Antisipasi Kenaikan Harga Pangan, Sejumlah Daerah Gelar Penanaman Serentak

Kompas.com - 07/05/2020, 09:30 WIB
Mikhael Gewati

Penulis

KOMPAS.com – Sejumlah daerah menggelar penanaman komoditas pangan serentak untuk mengantisipasi kenaikan harga pangan akibat terbatasnya akses pengiriman logistik.

Hal terjadi karena beberapa daerah sudah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Salah satu daerah yang menggelar penanaman serentak adalah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau. Pemprov Riau mengadakan penanaman serentak di sejumlah wilayah yang memiliki lahan pertanian seperti pesawahan dan perkebunan.

Penanaman tersebut dilakukan bersama para petani sekitar sebagai bentuk antisipasi kemungkinan terjadinya defisit dan krisis pangan.

Gubernur Provinsi Ria Syamsuar mengatakan, gerakan tanam ini meliputi penyediaan pangan dan hortikultura padi, jagung, sayur, buah dan subsektor pertanian lainya seperti ubi jalar dan singkong.

Baca juga: Tingkatkan Produksi Pertanian, Kementan Optimalkan Lahan Rawa di 14 Provinsi

"Ketika daerah lain memberlakukan PSBB, maka arus masuknya bahan pangan dari daerah lain ke daerah kita juga akan terbatas, dan harganya kemungkinan besar akan naik. Maka itu, kita harus mengantisipasi sejak dini," kata Syamsuar, seperti dalam keterangan tertulisnya.

Hal tersebut dikatakan Syamsuar saat memberikan arahan pada acara 'Gerakan Tanam Penyediaan Pangan Daerah' di Desa Kualu, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Rabu (6/5).

Ia mengatakan, sejauh ini Pemprov Riau telah mengatur skema pola tanam melalui intruksi Gubernur kepada para Bupati dan Walikota se-Provinsi Riau.

Intruksi tersebut antara lain penanaman terintegrasi antara produksi dan akses pasar, pemanfaatan lahan pekarangan, tanaman tumpang sari serta penanaman dalam pot atau polybag.

Tujuannya adalah untuk menjaga keseimbangan supply dan demand agar bahan pangan serta stabilisasi harga pangan tetap terjaga dengan baik,

Baca juga: Jelang Panen Raya, Kementan Pastikan Harga Bawang Merah Berangsur Normal

“Kemudian melakukan kegiatan ekstensifikasi berupa perluasan areal tanam dengan cetak sawah baru, rehabilitasi sawah terlantar, optimalisasi lahan, pemanfaatan lahan tidur (sleeping land) dan lahan-lahan milik kantor lembaga pemerintah atau swasta yang tidak dimanfaatkan," kata Syamsuar.

Menurut Syamsuar, gerakan tersebut wajib dilakukan sebagai tindak lanjut intruksi Presiden Joko Widodo mengenai pembukaan lahan baru serta antisipasi menghadapi kekeringan. Maka, langkah selanjutnya sesuai dengan RT/RW Provinsi Riau yang telah ditetapkan pada 2018 bahwa Pola ruang Provinsi Riau mencapai 514.130 hektare.

Lebih lanjut ia mengatakan, berdasarkan laporan Dinas Pangan pada Bulan April ini skala panen di Riau mencapai 9.246,4 hektar (ha).Sementara itu, produksi beras pada bulan April-Juni mencapai 40.435,1 ton.

“Perlu saya tegaskan juga bahwa ada atau tidak ada pandemi Covid-19 kita tidak boleh terlena, pertanian harus terus bergerak, tidak boleh berhenti," katanya.

Gerakan penanaman di Gorontola dan Kediri

Tak hanya Riau, provinsi yang melaksanakan gerakan tanam serentak adalah
Gorontalo.

Para petani dan masyarakat di Gorontalo diminta memanfaatkan dan mengoptumalisasi pekarangan rumah dan lahan kosong berpotensi besar untuk gerakan tanam serentak.

Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim mengatakan penanaman tersebut untuk menambah jumlah pangan stok yang ada menjadi lebih kuat. Meski demikian, ia menjamin pasokan pangan dalam posisi aman dan terkendali.

"Di tengah Pandemi Covid 19 ketersediaan stok pangan sampai 3 bulan ke depan dijamin aman karena sesuai laporan dari seluruh kabupaten atau kota terutama pada ketersediaan bahan pangan pokok cukup surplus," katanya dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima Kamis (7/5/2020).

Baca juga: Wabah Covid-19, Jokowi: Pastikan Stok Pangan Terjaga Saat Ramadhan

Idris mengatakan, saat ini Pemprov Gorontalo terus memfasilitasi dan mendorong petani untuk mempercepat penanaman agar musim panen nanti Agustus-September mampu menambah jaminan ketersedian pangan.

"Sekali lagi, Insya Allah pangan kita selama 3 bulan ke depan dalam posisi yang aman," katanya.

Sementara itu, gerakan tanam juga dilakukan di Kabupaten Kediri. Di sana, Bupati Kediri, Haryanti Sutrisno langsung meminta seluruh jajaranya melakukan sosialisasi gerakan tanam untuk menambah kebutuhan lokal.

"Kami optimis mampu menjaga ketahanan pangan nasional, terutama saat panen raya padi di bulan april ini yang diperkirakan mencapai 50.758 ton gabak kering giling,” kata dia.

Ia pun optimis pada akhir tahun 2020 Kabupaten Kediri akan mencapai surplus beras sebesar 50.000 ton, aneka cabai surplus 29.000 ton, dan bawang merah 1000 ton.

Baca juga: Jaga Ketahanan Pangan, Kementan Alihkan Komoditas dari Daerah Surplus ke Defisit

Sebelumnya Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa ada sejumlah provinsi yang mengalami defisit beras. Namun hal itu kini mulai berkurang karena kebijakan intervensi daerah surplus.

"Setelah diintervensi, maka yang tersisa hanya Kepulauan Riau, Bangka Belitung dan Maluku Utara. Semuanya juga sudah berangsur baik," katanya.

Menurut Syahrul, beberapa upaya intervensi yang dilakukan pemerintah, diantaranya mengalokasikan stok beras nasional dari daerah yang surplus ke daerah defisit, serta berkoordinasi dengan Bulog untuk mendistribusikan stok beras.

"Kelancaran distribusi menjadi kunci untuk menjaga ketersediaan stok beras. Karena itu kami berharap tidak ada lockdown atau isolasi wilayah," ujar Mentan.

 

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com