Hadapi Tantangan Perkelapasawitan Indonesia, Kementan Bersinergi dengan Gapki

Kompas.com - 09/03/2023, 14:23 WIB
DWN,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan, komoditas kelapa sawit menyumbang Rp 468,64 triliun atau setara 75,30 persen dari total ekspor ekspor komoditas perkebunan Indonesia.

Hal ini menjadikan kelapa sawit sebagai penyumbang ekspor paling besar di sektor pertanian pada 2022, khususnya subsektor perkebunan.

Meski demikian, kementerian yang dipimpin Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) ini sadar akan munculnya berbagai tantangan dalam kebun sawit rakyat, baik dari segi produksi, produktivitas maupun capaian peremajaan.

Sebagai langkah antisipasi, Kementan terus berupaya menemukan dan mengimplementasikan solusi tepat guna dalam menghadapi tantangan perkelapasawitan Indonesia.

Salah satu solusi tersebut dilakukan melalui koordinasi dan sinergi dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) dan berbagai pihak terkait lainnya.

Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Andi Nur Alam Syah mengatakan, kemitraan adalah kunci memperkuat perkelapasawitan Indonesia.

Baca juga: Kembangkan Konten Indonesia, Viu dan Multivision Plus Jalin Kemitraan

“Demi memperkuat perkelapasawitan Indonesia, kata kuncinya adalah kemitraan yang merupakan upaya membangun kelembagaan petani. (Hal ini dilakukan) dalam rangka meningkatkan ekonomi melalui nilai tambah dan daya saing kelapa sawit nasional,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (9/3/2023).

Hal tersebut dikatakan Andi Nur saat menghadiri acara Musyawarah Nasional (Munas) Gapki XI mewakili Mentan SYL di Bali.

Acara yang berlangsung pada Rabu (9/3/2023) sampai Jumat (10/3/2023) itu mengangkat tema “Memperkuat Kemitraan Industri Sawit sebagai Pilar Utama Perekonomian Nasional”.

“Kami bersama memahami bahwa tantangan utama (kelapa sawit) adalah pada produksi dan produktivitas. Padahal, luasan areal dan produksi kelapa sawit Indonesia nomor satu di dunia,” imbuh Andi.

Untuk itu, ia mengajak semua pihak terus mendorong peningkatan produktivitas tanaman dengan memperkuat strategi, khususnya melalui peremajaan tanaman pada perkebunan rakyat.

Baca juga: 3 Strategi Kemenparekraf untuk Gaet Wisman Saat Low Season, Ada Fam Trip

Sama seperti yang dilakukan Kementan hingga saat ini. Andi menjelaskan, Kementan bersama pihak terkait terus berupaya mendorong dan menggenjot realisasi peremajaan sawit rakyat (PSR).

Program yang digencarkan sejak 2017 hingga 2022 tersebut diketahui telah mencapai sebesar 278.200 (hektar) ha.

“Setidaknya terdapat 2,8 juta ha lahan sawit rakyat yang potensial untuk diremajakan,” jelas Andi.

Untuk meningkatkan produksi dan produktivitas kelapa sawit, Kementan telah melakukan upaya kolaborasi yang difasilitasi dengan pemanfaatan dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) melalui program PSR sejak 2017.

Program PSR sendiri menyasar kebun-kebun sawit rakyat dengan tanaman tua (berusia lebih dari 25 tahun), produktivitas rendah, dan sudah siap diremajakan.

Baca juga: Dongkrak Produktivitas, Kebun Kelapa Sawit Rakyat Bakal Diremajakan

“Pada 2023 ini, Kementan melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) telah mendistribusikan target program PSR di 20 provinsi serta 112 kabupaten dan kota,” ucap Andi.

Titik distribusi tersebut, lanjut dia, dipilih dari daerah yang berpotensi mengajukan usulan program PSR melalui pengusulan dinas daerah kabupaten dan kota serta dinas daerah provinsi.

Sementara itu, distribusi target untuk pengusulan kemitraan dengan perusahaan perkebunan berada di 11 provinsi dan 24 kabupaten dan kota.

Sebagai upaya mendorong hal tersebut, Andi mengatakan, program PSR setiap tahun ditargetkan seluas 180.000 ha pada 2023 yang tersebar di 21 provinsi sentra kelapa sawit.

“(Begitu juga) Gapki harus turut berkontribusi dan bersinergi demi menyukseskan program tersebut. (Dukungan ini bisa dilakukan) dengan mendorong kemitraan perusahan-perusahaan besar dan kelembagaan pekebun rakyat,” imbuhnya.

Baca juga: Mulai Tahun Depan BPDPKS Akan Danai Pekebun Rakyat Bangun Pabrik Mini Pengolahan Minyak Goreng

Langkah strategis Kementan capai PSR

Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Andi Nur Alam Syah saat menghadiri acara Musyawarah Nasional (Munas) Gapki XI mewakili Mentan SYL di Bali.
DOK. Humas Kementan Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Andi Nur Alam Syah saat menghadiri acara Musyawarah Nasional (Munas) Gapki XI mewakili Mentan SYL di Bali.

Pada kesempatan tersebut, Andi menjelaskan, Kementan melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) telah melakukan berbagai langkah strategis dalam rangka akselerasi pencapaian PSR.

“(Pertama), diawali dengan revisi Peraturan Mentan (Permentan) Nomor 03 Tahun 2022 menjadi Permentan Nomor 19 tahun 2023,” ucapnya.

Kedua, melakukan koordinasi dengan berbagai pihak seperti, Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (Aspek-PIR), Asosiasi Petani Kelapa Sawit (Apkasindo), Perusahaan Perkebunan, dinas yang membidangi perkebunan tingkat kabupaten dan provinsi.

Ketiga, menandatanganani komitmen bersama antara Kementan, khususnya Dirjenbun dengan Direktur Jenderal (Dirjen) Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang Kementerian Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN).

Baca juga: Gelar Rakernas 2023, Kementerian ATR/BPN Luncurkan 7 Layanan Prioritas

“Kami juga menghadirkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memberikan dukungan dalam akselerasi program PSR melalui Program Strategis Nasional Pemberantasan Korupsi (STRANAS-PK), agar pelaksanaan program PSR dapat berjalan dengan baik,” jelas Andi.

Semua upaya tersebut, lanjut dia, dilakukan dengan tujuan mendorong program PSR agar dapat berjalan lebih cepat dan lebih baik.

Andi mengaku optimistis, Sawit Indonesia Berkelanjutan akan terwujud melalui sinergi multi pihak dalam mengakselerasi kolaborasi semua pihak.

Tak lupa, ia menyampaikan apresiasi atas kinerja dan capaian Gapki beserta pihak terkait yang luar biasa memberikan komitmen terbaik dan tetap berprestasi pada sektor pertanian, khususnya kelapa sawit Indonesia.

Baca juga: Kronologi Siswi SMP di Jambi Diperkosa dan Dibunuh secara Sadis di Tengah Kebun Kelapa Sawit

“Semoga langkah-langkah yang kami lakukan mendapatkan dukungan dari semua pihak. (Hal ini) agar (bisa) memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat perkebunan kelapa sawit nasional, khususnya bagi pekebun kelapa sawit,” imbuh Andi.

“Mari melangkah dengan semangat, jadilah inspirasi yang mampu memberikan pencerahan. Mari wujudkan kelapa sawit Indonesia maju, mandiri, dan modern,” tambahnya.

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com