatera, dan sekitarnya, agar distribusi benih menjadi lebih efektif dan efisien, serta kualitas benih tetap terjaga.

“Kami mengharapkan kolaborasi yang baik dari semua pihak dalam mendorong peningkatan produksi dan produktivitas demi mewujudkan pertanian termasuk perkebunan yang maju, mandiri, dan modern," imbuh Andi.

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com