KOMPAS.com – Komunitas Mahasiswa Bertani (KMB) dari Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin ( Unhas) Makassar mendukung upaya pemerintah memenuhi ketersediaan bahan pokok selama Ramadhan dan Lebaran.
"Kami mendukung program-program pemerintah, dalam hal ini program yang diselenggarakan Kementerian Pertanian (Kementan). Apalagi mengenai kebutuhan bahan pokok," ujar Ketua KMB Unhas Arham, Senin (11/4/2022).
Kebutuhan bahan pokok tersebut utamanya adalah komoditas beras, cabai, bawang, daging, dan kedelai.
Arham menyebutkan, salah satu bentuk dukungan tersebut adalah melakukan penanaman dan panen raya kedelai di lahan milik kampus Unhas melalui Demonstrasi Farming (Demfarm) Moncongloe.
Dia menjelaskan, penanaman kedelai penting dilakukan mengingat Indonesia selama ini masih mendatangkan kedelai dari luar negeri dalam jumlah yang cukup besar.
Di sisi lain, kedelai merupakan komoditas utama sebagai bahan baku pembuatan tempe dan tahu.
Menurutnya, sektor pertanian sangat menjanjikan jika dikelola dengan baik, terlebih harga komoditas kedelai saat ini sudah stabil dibanding sebelumnya.
Arham menuturkan, saat ini harga kedelai di pasar internasional terbilang cukup bagus, yakni di kisaran Rp 10.000 per kilogram (kg).
“Komoditas kedelai sangat menjanjikan. Ditambah lagi pemilihan varietas sesuai iklim suatu daerah harus dipertimbangkan. Ayo menanam kedelai," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.
Sebagai informasi, Komunitas Mahasiswa Bertani yang saat ini genap berumur satu tahun itu memiliki anggota yang lebih dari 100 orang.
Penanaman dilakukan di Demfarm Moncongloe, yakni lahan penanaman berbagai komoditas yang mencapai 16,7 hektar (ha).
Kegiatan komunitas tersebut, meliputi pemantauan varietas unggul, melakukan penanaman, dan berbagai aktivitas pertanian lainya.
"Sekali lagi kami dukung Kementan dalam memenuhi ketersediaan bahan pokok," katanya.
Dekan Fakultas pertanian Unhas Salengke menambahkan, sektor pertanian akan semakin berkembang dengan dukungan sumber daya manusia (SDM) muda yang terus bergerak serta perhatian besar pemerintah terhadap kemajuan pertanian Indonesia.
Baca juga: Badan Pangan Nasional: Produksi Kedelai Hanya Cukup Buat 1 Bulan, Perlu Impor 2,8 Juta Ton
"Pertanian ke depannya akan semakin berkembang karena selain sebagai kebutuhan pangan juga akan digunakan untuk kebutuhan energi,” katanya.
Oleh karena itu, dia mengingatkan, ketahanan pangan Indonesia harus dibangun sendiri dan tidak boleh bergantung kepada negara lain. Menurutnya, apa yang sudah dilakukan pihaknya merupakan awal yang baik.
Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri mengapresiasi dukungan mahasiswa terhadap pembangunan pertanian Indonesia.
Menurutnya, sektor pertanian saat ini sudah dilengkapi dengan teknologi dan mekanisasi yang jauh lebih maju, mandiri, dan modern.
Maka dari itu, Kuntoro berharap, dukungan semacam ini bisa dilakukan di kampus-kampus lain di seluruh Indonesia.
"Tentu kami berharap ada banyak mahasiswa lain yang juga turun langsung dalam proses pembangunan pertanian Indonesia untuk meningkatkan produksi dan menguatkan ketersediaan pangan kita," katanya.
Sebagai informasi tambahan, Kementan melalui Badan Penyuluh dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) telah membuka kesempatan bagi generasi muda untuk mengikuti berbagai pelatihan pertanian yang dilakukan secara virtual maupun offline.
Baca juga: Kunjungan Kerja ke Purwakarta, Wapres Tanam Jagung dan Kedelai
Pelatihan tersebut turut menjaring jutaan anak muda untuk menerima bekal ilmu usaha dalam sektor pertanian.