Kementan Raih WTP, Mentan SYL: Kami Ada di Jalan yang Benar

Kompas.com - 25/06/2021, 16:19 WIB
A P Sari,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK) secara resmi menyerahkan penghargaan opini wajar tanpa pengecualian (WTP) kepada Kementerian Pertanian (Kementan), Jumat (25/6/2021).

Penghargaan ini diberikan setelah BPK memeriksa laporan keuangan pemerintah pusat yang diterbitkan pada 31 Mei 2021.

Ketua BPK Agung Firman Sampurna menjelaskan, penghargaan itu diberikan BPK tepat setelah setiap lembaga atau kementerian melewati pemeriksaan yang cukup panjang.

Pemeriksaan dilakukan lewat empat kriteria utama, yakni kesesuaian atas standar akuntansi pemerintah, kecukupan pengungkapan pemerintah, kepatuhan terhadap undang-undang, dan sistem pengendalian intern.

“Dari hasil pemeriksaan orang-orang profesional itu, maka kami menyimpulkan WTP layak diberikan (salah satunya kepada Kementan),” kata Agung dalam keterangan tertulisnya, dikutip Kompas.com, Jumat.

Baca juga: Kementan Targetkan Realisasi Serapan Anggaran Capai 40 Persen hingga Akhir Juni

Merespons pemberian WTP itu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan BPK.

Menurut dia, WTP yang diterima Kementan secara berturut-turut tersebut menjadi bukti bahwa kerja keras jajarannya sudah berada di jalur yang benar.

“WTP itu indikatornya terletak pada ketaatan pada aturan, tidak ada kerugian negara, dan bisa dipertanggungjawabkan secara administrasi. Untuk itu, saya rasa ini menjadi kebanggan, karena WTP yang terus kami peroleh itu menjadi tanda bahwa kami sudah berada di jalan yang benar,” katanya.

Hal tersebut disampaikan SYL sesaat setelah mengikuti acara penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LHP LKPP) 2020 yang digelar secara virtual, Jumat.

Baca juga: Bangun Food Estate Hortikultura di Jawa, Kementan Survei 2 Daerah Ini

Meski mendapatkan WTP berturut-turut, SYL mengingatkan jajarannya untuk bisa bekerja keras dengan lebih baik lagi. Salah satu aksi yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan produksi untuk kesejahteraan petani.

“Saya kira WTP ini baik secara administrasi maupun program, karena sudah berjalan beriringan dan bermuara pada kesejahteraan petani. Karena itu, kami jajaran pertanian akan terus melakukan kerja sebagaimana yang ditentukan dan memperbaiki tata kelola dengan sistem digital,” jelasnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sambutannya di Istana Negara, Jakarta, mengatakan, penghargaan WTP harus disikapi dengan bijak.

Ia meminta setiap lembaga atau kementerian untuk selalu memastikan agar setiap rupiah yang diberikan bisa dirasakan betul manfaatnya oleh masyarakat.

Baca juga: Porang Jadi Komoditas Super Prioritas, Kementan Dorong Petani Mengembangkannya

“Saya meminta para menteri, kepala lembaga, dan kepala daerah, agar meminta rekomendasi pemeriksaan BPK segera ditindaklanjuti atau diselesaikan. Predikat WTP bukanlah tujuan akhir, karena kita selalu ingin mempergunakan yang rakyat dengan sebaik-baiknya,” ucap Jokowi.

Pengeololaan sebaik-baiknya itu, sambung dia, dilakukan dengan metode transparan dan akuntabel dengan terus memperbaiki kualitas belanja secara tepat sasaran.

Di samping berpesan kepada para kepala lembaga atau kementerian untuk selalu amanah, Jokowi tidak lupa mengapresiasi kinerja BPK yang bisa menyelesaikan tugas secara tepat waktu.

“Apalagi penghargaan ini diberikan di tengah berbagai keterbatasan aktivitas dan mobilitas pada masa pandemi Covid-19. Pemerintah pusat terus berkomitmen untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas laporan keuangan,” sebut dia.

Baca juga: Dirjen PSP Kementan Ungkap 3 Strategi untuk Percepat Serapan Anggaran

Lebih lanjut, Jokowi menegaskan agar pemerintah bisa memperhatikan semua rekomendasi BPK dalam mengelola pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

“Defisit anggaran dibiayai dengan memanfaatkan sumber-sumber pembiayaan yang aman, dilakukan secara responsif dengan mendukung kebijakan counter cyclical, dan melalui akselerasi pemulihan sosial ekonomi yang dikelola secara hati-hati, kredibel, dan terukur,” ujarnya.

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com