Peluang Ekspor Kopi Tinggi, Kementan Ajak Petugas dan Petani Update Informasi Penanganan OPT

Kompas.com - 10/02/2023, 18:44 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

Direktorat Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam sebuah acara di kebun kopi di Semarang, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.
DOK. Humas Kementan Direktorat Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam sebuah acara di kebun kopi di Semarang, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.

KOMPAS.com – Kementerian Pertanian ( Kementan) melalui Direktorat Jenderal (Dirjen) Perkebunan mendorong dan memaksimalkan upaya pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) komoditas perkebunan serta peningkatan kapabilitas penanganan OPT tanaman kopi

Pasalnya, kopi merupakan komoditas perkebunan unggulan Indonesia dengan peluang ekspor tertinggi. Hal ini menjadikan kopi semakin diminati dan banyak ditanam atau dibudidayakan.

Direktur Perlindungan Perkebunan Kementan Hendratmojo Bagus Hudoro mengatakan, OPT yang menyerang tanaman kopi merupakan faktor yang harus mendapatkan perhatian besar dan pengelolaan yang serius.

Dia menyebutkan, semua pihak perlu menerapkan taktik dan strategi yang tepat sehingga kerugian yang ditimbulkan OPT dapat ditekan sekecil mungkin.

“Perlunya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas perlindungan perkebunan dan para petani, khususnya tentang penanganan OPT tanaman kopi,” ujarnya di Semarang Jawa Tengah beberapa waktu lalu.

Baca juga: Wapres Minta Kementan Giatkan Diversifikasi Pangan

Hendratmojo mengatakan, petugas perlindungan dan petani dapat melakukan identifikasi, pengamatan, dan pengendalian OPT kopi dengan cara yang tepat.

“Ini perlu dilakukan demi mendorong kembali peningkatan ekspor dan kualitas mutu hasil komoditas perkebunan,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat (10/2/2023).

Dia pun mengimbau petugas perlindungan dan petani update terhadap informasi terbaru dalam penanganan OPT kopi.

Informasi yang dimaksud adalah tentang budidaya kopi yang baik, pengenalan OPT kopi (pembibitan, akar, batang, dan buah), pengamatan serangan OPT kopi, taksasi produksi (pembibitan dan produktivitas), pengendalian OPT kopi, maupun penggunaan pestisida dalam penerapan gap kopi.

“Serangan OPT jika tidak dilakukan penanganan yang benar dan tepat dapat menimbulkan kerugian secara ekonomis baik kualitas maupun kuantitas,” katanya.

Baca juga: Dukung Ketahanan Pangan Nasional, Kementan Fokus Awasi Praktik Alih Fungsi Lahan

Hendratmojo mengatakan, gangguan OPT pada tanaman kopi tidak hanya pada tanaman dewasa di lahan, tetapi juga harus dipantau dan dikawal saat di pembibitan, kebun entres, dan penyimpanan.

Dia menambahkan, petugas dan petani harus sigap pula dalam mengantisipasi dampak pengaruh perubahan iklim terhadap perkembangan OPT terutama hama penggerek buah kopi.

“Demi mendukung peningkatan produktivitas komoditas kopi di Indonesia, Kementan melalui Dirjen Perkebunan terus berupaya melakukan pembinaan, bimbingan, dan pendampingan kepada pekebun dalam menerapkan teknologi perlindungan perkebunan, pengamatan dan pengendalian OPT,” ujarnya.

Direktorat Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam sebuah acara di kebun kopi di Semarang, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.
DOK. Humas Kementan Direktorat Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam sebuah acara di kebun kopi di Semarang, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.

Pada kesempatan itu, Pusat Penelitian Tanaman Kopi dan Kakao Indonesia Rais Widiyanto mengatakan, kopi asal Semarang, khususnya Daerah Gunung Kelir, mempunyai citra rasa yang khas.

Baca juga: Nilai NTP Naik, Anggota Komisi IV Haerudin Apresiasi Kementan dan Petani

Menurutnya, citra rasa tersebut perlu dijaga dari serangan hama penggerek buah kopi (Pbko) agar mutu yang dihasilkan mempunyai nilai tambah.

Sementara itu, Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Eko mengatakan, pihaknya mendukung pengembangan komoditas kopi di sekitar Gunung Kelir.

“Kamu mendukung dengan cara melakukan pembinaan, pendampingan, dan fasilitasi guna mendorong kemajuan usaha kelompok tani kopi,” jelasnya.

Untuk diketahui bahwa, salah satu kelompok tani kopi di Kabupaten Semarang yang memiliki perkembangan yang baik adalah Kelompok Tani Ngudi Makmur X di Dusun Tompak, Desa Genting, Kecamatan Jambu.

Kelompok Tani Ngudi Makmur X terbentuk sejak 2018 dan diketuai Antep Rosit (Simon). Kelompok tani telah menghasilkan produk Kopi Gayeng dan POC Super 38.

Demi peningkatan kapabilitas penanganan OPT tanaman kopi, Kementan turut melakukan kunjungan lapangan ke Kebun Kopi Desa Genting, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Baca juga: Food Estate Humbahas Dinilai Belum Optimal, Kementan: Bukan Lahan Tidak Subur, Tapi Butuh Perlakuan Khusus

Pada kesempatan itu, dilakukan kegiatan Pengamatan OPT, Pemasangan perangkap, Aplikasi Agens Pengendali Hayati (APH), serta Pengenalan OPT dan Okulasi/Grafting.

Terkini Lainnya
Stok Pupuk Bersubsidi Melimpah, Petani Diminta Segera Tebus Kuota yang Dimiliki
Stok Pupuk Bersubsidi Melimpah, Petani Diminta Segera Tebus Kuota yang Dimiliki
Kementan
Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Bagikan Pompa Irigasi Gratis di Jawa Timur
Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Bagikan Pompa Irigasi Gratis di Jawa Timur
Kementan
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian
Kementan
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran
Kementan
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi
Kementan
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi
Kementan
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga
Kementan
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga
Kementan
BPS Perkirakan Produksi Beras Surplus, Pengamat Pangan Minta Bulog Serap Gabah Petani
BPS Perkirakan Produksi Beras Surplus, Pengamat Pangan Minta Bulog Serap Gabah Petani
Kementan
Jalin Kerja Sama dengan Iran, Indonesia Siap Perkuat Pertanian dengan Teknologi
Jalin Kerja Sama dengan Iran, Indonesia Siap Perkuat Pertanian dengan Teknologi
Kementan
Antisipasi Penurunan Harga, KTNA Harap Bulog Serap Gabah Petani di Masa Panen Raya
Antisipasi Penurunan Harga, KTNA Harap Bulog Serap Gabah Petani di Masa Panen Raya
Kementan
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani
Kementan
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada
Kementan
Kementan Jaga Produksi Padi lewat Pompanisasi dan Percepatan Tanam
Kementan Jaga Produksi Padi lewat Pompanisasi dan Percepatan Tanam
Kementan
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi
Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke