KOMPAS.com – Kementerian Pertanian ( Kementan) terus bergerak melakukan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) di berbagai daerah, salah satunya di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, tepatnya Batu Betumpang, Kecamatan Pulau Besar.
Direktur Irigasi Pertanian Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Rahmanto mengatakan, program tersebut diperuntukkan bagi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Dungun Raya untuk mengairi areal persawahan seluas 200 hektar (ha).
“Program RJIT untuk Gapoktan Dungun Raya membuat petani semakin meningkatkan produktivitasnya,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (14/6/2021).
Dia berharap, hadirnya program RJIT mampu membenahi saluran irigasi, sehingga dapat dimaksimalkan para petani.
"Dengan begitu, irigasi yang telah direhabilitasi ini juga bisa mendukung peningkatan ekonomi atau memberikan nilai tambah untuk petani," katanya.
Baca juga: Program Embung Kementan Pacu Produktivitas Pertanian di Lamongan
Dia menjelaskan, kondisi pengairan sebelum rehabilitasi saluran masih mengandalkan pompa air dan tadah hujan.
Oleh karenanya, distribusi air ke lahan sawah kurang optimal karena biaya operasional, seperti konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang cukup tinggi.
Kegiatan RJIT oleh Gapoktan Dungun Raya juga meliputi pembuatan gorong-gorong dua unit dan pembangunan saluran irigasi tersier menggunakan konstruksi ferrocement sepanjang saluran 265,5 meter (m).
Dampak luas layanan Irigasi setelah dilakukan kegiatan RJIT ini seluas 200 ha. Sebelumnya, produktivitas hanya dua ton per ha. Saat ini, angkanya meningkat menjadi empat ton per ha setelah saluran di rehab mengalami kenaikan.
Di lokasi itu pula, intensitas pertanaman (IP) 100 atau satu kali tanam dalam satu tahun. Namun, adanya rehabilitasi saluran irigasi menjadi dua tanam dalam satu tahun. Dampak lain dari rehabilitasi saluran ini adalah dapat dilakukannya percepatan tanam.
Baca juga: Kembali Jalankan RJIT, Mentan SYL: Dalam Pertanian Harus Ada Air
Berkat program RJIT yang dibangun Kementan tersebut, produktivitas Gapoktan Dungun Raya melonjak dua kali lipat.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam berbagai kesempatan selalu menjelaskan, kegiatan RJIT dilakukan untuk mendukung pertanian.
SYL menilai, adanya RJIT memungkinkan Kementan untuk memastikan air bisa sampai ke petakan-petakan sawah.
"Dengan demikian, produktivitas bisa terjaga bahkan ditingkatkan. Dengan itu, ketahanan pangan bisa kita jaga," tuturnya.
Direktur Jenderal PSP Kementan Ali Jamil menambahkan, air merupakan hal mendasar yang diperlukan dalam sektor pertanian tapi juga bisa menjadi petaka bila tak diatur dengan baik.
Baca juga: Lewat RJIT, Luas Tanam di Parung Panjang Diharapkan Bisa Bertambah
Maka dari itu, Kementan menghadirkan program RJIT sebagai sarana pengaturan air agar distribusi berjalan dengan baik.
"RJIT ini program water management. Program jaringan irigasi ini telah menghubungkan saluran sekunder ke saluran pembawa/tersier, sehingga distribusi air menjadi lancar, karena selama ini saluran sekunder belum terkoneksi dengan saluran tersier," jelasnya.
Ali juga menyebut, kegiatan rehabilitasi bukan hanya membenahi saluran irigasi yang rusak, tapi juga bagian dari kegiatan padat karya.
“RJIT dilakukan bukan hanya untuk membenahi saluran irigasi yang rusak. RJIT juga dimaksudkan untuk memaksimalkan fungsi irigasi, sehingga bisa mendukung peningkatan," terangnya.
Baca juga: Kementan Pastikan Terus Perbaiki Pola Distribusi Pupuk Bersubsidi