Sisi Lain Pandemi Covid-19, Produk Pertanian Lokal Laku Keras

Kompas.com - 22/03/2020, 17:25 WIB
Farhanah,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak WHO mengumumkan wabah Covid-19 sebagai pandemi, pemerintah Indonesia memang mengimbau masyarakat untuk berdiam diri di rumah sebagai solusi memutus mata rantai penyebaran virus.

Dalam situasi itu, mulai dari sekolah sampai kantor memberlakukan aktivitas untuk operasional jarak jauh. Istilahnya work from home (wfh).

Di masa-masa itu, banyak hal jadi imbas. Mulai dari masyarakat yang panic buying—membeli beragam kebutuhan untuk stok di rumah.

Namun, ada sisi lain dari kondisi tersebut, yakni produk pertanian yang laku keras.

CEO sekaligus Founder Etanee Cecep Wahyudin mengatakan bahwa pemberlakuan wfh membuat order pembelian produk pertanian di Food Marketplace Etanee meningkat.

"Sejak diberlakukannya wfh, aktivitas masyarakat jadi terbatas. Tapi di satu sisi, Alhamdulillah pembelian produk pertanian di kami meningkat tajam, transaksi kami selama lima hari terakhir meningkat 5-7 kali dari biasanya," ujar Cecep, seperti dikutip dari rilis yang diterima Kompas.com, Minggu (22/3/2020).

Menurut Cecep, omzet pertanian yang dijualnya selama kurang dari 10 hari mencapai 4 kali lipat.

Adapun produk pertanian yang sering dipesan masyarakat, meliputi buah-buahan lokal, ikan dan daging ayam.

Masyarakat menilai produk pertanian memiliki manfaat dan energi untuk menjaga dna menambah kekebalan tubuh.

"Untuk buah manggis saja 1 hari bisa habis 500-1.000 kilogram (kg). Untuk daging ayam juga sama, bisa melayani 500-1.000 kg," terang Cecep.

Tak khawatir stok pangan

Meski orderannya melonjak tajam, Cecep mengaku tidak khawatir dengan stok bahan pangan.

Pasalnya, petani dan peternak yang dibina olehnya tersebar di wilayah Jawa Barat, seperti Cianjur, Bogor, Sukabumi dan Bandung.

"Stockis kami saat ini tersebar di 18 wilayah dan 7 kota," tambahnya.

Sebagai informasi, etanee Food Marketplace adalah platform rantai pasok digital untuk industri pangan dan pertanian yang menghubungkan pemasok, infrastruktur logistik, dan penjual yang terhubung langsung secara online kepada pembeli.

Digital platform tersebut aktif melayani masyarakat untuk melakukan isolasi mandiri dirumah terkait wabah virus corona.

Saat ini, Etanee memberikan pelayanan pesan antar produk hasil pertanian dan peternakan.

Cecep juga mengimbau agar masyarakat tidak panik dengan stok pangan.

"Pesan saya kepada masyarakat justru jadikan kondisi saat ini untuk sama-sama saling menyadari untuk tolong menolong kepada orang terdekat,” ucapnya.

Terbukti, katanya lagi, saat ini yang menjadi tumpuan adalah petani lokal dan juga para pengirim (logistik) produk yang menjadi penolong saat kondisi susah.

“Cintai produk lokal, cintai petani lokal dan gunakan aplikasi karya anak bangsa," lanjutnya.

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com