Di Tengah Pandemi Covid-19, Indonesia Sambut Panen Raya Berbagai Komoditas

Kompas.com - 06/04/2020, 14:57 WIB
I Jalaludin S,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi mengatakan, meski menghadapi situasi darurat pandemi Covid-19, geliat petani untuk berproduksi tidak menurun.

Hal ini terbukti dari berlangsungnya panen raya dengan berbagai komoditas di beberapa wilayah di Indonesia.

Suwandi pun menyebut, untuk menghadapi musim panen raya padi, pihaknya telah menyiapkan beberapa langkah. Salah satunya menggerakkan Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling).

Dengan begitu, penggilingan mampu menyerap gabah langsung dari petani dan modal bisa diperoleh dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) serta sumber lainnya.

"Dengan Kostraling, beras dari penggilingan bisa dijual langsung maupun online kerja sama dengan startup," katanya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (6/4/2020).

Baca juga: Kementan Jaga Harga Beras saat Panen Raya Melalui Kostraling

Dia juga menerangkan upaya lain dalam menghadapi panen raya kali ini, seperti membangun kemitraan dengan pelaku usaha, dan memperlancar distribusi dengan bantuan angkutan.

Selain itu, dilakukan pula penyaluran alat pasca panen, pemberian bantuan benih dan gerakan olah tanah, hingga pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT).

"Bahkan pemerintah daerah ikut menyerap hasil panen untuk pegawai ASN maupun pasar murah," jelas Suwandi.

Perkiraan jumlah panen padi

Lebih lanjut, dia menuturkan, menurut data Kerangka Sampling Area (KSA) BPS, diperkirakan pada Maret panen padi mencapai 1,1 juta hektar (ha) dengan perkiraan produksi 5,6 juta ton gabah kering giling atau setara beras 3,2 juta Ton beras.

Sementara itu, masih ada pula stok beras nasional 3,51 juta ton, lalu di Bulog 1,65 juta ton, penggilingan 1,07 juta ton, dan di pedagang 792.000 ton.

Baca juga: Di Tengah Pandemi Covid-19 dan Jelang Ramadan, Kementan Pastikan Persediaan Bawang Merah Aman

Dengan kebutuhan beras Maret sebanyak 2,49 juta ton, Suwandi pun menyebut terdapat surplus 698.000 ton beras.

Sementara itu, pada April 2020 diperkirakan produksi mencapai 8,8 juta ton gabah kering giling atau setara 5,04 juta ton beras dengan konsumsi 2,5 juta ton.

"Dari kalkulasi tersebut, diperkirakan terdapat surplus 2,53 juta ton beras," ungkapnya.

Selain padi, Suwandi juga menyebut pada Maret 2020 sebelumnya, panen jagung mencapai hasil sebanyak 5,47 juta ton.

Sementara itu, masih ada pula stok jagung di Gabungan Pengusaha Makanan Ternak sebesar 661.000 ton. Dengan konsumsi pada Maret 2,46 juta ton, maka didapatkan surplus 3,68 juta Ton.

Baca juga: Panen Padi di Tengah Wabah Corona, Upaya Menjaga Ketahanan Pangan

Pada April tahun ini, Suwandi mengatakan diperkirakan panen jagung akan menghasilkan 2,87 juta ton.

Suwandi juga menyebut, konsumsi jagung pada April berkisar 1,93 juta ton. Jika diakumulasi dengan sisa stok Maret, maka diperoleh surplus 4,62 juta ton.

"Jadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan untuk ketersediaan pangan, pemerintah dan petani berjuang, masyarakat diharapkan dapat mematuhi imbauan pemerintah dan tenang menyikapi segalanya,” jelasnya.

Untuk itu, dia pun menegaskan, persediaan pangan di masa pandemi Covid-19 aman.

Panen raya di Sukabumi

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi Ajat Sudrajat mengatakan, kabupatennya kini sedang menjalani panen raya padi dan jagung.

Panen ini sudah dimulai sejak Februari dan masih berlangsung hingga April sekarang.

Baca juga: Hadapi Pandemi Covid-19, Kementan Gandeng Startup Pasarkan Hasil Panen Petani

“Panen raya padi sebenarnya sudah dimulai pada Februari 2020 seluas 32.295 ha atau setara beras 126.146 ton,” ungkapnya, Senin (6/04/20).

Untuk hasilnya, dia menyebut petani daerah Sukabumi berhasil meningkatkan capaian produksi padi dan jagung meski sedang ada di masa pandemi Covid-19.

Ajat merinci, dimulai pada Februari 2020 lalu, dengan lahan seluas 32.295 ha, produksi beras mencapai 126.146 ton.

Lalu panen padi pada Maret seluas seluas 30.342 ha menghasilkan beras 97.519 ton. Kemudian, pada April panen diperkirakan berada di lahan seluas 10.857 ha atau menghasilkan beras 42.407 ton.

Dengan demikian, lanjutnya, panen raya padi pertama pada 2020 ini menghasilkan sebanyak 73.494 ha atau setara beras 187.065 ton.

Baca juga: Dengan Optimalisasi Irigasi, Kementan Optimis Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia

Padahal, sebut Ajat, total konsumsi di kabupaten Sukabumi saat ini mencapai 20.996 ton per bulan.

Maka dari itu, panen pertama pada tahun ini surplus sebanyak 124.077 ton atau setara mencukupi persediaan untuk 11 bulan ke depan.

"Perhitungan surplus tersebut yakni dari total hasil panen dikurangi total konsumsi beras selama 3 bulan masa panen sebanyak 62.998 ton," jelasnya.

Ajat juga menyampaikan capaian tanam padi periode Oktober 2019-Maret 2020 kali ini memiliki sasaran tanam sebanyak 108.897 ha dan capaian tanam seluas 109.406 ha.

"Artinya capaian tanam mencapai 100,47 persen dari sasaran tanam" tegasnya.

Sementara itu, untuk panen raya jagung, lanjut Ajat, pada Maret lalu menghasilkan jagung pipil kering sebanyak 62.889 ton dari lahan seluas 11.072 ha.

Baca juga: Antisipasi Musim Kemarau, Kementan Upayakan Pembangunan Infrastruktur Air

Kemudian, panen jagung pada April di lahan seluas 660 ha menghasilkan 3.749 ton jagung pipil kering.

"Jadi keseluruhan panen raya jagung pada bulan Maret hingga April seluas 11.732 ha memproduksi 66.638 ton jagung pipil kering," terangannya.

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com