Dorong Kemandirian Petani, Kementan Siapkan KUR untuk Alsintan

Kompas.com - 04/02/2020, 10:59 WIB
Inadha Rahma Nidya,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kementerian Pertanian (Kementan) akan mengurangi bantuan alat mesin pertanian ( Alsintan), dan mendorong petani memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat ( KUR) untuk membeli Alsintan.

Melalui mekanisme KUR, pemerintah akan berperan dalam pembayaran uang muka. Misalnya, pemerintah akan menyubsidi 60 persen, dan petani membayar 40 persennya dengan cara dicicil.

Hal tersebut untuk membuat petani menjadi lebih mandiri, dan menimbulkan rasa kepemilikan pada Alsintan sehingga petani lebih keras dalam menjaganya.

“Selama ini 80 persen Alsintan berasal dari bantuan pemerintah, sedangkan yang swadaya hanya 10-15 persen. Tahun ini akan ada KUR Alsintan sebanyak Rp 200-300 miliar,” kata Direktur Alat dan Mesin Pertanian Andi Nur Alamsyah, seperti dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/2/2020).

Baca juga: Ini Kategori Penerima Alsintan dari Kementan

Sejauh ini, kata dia, Kementan telah menggelontorkan Rp 50 triliun untuk KUR, yang di dalamnya juga dibagikan untuk Alsintan.

“Skema jelasnya memang belum disahkan, masih dipertimbangkan. Nanti subsidi lama-kelamaan akan dikurangi, yang ujung-ujungnya petani membayar 100 persen uang mukanya,” kata Andi.

Uji coba KUR Alsintan akan diarahkan ke daerah sentra yang sudah terbuka pada mekanisasi. Salah satunya di Sulawesi Selatan (Sulsel), tepatnya di Sidrap, Pinrang, Wajo, dan Bone.

Petani di daerah-daerah tersebut sudah full mekanisasi, sehingga KUR Alsintan akan lebih mudah dijalankan.

Baca juga: Kementan Minta UPJA Gelar Pelatihan dan Sosialisasi Penggunaan Alsintan

“Semua daerah berpotensi, tetapi untuk uji coba diarahkan ke daerah yang mekanisasinya bagus sehingga dapat memberi contoh untuk daerah lainnya,” kata Andi.

Meskipun mekanisme KUR baru akan dilaksanakan tahun ini, gabungan kelompok tani (gapoktan) di Kabupaten Musi Banyuasin (Sumatera Selatan) sudah menggunakan KUR untuk Alsintan.

Sosialisasi KUR untuk Alsintan

Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) di tiap kecamatan akan melakukan sosialisasi terkait Mekanisme KUR untuk Alsintan.

Selama ini, program Alsintan terbukti mampu menaikkan level mekanisasi pertanian Indonesia. Tahun lalu, 46.606 unit tersalurkan. Tahun ini, diperkirakan kurang lebih 40.000 unit.

Baca juga: Bunga KUR Turun 6 Persen, Mentan Ajak Petani Memanfaatkannya

Program KUR Alsintan berhubungan dengan program pemerintah 10 tahun ke depan, yaitu kehadiran pemerintah (dalam hal ini bantuan) harus dikurangi agar petani mandiri.

“Makna pembangunan adalah pemberdayaan. Jadi petani harus menolong dirinya sendiri. Pemerintah hanya sebagai regulator, fasilitatornya saja,” kata Andi.

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com