KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, pihaknya akan terus berupaya meningkatkan produksi padi, terutama di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Upaya tersebut, kata dia, salah satunya dilakukan dengan melakukan pendampingan dan memberikan kemudahan akses pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada para petani di Sulsel.
"Saya katakan di sini, (peningkatan produksi) harus didukung dari semua pihak. Saya berharap perbankan juga masuk secara masif untuk mempermudah layanan KUR," kata SYL dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (31/3/2023).
Pernyataan tersebut ia sampaikan saat mendampingi Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) meninjau jalannya panen raya padi di Kelurahan Baji Pamai, Kecamatan Maros Kota, Kabupaten Maros, Sulsel, Kamis (31/3/2023).
Baca juga: Puas dengan Hasil Panen Raya di Sulsel, Jokowi Minta Beras Segera Didistribusikan ke Wilayah Lain
Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Ali Jamil mengatakan, pihaknya akan terus melakukan pendampingan terkait akses pembiayaan melalui KUR.
Melalui pembiayaan KUR, ia berharap, petani bisa mengembangkan usaha tani mereka masing-masing.
"Kami dari Kementan terus berupaya agar pemanfaatan KUR sektor pertanian ini berjalan lancar. Maka, kami berperan untuk mempersiapkan usaha tani yang produktif dan bersifat individu, kelompok atau kemitraan," kata Ali.
Ali menjelaskan, Direktorat Jenderal (Ditjen) PSP melalui Direktorat Pembiayaan akan menjadi kepanjangan tangan Kementan dalam mempermudah petani mengakses perbankan dalam memanfaatkan KUR.
Baca juga: Pemerintah Genjot Pengembangan KUR Super Mikro
Untuk diketahui, Kementan menargetkan KUR 2023 di Sulsel sebesar Rp 6 triliun dan baru mencapai Rp 516 miliar hingga akhir Maret 2023.
Adapun realisasi serapan KUR pertanian hingga 30 Maret 2023 di Kabupaten Maros mencapai Rp 8,2 miliar.
Serapan KUR tertinggi terjadi untuk sektor peternakan Rp 4,7 miliar atau 58,27 persen dan tanaman pangan yang mencapai Rp 3,1 miliar atau 37,82 persen.
"Kalau (serapan KUR) ini dapat dimanfaatkan dengan baik, maka petani tidak perlu lagi mengambil pinjaman dari berbagai tempat dengan bunga juga tinggi. Tentu saja, semua penerima KUR masuk dalam kelompok-kelompok tani yang dikendalikan bersama-sama,” jelas Ali.
Sementara itu, Direktur Pembiayaan Pertanian Indah Megahwati mengatakan, pihaknya bersama Dinas Pertanian setempat aktif melakukan pembinaan dan pendampingan selama masa kredit.
Baca juga: Menteri Teten Minta Penghapusan Kredit Macet untuk UMKM
Melalui pembinaan dan pendampingan tersebut, ia berharap, pembayaran kredit bisa dilakukan tepat waktu.
"Akses petani yang kadang belum bankable ini pun difasilitasi hubungannya sebagai calon debitur dengan lembaga penyalur KUR, bahkan dengan pihak off taker. Dengan begitu, diharapkan dapat memberikan kontribusi dan dukungan untuk kelancaran usaha," kata Indah.