KOMPAS.com - Potensi bisnis sagu dan produk turunannya semakin dilirik pasar global. Kementerian Pertanian (Kementan) pun menilai, komoditas sagu dari Indonesia dapat menjawab tantangan krisis pangan dunia.
Demi menjaga ketersediaan bahan baku sagu ke depan, maka Kementan melalui Direktorat Jenderal Perkebunan ( Ditjenbun) pun bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak. Salah satunya, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau.
Lewat kerja sama itu, Ditjenbun menyalurkan 12.000 benih tanaman sagu kepada Kelompok Tani Sagu di Kepulauan Meranti. Adapun program ini memanfaatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023.
Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah mengatakan, potensi komoditas sagu dari Indonesia sangat besar. Namun, dalam pengembangannya, harus melibatkan banyak pihak, baik petani, pemerintah, swasta, stakeholders, maupun badan riset.
Baca juga: Pastikan Ketersediaan Benih Unggul Berkualitas, Ditjenbun Awasi Progres Nurseri Perkebunan
Dengan adanya kolaborasi yang harmonis antar banyak pihak, kata Andi, diharapkan Indonesia dapat menghasilkan produk turunan sagu yang semakin inovatif dan bermanfaat.
"Kita juga harus melakukan promosi produk Indonesia ini secara tepat guna. Untuk itu, penting mengamankan dan menjaga stok bahan baku (sagu) agar tersedia dan terjamin ke depannya,” ujar Andi dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu (24/6/2023).
Ke depan, Andi juga berharap tanaman sagu dari Indonesia beserta produk turunannya dapat semakin dikenal luas dan diminati pasar global.
Menanggapi bantuan benih bagi petani tersebut, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kepulauan Meranti, Ifwandi, melalui Kepala Bidang Perkebunan Zulkipli, mengapresiasi inisiatif Ditjenbun.
Baca juga: Ditjenbun Terus Dorong Standardisasi Kopi Nasional agar Tembus Pasar Eropa
Menurut Zulkipli, pemberian bantuan benih kepada petani lokal dapat memperkuat dan meningkatkan ketahanan pangan di Meranti, yang merupakan salah satu produsen sagu terbesar di Indonesia.
"Alhamdulillah, pada 2022 dan 2023, Meranti mendapatkan bantuan 12.000 benih sagu. Upaya kita dalam menjemput 'bola' dengan meminta bantuan ke (pemerintah) pusat bisa dikatakan direspon dengan baik," ujarnya.
Zulkipli menambahkan, penyaluran benih sagu sebanyak 12.000 tersebut sudah disalurkan ke petani pada Maret 2023.
Sebelum benih disalurkan, Dinas Perkebunan Provinsi Riau ikut turun ke lapangan untuk mengecek kualitas benih, mulai dari kondisi dan tinggi batang, daun, serta akar. Benih yang berkualitas baik diberi label biru dan dinyatakan siap salur.
Baca juga: Ditjenbun Kementan Apresiasi Petani Kreativitas dan Inovasi Petani Nelayan pada Penas di Sumbar
"Tentu demi menjaga kualitas benih sagu, telah terlebih dahulu dicek kesehatannya sebelum benih disalurkan. Bahkan, benih dikatakan baik sekali karena terlihat dari segi batang. Daun dari benih ini sudah tumbuh 5 cabang, berat diatas 1 kilogram, bahkan ada yang mencapai 4 sampai 6 kilo. Panjang akar pun hampir 6 sampai 17 cm,” jelas Zulkipli.
Zulkipli pun berharap, program bantuan benih tanaman sagu tidak hanya bermanfaat bagi ketahanan pangan di Meranti saja, tetapi juga dapat meningkatkan kesejahteraan petani setempat.
Harapan itu pun diaminkan oleh salah satu anggota Kelompok Tani di Pulau Merbau, Meranti.
"Saya berterima kasih kepada pemerintah daerah dan Dinas Ketahanan Pangan Kepulauan Meranti atas bantuan yang diberikan dan sudah tepat sasaran. Bantuan ini akan kami manfaatkan sebaik-baiknya sehingga nantinya ketahanan pangan di Meranti dapat tercipta dengan baik,” ujarnya.