KOMPAS.com - Guna meningkatkan potensi pertanian di Sulawesi Tenggara (Sultra), Kementerian Pertanian memberikan bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) secara simbolis senilai Rp 25 miliar.
Bantuan tersebut di antaranya berupa cultivator sebanyak 31 unit dengan nilai Rp 387 juta, handsrayer 40 unit senilai Rp 29 juta, pompa air 45 unit senilai Rp 1 miliar, traktor roda dua 189 unit senilai Rp 6 miliar, dan traktor roda empat 57 unit senilai Rp 18 juta.
Pemberian bantuan Alsintan juga diberikan dalam rangka menyambut Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-39 di Konawe Selatan dan Kendari, Sultra.
Baca juga: Kementerian ATR-Kementan Sepakat Perbaiki Data Lahan Baku Persawahan
Adapun HPS 2019 internasional mengangkat tema "Our Actions Are Our Future. Healthy Diets for a #ZeroHunger World". Sementara itu, tema yang diusung di tingkat nasional bertajuk "Teknologi Industri Pertanian dan Pangan Menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045".
Menteri Pertanian ( Mentan) Syahrul Yasin Limpo menilai tema ini dipilih dengan pertimbangan bahwa bangsa yang mandiri dan merdeka harus memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pangannya sendiri. Menurutnya, Indonesia berpotensi besar untuk mewujudkan kedaulatan pangan tersebut.
Syahrul secara khusus juga mengajak kepada seluruh komponen pelaku pertanian agar berupaya sekuat tenaga dan bekerja keras dalam meningkatkan produksi pangan pokok untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional.
Ia pun menegaskan pentingnya menjunjung tinggi tradisi dan nilai-nilai luhur dalam proses pembangunan pertanian. Sebab, pertanian Indonesia memiliki tradisi dan nilai-nilai luhur yang lekat dengan alam yang harus dilestarikan.
"Oleh karena itu, kita menggunakan teknologi pertanian yang modern, seperti mekanisasi tapi tidak meninggalkan nilai kearifan lokal," kata Syahrul dalam rilis tertulis yang Kompas.com terima, Sabtu (2/11/2019).
Baca juga: Perbarui Data LBS, Kementan Gandeng Kementerian ATR/BPN
Syahrul mengatakan, semangat peringatan HPS 2019 harus menjadi konsolidasi emosional semua pihak terkait masalah pertanian. Baginya, masalah pertanian merupakan tanggung jawab bersama yang perlu dikerjakan bersama-sama.
"Kami berharap para gubernur, bupati, partai politik, dan pemangku kepentingan memiliki cara pandang yang baik dan wajib bagi semua pihak untuk memajukan pertanian," ujar Syahrul.
Pasalnya, lanjut Mentan, masalah pertanian berkaitan erat dengan kebutuhan masyarakat dalam bertahan hidup. Itulah kenapa, ketahanan pangan dinilai penting untuk pertahanan negara.
"Langkah nyatanya melalui program peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu produk pertanian untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri (konsumsi, industri, dan substitusi impor) dipenuhi sendiri dan meningkatkan ekspor menjadi bagian utama yang harus dikerjakan," jelas Syahrul.
Lebih lanjut, Syahrul mengatakan, potensi besar di sektor pertanian adalah modal dasar untuk peningkatan produksi komoditas terutama padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, daging, gula, buah-buahan, dan juga komoditas perkebunan serta peternakan.
Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan bahwa bantuan yang diberikan merupakan kegiatan reguler Ditjen PSP untuk wilayah Sultra.
"Semoga Alsintan yang diberikan dapat meningkatkan produksi pertanian di Sultra," kata Sarwo Edhy.
Tidak sebatas itu, Kementan juga tengah membangun warehouse Alsintan guna mendukung mekanisasi pertanian di Sultra.
Sarwo Edhy mengatakan, Kementan mendukung penuh pengembangan Pertanian Korporasi Berbasis Mekanisasi (PKBM) yang bertujuan untuk optimalisasi pemanfaatan Alsintan.
Baca juga: Ditanya soal Wakil Menteri di Kementan, Ini Jawaban Syahrul Yasin Limpo
Menurutnya, Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) bisa menurunkan biaya produksi usaha tani, meningkatkan produksi dan pendapatan petani, serta meningkatkan minat kaum milenial dalam berusaha tani.
"Jadi, ada kemandirian pemanfaatan Alsintan dan manajemen UPJA dengan bisnis modern. Warehouse di Konawe Selatan akan diresmikan minggu depan," ujar Sarwo Edhy.
Selain bantuan Alsintan, juga dilakukan penyerahan simbolis Klaim Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) sebesar Rp 914 juta atau 152,4 hektare oleh Kementan.
Pada kesempatan itu, juga dilakukan penyerahan Kartu Tani. Program Kartu Tani ini akan diberlakukan serempak pada 2020 mendatang.
"Di Sultra segera menggunakan Kartu Tani. Sebelumnya, program Kartu Tani ini sudah digencarkan di Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Selatan," sebut Sarwo Edhy.
Gubernur Sulawesi tenggara, Ali Mazi menyatakan Peringatan HPS ke-39 ini harus bisa memperkuat kerja sama dan membangun koordinasi fungsional dengan melibatkan seluruh komponen pemerintah dan elemen masyarakat untuk menjaga kedaulatan pangan.
"Dengan demikian, semua pihak dapat berpartisipasi aktif dalam membangun kemandirian dan ketahanan pangan di tengah ancaman krisis pangan dunia," ujar Ali Mazi.
Baca juga: Kementan Kirim Bantuan Alsintan 44 Unit ke Sukoharjo
Di tempat yang sama, Direktur Jenderal FAO, Stephen Rudgard mengapresiasi semangat Pemerintah Indonesia melalui Kementan yang telah mengetahui langkah-langkah yang harus diambil untuk meningkatkan mata pencaharian petani kecil.
Selain itu, langkah untuk memperkuat ketahanan mereka terhadap guncangan atau bencana dan perbaikan akses terhadap kredit usaha pertanian akan mendorong kaum muda untuk tetap bertani.
"Perserikatan Bangsa-Bangsa meluncurkan Dekade Pertanian Keluarga pada Mei 2019 dan Indonesia telah menerima ajakan untuk bertindak terkait hal ini. Saya sangat senang melihat komitmen Bapak Menteri terhadap rencana nasional untuk memberdayakan keluarga petani guna menghadapi tantangan di masa depan," kata Stephen.