Targetkan Swasembada Gula Konsumsi, Ditjenbun Tingkatkan Produksi dan Kualitas Tebu

Kompas.com - 10/05/2023, 11:26 WIB
A P Sari

Penulis

KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Perkebunan ( Ditjenbun) Kementerian Pertanian (Kementan) terus berusaha untuk mencapai target swasembada gula konsumsi pada 2028. Salah satu cara untuk mewujudkan hal itu adalah dengan meningkatkan produksi dan kualitas tebu atau gula di Indonesia.

Upaya tersebut akan sedikit menantang karena dampak La Nina pada Mei 2023. Dampak dari badai ini harus diwaspadai secara hati-hati.

Sekretaris Ditjenbun Heru Tri Widarto menyampaikan, strategi Kementan untuk meningkatkan produksi gula tebu dilakukan melalui berbagai cara.

Sejumlah cara itu, antara lain mengidentifikasi kesesuaian lahan baru untuk tanam tebu, pemanfaatan lahan HGU yang terlantar, revitalisasi pabrik gula, investasi pabrik gula baru, dan perbaikan pola kemitraan antara pabrik gula dengan petani tebu.

Baca juga: Sukseskan Pembangunan Nurseri Modern, Ditjenbun Berkolaborasi dengan Puslitkoka

Kementan juga mempunyai alternatif strategi dalam mewujudkan swasembada gula melalui pembangunan gula nontebu, yaitu dari pengembangan stevia maupun gula aren.

Heru menyebutkan, berdasarkan data Taksasi Awal Tahun 2023, target produksi gula tahun 2023 adalah sebesar 2,74 juta ton.

"Apabila dirasionalkan, produksi gula rata-rata selama lima tahun pencapaian adalah 95 persen dari angka taksasi, sehingga estimasi produksi gula adalah 2,6 juta ton," tutur Heru melalui keterangan persnya, Rabu (10/5/2023).

Produksi gula di DIY

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki potensi luas areal tebu seluas 2.900 hektar (ha). Hasil tebunya digiling di Pabrik Gula Madukismo milik PT Madu Baru yang memiliki kapasitas giling terpasang kurang lebih 3.000 ton cance day (TCD).

Baca juga: Dukung Transformasi Sistem Pangan Global, Ditjenbun Kementan dan FAO Teken Kerja Sama Proyek GEF-FOLUR

Heru menjelaskan, panen perdana tebu di Kabupaten Sleman merupakan kerja sama antara PT Pupuk Kaltim dengan Koperasi Petani Tebu Rakyat (KPTR) Kabupaten Sleman.

"Kerja sama itu menjadi salah satu upaya Ditjenbun agar para petani bisa lebih mudah memperoleh pupuk untuk tanaman tebu sehingga, produktivitas tebu semakin baik dan meningkat," tuturnya.

Sebagai informasi, pada 2022, produksi GKP adalah 2,45 ton dari total yang diperoleh di areal seluas 488.982 ha. Produksi ini meningkat 2,34 persen jika dibandingkan dengan produksi GKP pada 2021. Jumlah tebu giling juga meningkat sebesar 12,67 persen.

Peningkatan itu disebabkan oleh adanya peningkatan luas areal dan produktivitas tebu. Namun, rendemen pada 2022 memiliki nilai yang lebih rendah ketimbang pada 2021.

Adapun pada 2023, terdapat 59 pabrik gula dari 24 perusahaan gula yang aktif di Indonesia. Musim giling akan dilaksanakan pada Mei-Juni 2023.

Baca juga: Ditjenbun Luncurkan Aplikasi BABE-Bun untuk Dukung Penyediaan, Pengawasan dan Peredaran Benih Sawit

Heru berharap bahwa program Agrosolutions dari PT Pupuk Kaltim dapat berjalan lancar, sehingga bisa menjadi solusi bagi pemenuhan kebutuhan pupuk untuk petani tebu.

Jika kebutuhan pupuk petani tebu terpenuhi, dia menjelaskan, produksi dan produktivitas tebu dapat meningkat. Hal ini sejalan dengan program Percepatan Swasembada Gula Konsumsi Nasional.

"Kabupaten Sleman yang merupakan salah satu sentra tebu di DIY yang memasok tebu ke Pabrik Gula Madukismo PT Madubaru diharapkan juga dapat meningkatkan produksi dan produktivitas serta tetap menjadi sentra tebu di DIY," ujar Heru.

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com