Berkat Optimasi Lahan Rawa, Lahan Pertanian di Tulang Bawang Minim Banjir

Kompas.com - 18/06/2020, 18:38 WIB
Inadha Rahma Nidya,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Sarwo Edhy mengatakan, Kabupaten Tulang Bawang di Lampung telah merasakan dampak positif dari optimasi lahan rawa.

“Petani di Kabupaten Tulang Bawang tidak lagi merasakan banjir. Jika ada daerah yang terkena banjir pun, tidak membutuhkan waktu lama untuk kembali surut," kata Sarwo, seperti dalam keterangan tertulisnya.

Hasilnya, produksi meningkat, dan jaringan irigasi, tanggul, serta pintu air berfungsi lebih baik.

Setelah optimasi lahan rawa, provitas di Kabupaten Tulang Bawang juga meningkat menjadi 4,6 ton per hektar ( ha) Gabah Kering Panen (GKP), dari awalnya 2,8 ton per ha GKP.

Sarwo mengatakan, optimasi lahan rawa dapat dilakukan melalui penataan sistem tata air dan lahan.

Caranya dengan membuat atau merehabilitasi saluran, pintu-pintu air, tanggul, serta menyiapkan dan mengelola lahan.

Baca juga: Optimasi Lahan Jadi Strategi Kementan Tingkatkan Produksi Pangan, Apa Itu?

Kelompok Tani (Poktan) Jaya Santosa di Kabupaten Tulang Bawang sendiri mengoptimasi lahan dengan memperbaiki saluran kwarter sepanjang 1.550 meter, memperbaiki tanggul sepanjang 1.200 meter, serta membangun 32 unit gorong-gorong, dan 1 jembatan pada lahan seluas 120 ha.

Sebagai informasi, bukan Kabupaten Tulang Bawang saja yang melakukan optimasi lahan. Petani Lampung di daerah lain, seperti Mesuji, Lampung Tengah, Lampung Timur, dan Lampung Selatan juga melakukan optimasi lahan rawa.

Gapoktan Rawa Indah di Desa Bidarow Indah Kecamatan Menggala Timur misalnya, telah melaksanakan perbaikan saluran tersier sepanjang 4.900 meter, serta membangun tanggul 2.170 meter dan 4 unit gorong-gorong untuk lahan seluas 180 ha.

Hal tersebut sesuai dengan anjuran Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, yang meminta petani menjaga ketersediaan pangan dengan menggenjot produktivitas.

Baca juga: Mentan Optimis Mampu Jaga Ketersediaan Pangan di Tengah Pandemi

“Jangan sampai ada lahan yang menganggur. Semua lahan pertanian kita genjot produktivitasnya,” kata Syahrul, Kamis (18/6/2020).

Sarwo pun mengakui, potensi lahan di Provinsi Lampung sangat luar biasa. Berdasarkan data BPN 2019, luas lahan sawah di Provinsi Lampung mencapai 361.699 ha.

Provinsi Lampung juga memiliki 86.000 hektar lahan rawa yang berpotensi untuk pertanian.

“Komoditas yang banyak diusahakan pada ekosistem adalah padi. Potensi besar ini diharapkan dapat memenuhi ambang baku lahan pertanian untuk produksi pangan nasional,” kata Sarwo.

Baca juga: Produksi Pangan Dalam Negeri Terus Membaik

Sarwo menambahkan, pada 2019 target optimasi lahan rawa di Provinsi Lampung adalah 25.604 ha. Rinciannya Tulang Bawang seluas 8.065 ha, Mesuji 7.020 ha, Lampung Tengah 5.845 ha, Lampung Timur 2.159 ha, dan Lampung Selatan 2.515 ha.

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com