KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kawasan pengembangan food estate di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dengan penerapan teknologi pertanian modern akan menjadi lahan percontohan.
Sebagai informasi, food estate merupakan program jangka panjang yang dapat menciptakan lapangan kerja baru di pedesaan, meningkatkan pendapatan keluarga petani, serta memastikan ketahanan pangan secara nasional.
Syahrul menambahkan, dengan program tersebut nantinya akan ada kelompok tani yang menggarap lahan seluas 100 hektar (ha).
Sementara itu, lahan per 1.000 ha akan digarap oleh gabungan kelompok tani, yang dikorporasikan menjadi lebih besar hingga 10.000 ha.
“Diharapkan nantinya petani tidak lagi menjual gabah secara murah. Artinya semua harus hilirisasi dan industrinya dirancang dengan baik,” kata Syahrul, seperti dalam keterangan tertulisnya.
Baca juga: Pengembangan Kawasan Food Estate Kalteng, Jokowi Minta Petani Jangan Hanya Bisa Jual Gabah
Senada dengan Syahrul, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, program food estate merupakan upaya pemerintah untuk menciptakan ketahanan pangan.
Untuk itu, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 akan difokuskan untuk pemulihan ekonomi, revitalisasi sistem pangan nasional, pengembangan food estate, serta peningkatan produktivitas di luar pulau Jawa.
“Saya kira kita harus dukung APBN sebagai instrumen fiskal untuk mewujudkan ketahanan pangan di dalam negeri,” kata Sri, Minggu (11/10/2020).
Syahrul pun berharap, program tersebut dapat meningkatkan produksi pertanian.
Baca juga: Ini 4 Prioritas Mentan Jaga Ketahanan Pangan di Tengah Pandemi
“Pada proyek lintas kementerian ini, penerapan mekanisasi serta teknologi pertanian juga diharapkan dapat mengoptimalkan rawa menjadi lahan pertanian produktif,” kata Syahrul.