Ini Upaya Strategis Kementan dalam Percepatan Tanam Padi

Kompas.com - 04/09/2019, 14:17 WIB
Alek Kurniawan

Penulis

KOMPAS.com – Kementerian Pertanian ( Kementan) bekerja sama dengan Kodam IV Diponegoro untuk bergerak mengawal percepatan tanam padi di beberapa provinsi, salah satunya Jawa Tengah (Jateng) sebagai sentra produksi padi Indonesia.

Untuk itu, Kementan menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Upaya Khusus (Upsus) Padi, Jagung, dan Kedelai yang bertempat di Purwokerto, Selasa (3/9/2019).

Pada Rakor ini, Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan, Suwandi mengungkapkan sebagai langkah percepatan tanam di bulan September ini, Kementan melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan mendorong gerakan olah tanah dan tanam, yakni melalui program bantuan percepatan tanam untuk skala minimum 100 hektar (ha).

“Kami akan bantu bahan bakar minyak ( BBM) untuk pompa, BBM untuk traktor, biaya operator traktor dan operasional gerakan," papar Suwandi dalam rilis tertulis, Rabu (4/9/2019).

15 provinsi

Suwandi menyebutkan dalam menyukseskan percepatakan tanam ini, pihaknya akan menyasar ke 15 provinsi sentra.

“Untuk yang kena puso manfaatkan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Asuransi ini digerakkan oleh Jasindo Kabupaten, bahkan Jasindo sudah mengakomodasi untuk komoditas padi dan jagung,” ujarnya.

Baca juga: Kementan Terus Menggencarkan Sosialisasi Kartu Tani

Begitu pula dalam hal pendataan lahan, Suwandi meminta agar dibentuk tim untuk melacak keberadaan lahan sawah dan disesuaikan dengan data Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang telah ada. Tujuannya agar selisihnya tidak banyak atau agar lahan sawah yang ada semua terdata dalam BPN.

“Ada sistem aplikasi ARcGIS yang dapat memetakan pertanaman yang belum terdata di Kerangka Sampling Area," ungkapnya.

Ilustrasi petani beras di IndonesiaShutterstock Ilustrasi petani beras di Indonesia

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jateng, Suryo Banendro mengakui bulan Agustus 2019 masih belum bisa mencapai target yang telah ditetapkan, tetapi ia optimis September ini bisa dikejar dengan upaya percepatan tanam padi.

Meskipun begitu, jika dibandingkan tahun lalu capaian bulan Agustus ini lebih tinggi, yakni seluas 71.986 ha, naik sebesar 1.616 ha dibandingkan Agustus 2018 yang hanya menjangkau 70.370 ha.

Baca juga: Kementan Kembangkan Mekanisasi 4.0 untuk Tingkatkan Produktivitas Pertanian

"Tidak hanya padi, beberapa upaya pengembangan komoditas lain juga terus dilakukan Dinas Pertanian Jawa Tengah,” ungkapnya.

Kendati demikian, lanjutnya, capaian komoditas lain perlu diapresiasi. Sebagai contoh kacang hijau varietas Vima 53 yang ditanam di Demak. Produksinya tinggi karena tingkat adopsi teknologi dan varietas petani disana cukup bagus, bahkan sudah berhasil ekspor ke Taiwan.

Selain itu, jelas Suryo, rencana tumpangsari jagung dengan perkebunan seluas 11 ribu ha akan ditanam awal November atau akhir Oktober 2019.

Baca juga: Strategi Mentan Menarik Antusias Milenial untuk Bertani Dinilai Tepat

“Walaupun musim panen raya, Alhamdulillah harganya masih cukup baik,” cetusnya.
Upaya Kementan selama ini tentu tidak sendirian. Dukungan dari TNI sangat membantu upaya peningkatan produksi pangan.

Letkol Caj Achsin, dari Kodam IV Diponegoro mengungkapkan bahwa pihaknya perlu usaha kerja keras untuk meningkatkan LTT agar memenuhi target. Sesuai instruksi pimpinan, pihaknya diminta membantu upaya Kementan dengan mendorong petani untuk tanam serentak.

"Kami siap membantu pembanguan infrastruktur jaringan irigasi tersier, melakukan sinergi dengan stakeholder, dan pendampingan secara intensif,” jelasnya.

Kementan memberikan bantuan sebanyak 118 alat mesin pertanian (Alsintan) kepada Provinsi Sumatera Selatan.KOMPAS.com/ALEK KURNIAWAN Kementan memberikan bantuan sebanyak 118 alat mesin pertanian (Alsintan) kepada Provinsi Sumatera Selatan.

Penguatan data

Pusat Data dan Sistem Informasi (Pusdatin) Kementan, Efi Respati menjelaskan Kementan terus melakukan penguatan data pangan.

Melalui sistem Pengembangan Data Pangan Strategis (PDPS), Kementan dapat mempercepat pelaporan data, memudahkan akses data, dan memperkuat korodinasi data antara pusat dan daerah.

"Jadi dengan adanya sistem ini bisa mempercepat aliran data secara periodik setiap bulan agar lebih akurat, kuat dan mudah diakses. Kami akan terus melakukan evaluasi agar tidak ada selisih perbedaan data yang signifikan antara data Upsus dan data PDPS,” tutup Efi.

 

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com