Akademisi UPR Nilai Food Estate Bantu Tingkatkan Ketahanan Pangan

Kompas.com - 26/08/2021, 17:27 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Presiden Jokowi saat meninjau lahan food estate (lumbung pangan) di Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (23/2/2021).KOMPAS.com/DOKUMEN HUMAS PEMDA SUMBA TENGAH Presiden Jokowi saat meninjau lahan food estate (lumbung pangan) di Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (23/2/2021).

KOMPAS.com – Akademisi Universitas Palangka Raya (UPR) Darmae Nasir menilai, program food estate yang dikerjakan Kementerian Pertanian (Kementan) sudah berjalan dengan baik dan membantu meningkatkan ketahanan pangan.

Oleh karenanya, dia mengajak semua pihak ikut terlibat dan mendukung program food estate, dimulai dengan perencanaan yang baik.

"Mari kita maju selangkah demi selangkah, melakukan perluasan dengan penuh kehati-hatian," ujarnya dalam siaran pers Kementan, seperti di kutip Kompas.com, Kamis (26/8/2021), seper

Ia menggarisbawahi, keberhasilan pertanian padi di lahan gambut tidak bisa datang begitu cepat, karena perlu proses penyesuaian, baik  lahan dan juga petaninya.

“Perlu konsistensi kebijakan karena bila lahan yang digarap kemudian ditinggalkan, maka yang akan terjadi adalah kita harus mulai dari nol lagi," tuturnya.

Baca juga: Kementan Klaim Food Estate Dibuat Sesuai Kajian dan Tepat Sasaran

Terkait beberapa pandangan yang menyatakan program penyediaan lumbung pangan nasional itu gagal, Nasir menilai pandangan tersebut keliru.

Sebab, katanya, ada perbedaan mendasar dari implementasi pertanian di lahan gambut dibanding lahan lainnya.

"Saya kira untuk yang tak paham mengenai pertanian di lahan gambut yang mungkin beranggapan sama seperti lahan mineral, irigasi pasang surut, dan persoalan lain yang menyangkut kualitas dan kuantitas petani, pendapat itu akan sangat tidak sesuai konteks," tuturnya.

Pasalnnya, lanjut Nasir, lahan rawa atau yang mempunyai jejak gambut perlu waktu cukup lama untuk bisa suitable  supaya bisa dinanam.

Untuk itu, dia mengajak semua pihak dengan seksama melakukan pengembangan irigasi pertanian di lahan food estate disertai dengan diklat untuk petani.

Baca juga: Wujudkan Pertanian Maju, Kementan Lakukan Modernisasi Alsintan

“Yang sangat penting adalah mari kita dengar apa pendapat petani sendiri mengenai areal yang mereka garap," jelasnya.

Nasir menegaskan, petani merupakan orang yang tahu persis kondisi dan situasi lahan pertanian mereka.

Petani tahu betul kapan harus menanam, pupuk apa yang digunakan, bagaimana strategi menghadapi kekurangan atau kelebihan air dan juga obat-obatan yang diperlukan. Bahkan, untuk varietas padi yang ditanam petani juga harus diajak berunding,” ujarnya.

Pertanian di lahan gambut butuh waktu 15 tahun

Ia menjelaskan, pertanian padi di tanah yang asalnya lahan rawa gambut perlu waktu 5 hingga 15 tahun untuk membuatnya jadi suitable untuk padi.

Bukan tanpa data. Nasir mengatakan itu karena berhasil menyandang gelar Phd dari The University of Nottingham dengan penelitian tentang sustainable livelihood di lahan gambut. Salah satu penelitiannya adalah pertanian tanaman padi.

Dalam konteks keberhasilan pengembangan lahan rawa menjadi lahan pertanian, dia menggarisbawahi ada banyak problematika yang menyertainya.

Baca juga: Melihat Urgensi Bangun Food Estate untuk Hadapi Ancaman Krisis Pangan Saat Pandemi

"Perlu digarisbawahi, rawa ada yang rawa lebak dan rawa gambut. Untuk yang gambut, persoalannya begitu ruwet. Perlu waktu untuk membuat tanahnya menjadi suitable untuk padi,” sebutnya.

Dia menjelaskan, prosesnya juga sangat ditentukan kualitas dan kuantitas air, kematangan tanah gambut (sudah teroksidasi atau masih gambut mentah) yang ditandai dengan pH masih di bawah 4, bahkan hanya 3.

Adapun untuk areal lahan food estate yang baru dibuka dan dengan saluran irigasi baru direvitalisasi membutuhkan waktu dalam proses pengembangannya. Sebab, keberhasilan penggarapan tanah gambut bukan hal yang instan.

"Ada proses alami dari lahan, sehingga suitable dan juga proses pembelajaran dari para petani mengenai bagaimana memperlakukan lahan mereka. Proses itu juga yang akan terjadi pada lahan yang baru dibuka," ujarnya.

Baca juga: Rawan Masalah, Pengusaha Makanan Minta Food Estate Terintegrasi dengan Industri

Terkini Lainnya
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke
Kementan
Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Percepat Realisasi Pompanisasi dan PAT Padi Gogo
Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Percepat Realisasi Pompanisasi dan PAT Padi Gogo
Kementan
Di Merauke, Mentan dan Wamenhan Gelar Panen Raya Padi Saat Hujan Deras
Di Merauke, Mentan dan Wamenhan Gelar Panen Raya Padi Saat Hujan Deras
Kementan
Targetkan Pertanian Modern, Mentan Amran Cek Pompanisasi di Merauke
Targetkan Pertanian Modern, Mentan Amran Cek Pompanisasi di Merauke
Kementan
Targetkan Peningkatan IP Padi, Kementan Canangkan Pompanisasi di Kabupaten Merauke
Targetkan Peningkatan IP Padi, Kementan Canangkan Pompanisasi di Kabupaten Merauke
Kementan
Kementan Bersama Dinas Pertanian Provinsi Banten Kembangkan Padi Biosalin untuk Wilayah Pesisir
Kementan Bersama Dinas Pertanian Provinsi Banten Kembangkan Padi Biosalin untuk Wilayah Pesisir
Kementan
Program Pompanisasi dari Mentan Amran di Subang Tuai Respons Positif
Program Pompanisasi dari Mentan Amran di Subang Tuai Respons Positif
Kementan
Dapat Tambahan Kuota Pupuk Subsidi, Pemkab OKI Optimis Produktivitas Pertanian Meningkat
Dapat Tambahan Kuota Pupuk Subsidi, Pemkab OKI Optimis Produktivitas Pertanian Meningkat
Kementan
Irjen Setyo Budiyanto Larang Pertemuan Pegawai Kementan dengan Penyedia Barang dan Jasa secara Langsung
Irjen Setyo Budiyanto Larang Pertemuan Pegawai Kementan dengan Penyedia Barang dan Jasa secara Langsung
Kementan
Kebut Oplah Demi Amankan Pangan Nasional, Petani Senang, Kementan Jadi Tenang
Kebut Oplah Demi Amankan Pangan Nasional, Petani Senang, Kementan Jadi Tenang
Kementan
Mantan Mentan Bungaran Saragih Sebut Indonesia Perlu Menko Pangan dan Agribisnis
Mantan Mentan Bungaran Saragih Sebut Indonesia Perlu Menko Pangan dan Agribisnis
Kementan
Kolaborasi Pemerintah dan Bulog Pastikan Ketersediaan Stok Pangan di Tangerang
Kolaborasi Pemerintah dan Bulog Pastikan Ketersediaan Stok Pangan di Tangerang
Kementan
Kuota Pupuk Bersubsidi di NTT Tambah 2 Kali Lipat, Produktivitas Diharapkan Meningkat
Kuota Pupuk Bersubsidi di NTT Tambah 2 Kali Lipat, Produktivitas Diharapkan Meningkat
Kementan
Apresiasi Mentan Amran, Penambahan Alokasi Pupuk Jadi Angin Segar bagi Petani Sumsel
Apresiasi Mentan Amran, Penambahan Alokasi Pupuk Jadi Angin Segar bagi Petani Sumsel
Kementan
Pengamat Politik Al Azhar: Tambahan Alokasi Pupuk Adalah Solusi Pasti
Pengamat Politik Al Azhar: Tambahan Alokasi Pupuk Adalah Solusi Pasti
Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke