Mentan Dorong Perusahaan Pertanian Kembangkan Produk Berorientasi Ekspor

Kompas.com - 23/03/2021, 19:26 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, saat melakukan Launching Marketplace dan Ekspose Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Pangan Lokal, di Summarecon Mall Bekasi.DOK. Humas Kementan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, saat melakukan Launching Marketplace dan Ekspose Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Pangan Lokal, di Summarecon Mall Bekasi.

KOMPAS.com – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mendorong para pengusaha khususnya di lini bisnis pertanian untuk dapat mengembangkan produk berorientasi ekspor sehingga bisa bersaing dengan negara lain di pasar dunia.

"Para pengusaha khususnya yang berada di Jawa Tengah harus mencari dan mau mengembangkan produk turunan dari satu komoditi pertanian yang bisa diekspor lebih bervariasi,” ujarnya, Senin (22/3/2021).

Dengan begitu, lanjutnya, para pengusaha pertanian tidak hanya berpikir menjaga ketahanan pangan nasional, tapi juga mencari cara untuk menambah daya tarik konsumen mancanegara.

"Saat ini, Kementan terus berinovasi untuk menghasilkan produk yang sesuai standar negara tujuan ekspor, sehingga target gerakan tiga kali ekspor (gratieks) bisa terealisasi dengan segera," kata SYL.

Untuk itu, Kementerian Pertanian (Kementan) akan menyosialisasikan program Kredit Usaha Rakyat ( KUR) sektor pertanian lebih masif lagi.

Baca juga: Hingga Februari, Penjaminan KUR Askrindo Tembus Rp 20 triliun

KUR bertujuan memudahkan petani untuk memperoleh permodalan, tapi saya masih ada petani yang belum memahami mekanisme KUR.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menambahkan, dana KUR bisa digunakan petani untuk mengembangkan budidaya ataupun mengerjakan bisnis lainnya yang berkaitan di bidang pertanian.

"Penyaluran KUR telah dinikmati petani di berbagai sektor, yakni tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, kombinasi pertanian/perkebunan dengan peternakan, serta jasa pertanian, perkebunan, dan peternakan," sebutnya.

Adapun, latar belakang perumusan KUR Pertanian ini dilandasi kebutuhan petani pada KUR untuk melanjutkan usaha taninya.

Baca juga: 19.500 Alumni Kartu Prakerja Jadi Wirausaha dan Bakal Dapat KUR

Sarwo mengakui, masalah pembiayaan masih menjadi kendala karena petani sedikit mengalami kesulitan ketika akan meminjam ke bank.

"Biasanya, yang menjadi kendala dalam pembiayaan tersebut keharusan adanya agunan atau jaminan dan angsurannya yang cukup besar,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Sebab, imbuhnya, usaha tani ini berbeda dengan usaha-usaha lainnya, sehingga petani akan kesulitan mendapatkan permodalan.

Sarwo menjelaskan, alokasi KUR pada 2021 naik dari tahun sebelumnya. Pada 2020, alokasi KUR untuk sektor pertanian sebesar Rp 50 triliun, sekarang menjadi Rp 70 triliun.

Dengan begitu, lebih banyak sektor petani yang akan dibiayai. Indah juga menyarankan agar mengambil KUR Super Mikro.

Baca juga: Mau Buka Pertashop tapi Kurang Modal? Manfaatkan KUR

“Kalau bisa ambil KUR yang super mikro, selain tanpa agunan produk ini juga bunganya nol persen. Jadi pinjam Rp 10 juta, ya kembalikannya juga Rp 10 juta,” pungkasnya.

Belum semua petani paham

Sementara itu, Koordinator Laboratorium Manajemen Agribisnis Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro (Undip) Wiludjeng Roessali mengatakan, pemerintah sudah memberi beberapa kemudahan untuk petani dalam memperoleh kredit permodalan.

Sayangnya, sebut Wiludjeng, belum semua petani memahami mekanismenya.

"Saya menilai, masih belum ada kesesuaian antara program dan pelaksanaanya di lapangan. Petani belum sepenuhnya memahami mekanisme dan teknis,” katanya.

Baca juga: Kementan Berikan Fasilitas Gerai Pangan Lokal Bagi Pelaku UMKM

Untuk itu, dia menilai, petani butuh sosialisasi yang intens dan masif agar paham dan yakin dengan kredit tersebut.

Wiludjeng juga mengakui, KUR sektor pertanian mempunyai banyak faktor terkait persoalan-persoalan teknis.

"Dalam kredit itu kan banyak faktor ya yang terjadi, bisa jadi karena programnya terlambat, realisasinya susah, atau petaninya yang belum paham masalah kredit, jadi banyak hal," tambahnya.

Namun, menurut Wiludjeng, banyak juga yang berhasil memanfaatkan KUR sektor pertanian dan menjadikan petani berhasil.

"Dalam beberapa kasus, ada usaha peternakan berhasil, ada kelompok tani yang sudah punya ekspektasi bagus terhadap hasil usahanya banyak yang mau mengambil kredit, seperti petani tembakau, padi, jagung," katanya.

Baca juga: Berdampak pada Pertumbuhan Tanaman, Kementan Minta Petani Waspadai Pupuk Palsu

Hingga saat ini, lanjutnya, jangkauan KUR sektor pertanian tersebut sudah masif di masyarakat sudah sampai ke desa-desa.

Wiludjeng menyebut, sosialisasi yang masih berjalan adalah kunci, terutama terkait persoalan teknis penyalurannya.

"Kalau jangkauannya sudah masuk ke desa-desa. Namun, masih banyak petani yang ragu atau enggan ke mengambil kredit,” terangnya.

Sebaliknya, imbuhnya, ada pula kelompok tani yang mengambil kredit karena sudah punya ekspektasi bagus terhadap hasil usahanya.

Baca juga: Kementan Bilang Stok Beras Petani Lokal Melimpah Ruah, Kok Impor?

Terkini Lainnya
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke
Kementan
Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Percepat Realisasi Pompanisasi dan PAT Padi Gogo
Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Percepat Realisasi Pompanisasi dan PAT Padi Gogo
Kementan
Di Merauke, Mentan dan Wamenhan Gelar Panen Raya Padi Saat Hujan Deras
Di Merauke, Mentan dan Wamenhan Gelar Panen Raya Padi Saat Hujan Deras
Kementan
Targetkan Pertanian Modern, Mentan Amran Cek Pompanisasi di Merauke
Targetkan Pertanian Modern, Mentan Amran Cek Pompanisasi di Merauke
Kementan
Targetkan Peningkatan IP Padi, Kementan Canangkan Pompanisasi di Kabupaten Merauke
Targetkan Peningkatan IP Padi, Kementan Canangkan Pompanisasi di Kabupaten Merauke
Kementan
Kementan Bersama Dinas Pertanian Provinsi Banten Kembangkan Padi Biosalin untuk Wilayah Pesisir
Kementan Bersama Dinas Pertanian Provinsi Banten Kembangkan Padi Biosalin untuk Wilayah Pesisir
Kementan
Program Pompanisasi dari Mentan Amran di Subang Tuai Respons Positif
Program Pompanisasi dari Mentan Amran di Subang Tuai Respons Positif
Kementan
Dapat Tambahan Kuota Pupuk Subsidi, Pemkab OKI Optimis Produktivitas Pertanian Meningkat
Dapat Tambahan Kuota Pupuk Subsidi, Pemkab OKI Optimis Produktivitas Pertanian Meningkat
Kementan
Irjen Setyo Budiyanto Larang Pertemuan Pegawai Kementan dengan Penyedia Barang dan Jasa secara Langsung
Irjen Setyo Budiyanto Larang Pertemuan Pegawai Kementan dengan Penyedia Barang dan Jasa secara Langsung
Kementan
Kebut Oplah Demi Amankan Pangan Nasional, Petani Senang, Kementan Jadi Tenang
Kebut Oplah Demi Amankan Pangan Nasional, Petani Senang, Kementan Jadi Tenang
Kementan
Mantan Mentan Bungaran Saragih Sebut Indonesia Perlu Menko Pangan dan Agribisnis
Mantan Mentan Bungaran Saragih Sebut Indonesia Perlu Menko Pangan dan Agribisnis
Kementan
Kolaborasi Pemerintah dan Bulog Pastikan Ketersediaan Stok Pangan di Tangerang
Kolaborasi Pemerintah dan Bulog Pastikan Ketersediaan Stok Pangan di Tangerang
Kementan
Kuota Pupuk Bersubsidi di NTT Tambah 2 Kali Lipat, Produktivitas Diharapkan Meningkat
Kuota Pupuk Bersubsidi di NTT Tambah 2 Kali Lipat, Produktivitas Diharapkan Meningkat
Kementan
Apresiasi Mentan Amran, Penambahan Alokasi Pupuk Jadi Angin Segar bagi Petani Sumsel
Apresiasi Mentan Amran, Penambahan Alokasi Pupuk Jadi Angin Segar bagi Petani Sumsel
Kementan
Pengamat Politik Al Azhar: Tambahan Alokasi Pupuk Adalah Solusi Pasti
Pengamat Politik Al Azhar: Tambahan Alokasi Pupuk Adalah Solusi Pasti
Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke