KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Perkebunan ( Ditjenbun) Kementerian Pertanian (Kementan) terus berusaha untuk mencapai target swasembada gula konsumsi pada 2028. Salah satu cara untuk mewujudkan hal itu adalah dengan meningkatkan produksi dan kualitas tebu atau gula di Indonesia.
Upaya tersebut akan sedikit menantang karena dampak La Nina pada Mei 2023. Dampak dari badai ini harus diwaspadai secara hati-hati.
Sekretaris Ditjenbun Heru Tri Widarto menyampaikan, strategi Kementan untuk meningkatkan produksi gula tebu dilakukan melalui berbagai cara.
Sejumlah cara itu, antara lain mengidentifikasi kesesuaian lahan baru untuk tanam tebu, pemanfaatan lahan HGU yang terlantar, revitalisasi pabrik gula, investasi pabrik gula baru, dan perbaikan pola kemitraan antara pabrik gula dengan petani tebu.
Baca juga: Sukseskan Pembangunan Nurseri Modern, Ditjenbun Berkolaborasi dengan Puslitkoka
Kementan juga mempunyai alternatif strategi dalam mewujudkan swasembada gula melalui pembangunan gula nontebu, yaitu dari pengembangan stevia maupun gula aren.
Heru menyebutkan, berdasarkan data Taksasi Awal Tahun 2023, target produksi gula tahun 2023 adalah sebesar 2,74 juta ton.
"Apabila dirasionalkan, produksi gula rata-rata selama lima tahun pencapaian adalah 95 persen dari angka taksasi, sehingga estimasi produksi gula adalah 2,6 juta ton," tutur Heru melalui keterangan persnya, Rabu (10/5/2023).
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki potensi luas areal tebu seluas 2.900 hektar (ha). Hasil tebunya digiling di Pabrik Gula Madukismo milik PT Madu Baru yang memiliki kapasitas giling terpasang kurang lebih 3.000 ton cance day (TCD).
Heru menjelaskan, panen perdana tebu di Kabupaten Sleman merupakan kerja sama antara PT Pupuk Kaltim dengan Koperasi Petani Tebu Rakyat (KPTR) Kabupaten Sleman.
"Kerja sama itu menjadi salah satu upaya Ditjenbun agar para petani bisa lebih mudah memperoleh pupuk untuk tanaman tebu sehingga, produktivitas tebu semakin baik dan meningkat," tuturnya.
Sebagai informasi, pada 2022, produksi GKP adalah 2,45 ton dari total yang diperoleh di areal seluas 488.982 ha. Produksi ini meningkat 2,34 persen jika dibandingkan dengan produksi GKP pada 2021. Jumlah tebu giling juga meningkat sebesar 12,67 persen.
Peningkatan itu disebabkan oleh adanya peningkatan luas areal dan produktivitas tebu. Namun, rendemen pada 2022 memiliki nilai yang lebih rendah ketimbang pada 2021.
Adapun pada 2023, terdapat 59 pabrik gula dari 24 perusahaan gula yang aktif di Indonesia. Musim giling akan dilaksanakan pada Mei-Juni 2023.
Baca juga: Ditjenbun Luncurkan Aplikasi BABE-Bun untuk Dukung Penyediaan, Pengawasan dan Peredaran Benih Sawit
Heru berharap bahwa program Agrosolutions dari PT Pupuk Kaltim dapat berjalan lancar, sehingga bisa menjadi solusi bagi pemenuhan kebutuhan pupuk untuk petani tebu.
Jika kebutuhan pupuk petani tebu terpenuhi, dia menjelaskan, produksi dan produktivitas tebu dapat meningkat. Hal ini sejalan dengan program Percepatan Swasembada Gula Konsumsi Nasional.
"Kabupaten Sleman yang merupakan salah satu sentra tebu di DIY yang memasok tebu ke Pabrik Gula Madukismo PT Madubaru diharapkan juga dapat meningkatkan produksi dan produktivitas serta tetap menjadi sentra tebu di DIY," ujar Heru.