KOMPAS.com – Direktorat Perbenihan Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) meluncurkan aplikasi Bank Benih Perkebunan Peremajaan Sawit Rakyat ( BABE-Bun PSR).
Aplikasi tersebut merupakan wadah bagi pelaku usaha dan pekebun sawit untuk berinteraksi serta memberikan informasi mengenai benih dengan mudah dan cepat.
Direktur Perbenihan Perkebunan Kementan Gunawan mengatakan, menanam dengan benih unggul bermutu dan bersertifikat merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi serta produktivitas perkebunan sawit.
"Peran benih unggul bermutu bersertifikat sangat penting karena dapat mempengaruhi produksi usaha perkebunan," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (11/3/2023).
Oleh karena itu, kata dia, pekebun perlu mengetahui penggunaan benih unggul bermutu bersertifikat sangat penting agar tidak menyebabkan kerugian, baik waktu, tenaga, maupun biaya.
Baca juga: Dongkrak Produktivitas Kebun Sawit, Mentan SYL Pastikan Akan Laksanakan PSR
Gunawan menjelaskan, benih yang tidak bermutu akan menyebabkan produktivitas perkebunan rendah. Maka dari itu, perlu dilakukan langkah-langkah strategis dalam mendorong penggunaan benih bermutu.
"Agar upaya penyediaan benih sawit berjalan dengan baik, tepat waktu, tepat harga, tepat varietas, maka perlu dipetakan kembali lokasi sumber benih, lokasi produsen, dan pekebun dalam sebuah ekosistem bisnis," jelasnya.
Gunawan menambahkan, peran produsen benih kelapa sawit dalam peningkatan mutu benih sangat penting. Sebab, mereka adalah mata rantai utama dalam proses produksi benih unggul bermutu sebelum sampai ke pekebun.
“Untuk itu, dibutuhkan kompetensi produsen benih dalam aspek teknis maupun aspek lainnya yang dimuat dalam peta kompetensi,” katanya.
Oleh karenanya, kehadiran aplikasi BABE-Bun PSR dinilai sangat penting untuk menjembatani produsen benih hingga pekebun.
Baca juga: Sawit Jadi Komoditas Penting, Gapki Didorong Wapres Dukung Program PSR
Gunawan menjelaskan, dalam pengembangan aplikasi BABE-Bun PSR, sertifikat kompetensi produsen benih menjadi salah satu persyaratan untuk dapat masuk kedalam sistem.
Dia menyebutkan, pihaknya telah melakukan uji coba pada aplikasi BABE-Bun PSR setelah dilakukan uji kompetensi kepada produsen benih.
“Uji coba ini melibatkan produsen benih yang kompeten sebanyak 50 orang dari berbagai provinsi, perwakilan anggota koperasi pekebun Provinsi Banten, dan produsen pemilik kebun sumber benih," jelasnya.
Salah satu proses penyiapan aplikasi BABE-Bun PSR yang dilakukan Direktorat Perbenihan Perkebunan adalah bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi Perkebunan dan Hortikultura Indonesia (LSP-PHI) untuk menguji kompetensi produsen benih.
Uji kompetensi kepada produsen benih perkebunan dilakukan pada Skema Sertifikasi Penangkaran Benih dengan melakukan uji pada kompetensi pengawas, kompetensi pelaksana, dan kompetensi manajer.
Baca juga: Hadapi Tantangan Perkelapasawitan Indonesia, Kementan Bersinergi dengan Gapki
Kegiatan uji kompetensi tersebut dilaksanakan di Kampus Politeknik Citra Widya Edukasi (CWE) Cibitung Bekasi, Kamis, (9/3/2023).
Stakeholder yang terlibat, di antaranya ASD Bakrie, PT Socfin, dan PT Bina Sawit Makmur.
Uji coba diselenggarakan pada Jumat (10/3/2023) di Kota Bogor. Para produsen benih tampak antusias dalam uji coba tersebut.
Lebih lanjut, Gunawan menyebutkan, pemerintah turut mengawasi proses produksi dan distribusi benih sawit, serta menyiapkan regulasi dan pembinaan melalui, Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) di Medan, Surabaya, dan Ambon.
Dia menilai, potensi kebutuhan benih sawit saat ini sangat besar dan sejalan dengan program PSR yang tengah digencarkan pemerintah.
Hingga kini, luas kebun sawit di Indonesia 16,38 juta hektare (ha), sesuai Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) Nomor 833 Tahun 2019.
Baca juga: Kementan Beri Skema Kredit Usaha Alsintan dengan Bunga Rendah
“Luas perkebunan sawit milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 0,8 juta ha atau 5 persen, luas perkebunan sawit swasta 8,64 juta ha atau 53 persen, dan milik petani 6,94 juta ha atau 42 persen. Dari total kebun sawit rakyat, pemerintah menargetkan PSR 2,8 juta ha,” ungkap Gunawan.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Pusat Perkumpulan Penangkar Benih Tanaman Perkebunan Indonesia (PPPBTPI) Rusbandi mengatakan, aplikasi BABE-Bun PSR merupakan perbaikan sistem perbenihan nasional dan lompatan besar dari Direktorat Perbenihan Perkebunan Kementan.
"Aplikasi ini diharapkan memberikan kemudahan bagi produsen benih dalam menampilkan produk benih sawit unggul bermutu, memudahkan traceability bagi pengawas benih, wadah bagi produsen benih yang kompeten, dan sungguh-sungguh dalam penyediaan benih bermutu sehingga benih unggul dapat dengan mudah diakses oleh pekebun," tuturnya.
Rusbandi berharap, aplikasi BABE-Bun PSR ke depannya dapat memfasilitasi komoditas lain atau tidak hanya kelapa sawit.
Baca juga: Percepat Integrated Farming, Kementan Dorong LLF Buka Peluang Ekspor Produk Pertanian Indonesia
"Saya mengharapkan aplikasi ini terus dapat ditingkatkan untuk mendukung kemajuan persawitan nasional," tuturnya.
Adapun Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) akan merilis aplikasi BABE-Bun PSR di Kota Makasar pada 17 Maret 2023 mendatang.