KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) dan Food and Agriculture Organization (FAO) menandatangani Implementation Arrangement (IA) dan Sosialisasi Proyek Global Environment Facility-Food Systems, Land Use, and Restoration (GEF-FOLUR) di Bogor, Senin (10/4/2023).
Penandatanganan atau (teken) tersebut merupakan bentuk kesepakatan Kementan dengan Food and Agriculture Organization (FAO) mengenai rincian hibah proyek GEF-FOLUR.
Dalam proyek FOLUR, Ditjenbun berpartisipasi untuk menciptakan model keberlanjutan rantai nilai pada komoditas perkebunan yang ditargetkan, seperti kelapa sawit, kopi, dan kakao.
Hal tersebut dilakukan melalui penerapan lanskap tata guna lahan yang komprehensif dengan memperhatikan konservasi keanekaragaman hayati, perubahan iklim, restorasi, dan degradasi lahan.
Baca juga: Danau Habitat Kura-kura Rote Menyusut, Kerjasama Konservasi Diperkuat
Proyek GEF-FOLUR merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk mendukung transformasi sistem pangan global. Dukungan ini dilakukan dengan mempromosikan lanskap yang berkelanjutan dan terintegrasi serta rantai nilai komoditas yang efisien
Sekretaris Ditjen Perkebunan Heru Tri Widarto mengatakan, pihaknya saat ini terus melanjutkan koordinasi, konsultasi, dan sinkronisasi mengenai rencana pelaksanaan dan mekanisme pengelolaan proyek di Kementan dalam proyek GEF-FOLUR.
“Menindaklanjuti sosialisasi GEF-FOLUR pada 2022 lalu, jajaran Ditjenbun terus melanjutkan koordinasi, konsultasi, dan sinkronisasi mengenai rencana pelaksanaan dan mekanisme pengelolaan proyek di Kementan dalam proyek GEF-FOLUR,” ucapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin.
Baca juga: Sering Berbeda Data Produksi Beras, Kementan Tegaskan Kutip Data BPS
Heru menjelaskan, proyek GEF-FOLUR didanai dari hibah langsung GEF melalui United Nations Development Programme (UNDP) dan FAO selama 72 bulan terhitung mulai dari 21 Februari 2022.
“Project Document awal sudah ditandatangani oleh Deputi, sedangkan pada kesempatan hari ini, Senin (10/4/2023), Project Document Turunan antara Kementan dan FAO akan ditandatangani,” imbuhnya.
Penandatangan tersebut, lanjut Heru, sebagai salah satu syarat utama untuk proses registrasi pengajuan proyek hibah langsung ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Respons positif Ditjenbun
Heru menyatakan bahwa pihaknya menyambut positif proyek FOLUR tersebut.
Baca juga: Proyek Prioritas Dinas Cipta Karya Gresik 2023, dari Instalasi Air Bersih hingga Rumah Sakit
"Kami menyambut baik proyek FOLUR ini. Pada proyek ini kami mengharapkan dalam setiap substansi operasional kegiatan yang ditetapkan dalam rangka mendukung kebijakan dan program Kementan.
Heru menyampaikan, hal yang perlu digaris bawahi pihaknya adalah bagaimana proyek tersebut dapat melakukan penataan lahan budi daya berbasis lanskap.
Meski hanya terbatas pada lima provinsi dan empat komoditas, ia berharap, proyek FOLUR dapat dijadikan piloting untuk pengembangan adalah terpadu berbasis komoditas pertanian dengan tujuan ke depan bisa dilakukan replikasi.
Lebih lanjut, Heru mengatakan, misi dari proyek FOLUR bagi Kementan sendiri dapat mendorong peningkatan produksi dan produktivitas komoditas pertanian.
Baca juga: NTP Maret Capai 110,85, Jagung, Cabai Rawit, Kopi, Sawit, dan Karet Jadi Komoditas Dominan
Selain itu, proyek tersebut ditargetkan dapat mendorong peningkatan kapasitas dan kapabilitas petani melalui pelaksanaan bimbingan teknologi (bimtek) dan capacity building petani di daerah dalam hal implementasi Good Agricultural Practices (GAP) dan Good Handling Practices (GHP) komoditas.
"Proyek ini diharapkan dapat mendorong peningkatan kapasitas petani dan penguatan kelembagaan,” imbuh Heru.
Tak hanya itu, ia juga berharap, proyek FOLUR dapat mengembagkan sistem perkebunan berkelanjutan berbasis spasial.
Dengan pengembangan sistem tersebut, kata Heru, nantinya dapat menghasilkan sertifikasi mutu dan keberlanjutan ditingkat petani.
Baca juga: Petani di Muba Sumsel Tewas Dililit Ular Piton Saat Menyadap Karet
“Pada akhirnya, kami dapat memperoleh support for international recognition dan tentunya akses pasar yang lebih luas di perdagangan internasional,” tuturnya.