Genjot Penyerapan Gabah Petani, Kementan Kerja Sama dengan PT Pertani

Kompas.com - 06/04/2021, 07:26 WIB
A P Sari,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kementerian Pertanian (Kementan) terus menjamin kecukupan stok pangan dan menjaga kestabilan harga. Hal ini dilakukan dengan cara memaksimalkan hasil produksi petani.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Kementan menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan PT Pertani (Persero) terkait upaya penyerapan gabah para petani.

Penandatanganan MoU ini dilakukan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

Teknis kerja sama ini diatur melalui perjanjian antara Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) (Persero), Penunjukkan RNI ini mengingat perusahaan tersebut, termasuk Pertani, sebagai klaster pangan BUMN.

Baca juga: Masuk Musim Tanam Kedua, Kementan Jamin Ketersediaan Pupuk Subsidi

“Kerja sama itu mengoptimalkan penyerapan hasil panen petani. Saat ini bisa dibilang penting karena sedang panen raya. Untuk itu, harga di tingkat petani harus dijaga,” kata Kepala BKP Kementan Agung Hendriadi di Unit Penggilingan Padi (UPP) Pertani Kendal, Jawa Tengah, Senin (5/4/2021).

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama (Dirut) Pertani Maryono mengatakan, sebagai BUMN klaster pangan, PertanI mengambil gabah petani dengan harga di atas harga pokok penjualan (HPP). Ini dilakukan guna mendukung kesejahteraan para petani.

“Hari ini kita off take dengan harga Rp 4.300. Di Banyuwangi dan Karawang harganya juga sama,” terang Maryono dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin.

Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi dan Direktur Utama (Dirut) PT Pertani (Persero) Maryono beserta sejumlah pihak dari Kementan dan Pertani saat berada di Unit Penggilingan Padi (UPP) Pertani Kendal, Jawa Tengah, Senin (5/4/2021).DOK. Humas Kementan Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi dan Direktur Utama (Dirut) PT Pertani (Persero) Maryono beserta sejumlah pihak dari Kementan dan Pertani saat berada di Unit Penggilingan Padi (UPP) Pertani Kendal, Jawa Tengah, Senin (5/4/2021).

Ia menegaskan, pihaknya tidak ingin petani mendapatkan harga di bawah HPP, meskipun harga beras di pasaran relatif murah.

Baca juga: Kementan Sebut P2L Dapat Tingkatkan Kecukupan Pangan dan Gizi Masyarakat

“Saat ini, penyerapan di Jateng sudah 3.000 ton. Kita akan tingkatkan sesuai kebutuhan dan kami akan terus serap gabah petani,” ujarnya.

Sebagai informasi, kehadiran Agung di UPP Pertani Kendal itu turut didampingi Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Risfaheri.

Menurut Risfaheri, pihaknya menargetkan pelaksanaan penyerapan gabah berlangsung hingga Mei 2021 dengan jumlah mencapai 300.000 ton untuk seluruh Indonesia.

“Kita harapkan bisa terwujud agar harga di petani terjaga. Karena harga gabah yang jatuh, hari ini Pertani bisa membeli harga di atas HPP,” jelasnya.

Baca juga: Medsos Kementan Raih Silver Winner di Ajang PRIA 2021

Lebih lanjut, Agung menegaskan, penyerapan gabah oleh Pertani bersifat komersial, sehingga pihaknya dapat membeli di atas HPP.

Penyerapan Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) itu sifatnya public service obligation (PSO) dan harga telah ditentukan pemerintah. Sedangkan Pertani ini kita dorong penyerapan secara komersial,” paparnya.

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com