KOMPAS.com – Kementerian Pertanian (Kementan) menyalurkan bantuan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) untuk Kelompok Tani (Poktan) Sri Wangun Sari di Desa Kertawinangun, Kecamatan Mandirancan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat (Jabar).
Pembangunan RJIT tersebut dilakukan dengan membangun penampang untuk mengairi sawah seluas 50 hektar (ha).
Adapun rinciannya, penampang saluran rehabilitasi dibangun dengan panjang saluran 180 meter (m), lebar penampang sekitar 40 centimeter (cm), dan tinggi atau kedalaman penampang sekitar 40 cm.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) berharap, perbaikan jaringan irigasi dapat meningkatkan indeks pertanaman (IP) hingga 225 dari semula 185 dengan rata-rata produksi 6 ton per ha.
Baca juga: Mentan SYL Dampingi Presiden Jokowi Panen Raya Padi di Ngawi
"Kebutuhan air dalam usaha tani sangatlah penting. Jaringan irigasi tersier dapat mengalirkan aliran-aliran air dari sumber air yang tidak bisa sampai ke lahan sawah dan tidak dapat dimanfaatkan oleh petani," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (24/3/2023).
SYL menjelaskan, jaringan irigasi tersier adalah komponen mutlak dalam jaringan sistem irigasi. Jaringan irigasi tersier inilah yang akan masuk ke wilayah persawahan dan langsung terhubung dengan para petani.
Ia mengungkapkan, petani akan dapat merasakan efek dari pembangunan RJIT dengan adanya penambahan IP.
“Dengan adanya program RJIT, maka ada peningkatan pada indeks tanam petani, yang sebelumnya hanya sekali setahun menjadi dua kali,” katanya.
Baca juga: Tingkatkan Produksi Pertanian di Seberang Kapuas-Kalbar, Kementan Lakukan RJIT
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Ali Jamil mengatakan, sebagian besar dana pembangunan RJIT disalurkan melalui sistem swakelola petani.
"Dengan swakelola oleh petani, jaringan irigasi tersier yang direhabilitasi umumnya akan lebih bagus dan petani merasa lebih memiliki. Kami membangun secara bertahap berdasarkan kebutuhan masyarakat petani," ujarnya.
Ali menjelaskan, terdapat beberapa rumus program RJIT, yaitu jaringan sudah rusak, ada sawah yang diairi, ada sumber air, dan juga ada petani.
Baca juga: Program Taxi Alsintan Berikan Dampak Positif bagi Petani di Sumsel
Menurutnya, penyerahan RJIT kepada poktan dapat membuat sistem pembangunan jaringan irigasi dilakukan secara gotong royong atau swakelola.
Ali mengungkapkan, para petani yang membutuhkan bantuan RJIT dapat mengajukan ke Dinas Pertanian kabupaten atau kota masing-masing.
"Nanti, Dinas Pertanian bisa meneruskan (informasi kebutuhan bantuan RJIT) kepada Direktorat Jenderal (Ditjen) PSP untuk ditindaklanjuti. Bantuan ini diharapkan bisa membantu petani dan menyejahterakan mereka," imbuhnya.