Kopi Asal Indonesia Dipamerkan pada Finland Festival 2023, Langsung Laris Diserbu Pengunjung

Kompas.com - 27/06/2023, 13:25 WIB
I Jalaludin S,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com Kopi Geulis Sumedang asal Indonesia lagi-lagi berhasil dilirik pasar global. Paling baru, kopi yang memiliki aroma dan cita rasa yang khas ini berhasil menarik pengunjung dan meraih respons positif pada kegiatan Indonesia Finland Festival 2023.

Kopi Geulis Sumedang mendapatkan perhatian terbesar dari pengunjung yang antusias mencicipi kopi di booth dari kegiatan yang diinisiasi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Helsinki, Finlandia tersebut pada 10 Juni 2023.

Kopi berjenis arabika tersebut mewakili Indonesia berpartisipasi pada kegiatan Indonesia Finland Festival pada awal Juni 2023.

“Kopi yang kami bawa habis sebelum acara festival berakhir,” ujar Ai Awang selaku pimpinan Kopi Geulis Sumedang dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (27/6/2023).

Ai mengatakan, Duta Besar (Dubes) RI mengapresiasi Bupati Sumedang dan Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementerian Pertanian (Kementan) yang telah membantu pengembangan kopi nasional dan mendorong promosinya di tingkat internasional.

Baca juga: Petani Kopi Sumedang Dapat Bantuan Mesin Produksi dan Pelatihan

Selain Kopi Geulis Sumedang yang menjadi delegasi RI dari kalangan pelaku usaha kopi, hadir pula partisipan kesenian dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta dan partisipan exhibition dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumedang melalui kopi dan Pemkab Depok melalui UMKM Craft.

Dubes RI berharap, promosi kopi nasional bisa terus digencarkan pada tahun depan. Ia ingin usaha mikro kecil menengah (UMKM) bisa lebih eksis. Tim promosi dari beberapa daerah juga diharapkan bisa berpartisipasi aktif untuk mendukung produk-produk kopi nasional.

Sebagaimana diketahui, Finlandia memiliki karakteristik masyarakat yang sering berdiskusi, ngobrol atau bersantai di kafe dengan kerabat atau keluarga. Hal ini pun menjadi peluang kopi Indonesia agar bisa diterima masyarakat Finlandia.

Ditinjau dari kondisi geografis Finlandia yang beriklim dingin, minuman penghangat badan, seperti cokelat dan teh juga berpotensi untuk dapat dipromosikan dan diperdagangkan.

Pada kesempatan itu, Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah mengapresiasi terlaksananya kegiatan promosi kopi Indonesia di Finlandia berat inisiatif KBRI Helsinki.

Baca juga: Ditjenbun Terus Dorong Standardisasi Kopi Nasional agar Tembus Pasar Eropa

“Kami berharap peran KBRI di berbagai negara tujuan ekspor Indonesia dapat berkontribusi dalam memperkenalkan ragam produk perkebunan Indonesia, apalagi jika negara-negara tersebut terlibat perjanjian bilateral atau setidaknya regional dengan Indonesia. Itu menjadi peluang akses pasar,” ujarnya.

Sebab, kata Andi, KBRI menjadi pintu gerbang utama Indonesia untuk masuk ke dunia Internasional. KBRI juga mengetahui informasi market intelligence untuk pasar komoditas sehingga perkebunan Indonesia bisa masuk lebih dalam lagi.

Strategi promosi

Andi menerangkan, strategi promosi komoditas perkebunan di pasar internasional ke depan tidak hanya bisa dilakukan dengan menunggu atau dengan jalur digital marketing saja.

Sebaliknya, kata dia, semua pihak harus berupaya untuk menjemput bola, datang ke lokasi negara, memamerkan produk, menjelaskan keunggulan nya dan uji rasa atau taste.

Baca juga: Percepat Peremajaan Sawit Rakyat, Ditjenbun Kementan Gandeng Stakeholder Kelapa Sawit

“Strategi seperti ini yang menurut hemat saya akan memiliki kemungkinan keberhasilan lebih besar untuk menggaet calon-calon investor atau calon-calon buyer luar negeri," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Prayudi Syamsuri. Menurutnya, Finlandia tidak saja disasar pasar secara single country, tetapi jauh lebih besar dan luas.

“Produk perkebunan, terutama kopi Indonesia, bisa menggunakan Finlandia sebagai hub perdagangan untuk negara di kawasan Skandinavia lainnya, seperti Islandia, Swedia, Denmark, dan Norwegia,” terangnya.

Prayudi menyebutkan, negara-negara tersebut memiliki sejarah yang berkaitan dekat sehingga mereka berbagi banyak kesamaan budaya.

Hal itu menjadi peluang untuk pasar produk perkebunan Indonesia karena kesamaan “kesukaan” dari suatu ragam produk.

Baca juga: Dukung Transformasi Sistem Pangan Global, Ditjenbun Kementan dan FAO Teken Kerja Sama Proyek GEF-FOLUR

Prayudi menambahkan, walaupun Indonesia pada 2022 belum tercatat mengekspor produk kopi ke Finlandia, nilai ekspor komoditas perkebunan Indonesia kini mencapai 20,9 juta dollar Amerika Serikat (AS) yang didominasi ekspor olahan karet dan rempah-rempah.

“Kami mengharapkan ke depan festival seperti ini terus diselenggarakan secara continue dengan mengundang para pelaku usaha komoditas perkebunan lainnya yang menonjolkan produk sebagai identitas Indonesia,” ujarnya.

Prayudi mengatakan, Indonesia tidak hanya mempunyai kopi Sumedang, tetapi juga Gayo, Toraja, Kintamani, dan lainnya.

“Kopi-kopi itu tentunya akan semakin menambah referensi rasa dari masyarakat Finlandia yang dinobatkan sebagai negara paling bahagia di dunia,” sebutnya.

Lebih lanjut, Prayudi mengatakan, kegiatan seperti ini juga perlu dimaknai sebagai upaya peningkatan hubungan bilateral Indonesia dan Finlandia, khususnya di bidang ekonomi dan people-to-people contact, serta peningkatan awareness tentang budaya dan ragam produk perkebunan Indonesia.

Baca juga: Ditjenbun Upayakan Pemasaran Kelapa Indonesia ke Pasar Internasional

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com