KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan bahwa industri kelapa sawit penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Menurutnya, industri sawit adalah salah satu penopang laju ekspor Indonesia saat semua negara mengalami krisis global. Apalagi, kata SYL, sawit selama ini juga merupakan andalan sekaligus kebanggaan bangsa Indonesia.
"Saya katakan sawit itu adalah kebanggan Indonesia karena di saat dunia menghadapi Covid-19, pertanian tetap menjadi bantalan ekonomi. Ekspor kita pada 2020 tumbuh di atas 15 persen. Tentu salah satunya dari sawit," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (13/4/2023).
Hal tersebut disampaikan SYL saat mendampingi Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) Ma’ruf Amin dalam pengukuhan pengurus Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) di Istana Wapres, Jakarta.
Baca juga: Wapres Sebut Ada Kampanye Negatif terhadap Sawit karena Besarnya Produksi CPO Indonesia
SYL menuturkan, meski ekspor sawit mengalami pertumbuhan, pemerintah terus menggenjot target Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
“Target PSR 180.000 hektar (ha) dalam setahun itu harus kami kejar untuk kepentingan bangsa yang lebih luas,” imbuh SYL.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, program peremajaan sawit rakyat saat ini kurang lebih mencapai 16 juta ha.
Dari luasan tersebut, kata imbuh, sebagian di antaranya harus segera dilakukan replanting agar produksi sawit nasional tidak terjadi penurunan.
"(Hal penting) yang kedua sawit itu bisa menjadi biodiesel, pakan, dan berbagai macam. Kita dorong yuk pertumbuhan produksi sawitnya? Saya bersama Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) akan merancang menuju 1000 triliun hasil ekspor perkebunan," tuturnya.
Baca juga: Proyek Food Estate di Kalteng: 600 Hektar Perkebunan Singkong dan Ribuan Hektar Sawah Baru Mangkrak
Sementara itu, Ketua Umum Gapki Edi Martono menyampaikan terima kasih atas perhatian Wapres Ma’ruf Amin dan Mentan SYL dalam memaksimalkan potensi sawit untuk kepentingan bangsa.
Ia mengaku, pihaknya siap mendukung program PSR yang lebih masif di seluruh Indonesia.
"Apalagi selama ini Industri sawit telah menjadi komoditas andalan pemerintah. Tahun 2022 pangsa produksi kita capai 55 persen, pangsa ekspor 50 persen sehingga sawit Indonesia dalam memenuhi kebutuhan dunia sangat penting," jelas Edi.
Sebelumya, Wapres RI Ma’ruf Amin mendorong GAPKI untuk mempercepat program PSR sebagai upaya bersama dalam membuka hambatan akses pasar di negara tujuan ekspor.
Dengan begitu, kata dia, produksi sawit nasional terus berkembang dan berkelanjutan.
Baca juga: Hadapi Tantangan Perkelapasawitan Indonesia, Kementan Bersinergi dengan Gapki
"Saya berharap GAPKI menjadi ujung tombak dalam melakukan percepatan program peremajaan sawit, kemudian mengantisipasi kampanye negatif sawit," imbuh Ma’ruf.
Ia mengatakan, industri sawit merupakan industri yang sangat penting dalam menopang ekonomi nasional.
Oleh karena itu, sebut Ma’ruf, GAPKI juga harus memperkuat kemitraan bersama masyarakat serta melakukan pendampingan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan memaksimalkan program corporate social responsibility (CSR) bersama para santri di pesantren seluruh Indonesia.
"Saya minta GAPKI memperkuat kemitraan bersama rakyat, melakukan pendampingan ISPO, memaksimalkan program CSR dan kolaborasi dengan pondok pesantren," ucapnya.