KOMPAS.com – Gelaran Pekan Nasional (Penas) XVI Petani Nelayan Indonesia yang berlangsung di Kawasan Lanud Sutan Sjahrir, Padang, Sumatra Barat (Sumbar), menyoroti urgensi optimalisasi sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Tanah Air.
Untuk diketahui, Penas XVI yang digelar 2023 merupakan salah satu upaya konsolidasi bersama dalam menjaga ketahanan pangan nasional di tengah ancaman krisis pangan. Gelara ini digelar mulai Sabtu (10/6/2023) hingga Kamis (15/6/2023).
Pada hari kedua gelaran Penas XIV, Minggu (11/6/2023), dimeriahkan kegiatan bertajuk Karya Wirausaha.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian ( Ditjenbun Kementan) Andi Nur Alam Syah mengatakan, optimalisasi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dipandang penting karena berperan sebagai urat nadi perekonomian nasional sekaligus penyedia lapangan kerja terbesar.
Baca juga: Kementan Tekankan Kemitraan sebagai Upaya Penting Bantu Pekebun Kembangkan Berbagai Komoditas
Selain itu, lanjut Andi Nur, UMKM juga punya andil dalam upaya pengurangan angka kemiskinan di Tanah Air. Karya Wirausaha dimaksudkan untuk mengekspos keberhasilan para petani atau pekebun, serta nelayan.
“Dengan begitu, mereka dapat menggali potensi dalam menciptakan bentuk-bentuk wira usaha kecil yang bisa dikembangkan serta memberikan apresiasi terhadap petani atau pekebun dan nelayan yang kreatif mengembangkan wirausaha," ujar Andi Nur dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu.
Tak dapat dimungkiri, imbuh Andi Nur, pandemi Covid-19 berdampak signifikan terhadap omzet pelaku UMKM.
Sejumlah pelaku UMKM pun terkena dampak yang siqnifikan, mulai dari penyedia akomodasi, pariwisata, dan makanan minuman, transportasi, serta pedagang eceran.
Baca juga: Mentan SYL Ajak Petani Kolaborasi Hadapi Perubahan Iklim
"UMKM yang mampu bertahan adalah mereka yang dapat mengadaptasikan bisnisnya dengan produk-produk inovasi, serta memanfaatkan penjualan melalui marketing digital," kata Andi Nur.
Ia berharap, Penas XIV dapat memberikan solusi atas setiap kendala petani di lapangan serta mendorong tata kelola perkebunan yang baik dan berkelanjutan.
Pada kesempatan sama, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (PPHBun) Kementan Prayudi Syamsuri menambahkan, dalam mengelola usaha diperlukan keuletan dan kegigihan.
Berbagai strategi harus dipersiapkan secara matang, mulai dari pemilihan jenis produk yang tepat, memanfaatkan sistem promosi yang efektif, hingga upaya menjangkau lebih banyak konsumen.
Baca juga: Kementan Tekankan Kemitraan sebagai Upaya Penting Bantu Pekebun Kembangkan Berbagai Komoditas
“Hal yang tak kalah penting adalah berinovasi serta memanfaatkan fasilitasi pinjaman usaha untuk pengembangan usaha,” terangnya.
Prayudi menjelaskan, dalam kegiatan Karya Wira Usaha, sebanyak sepuluh pelaku usaha mempresentasikan karya wirausaha yang digeluti. Sebanyak 20 peserta telah didaftarkan oleh panitia Penas tingkat provinsi ke panitia Penas kegiatan karya wirausaha.
Kegiatan karya wirausaha digelar selama dua harimulai sejak Minggu hingga Senin (12/6/2023), di mana per hari ada lima pelaku usaha yang akan tanpil mempresentasikan aktivitas bisnisnya.
Prayudi menjelaskan, ada riga kategori penghargaan sebagai bentuk apresiasi dari Kementan. Pertama, most innovative product, yaitu penghargaan untuk peserta dengan usaha yang dinilai paling kreatif, inovatif, dan berdaya saing.
Baca juga: Percepat Peremajaan Sawit Rakyat, Ditjenbun Kementan Gandeng Stakeholder Kelapa Sawit
Kedua, most sustainable product, yaitu penghargaan untuk peserta dengan usaha yang dinilai ramah lingkungan.
Ketiga, peserta terfavorit pilihan pemirsa (people choice). Ketiga, penghargaan untuk peserta yang video profil usahanya mendapatkan like dan engagement tertinggi.
“Selain merupakan penghargaan terhadap petani-nelayan yang kreatif mengembangkan wirausahanya, Penas XVI diharapkan dapat menjadi salah satu ajang promosi kepada seluruh masyarakat Indonesia," ujarnya.