KOMPAS.com – Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementerian Pertanian ( Kementan) Sarwo Edhy mengatakan manfaat irigasi perpompaan bagi kelompok tani sangatlah besar.
Manfaatnya bisa dirasakan jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Hal ini persis seperti yang dirasakan Kelompok Tani (Poktan) Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian (UPJA) Mekar Wangi di Desa Panenjoan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung.
Dengan luas sawah mencapai 50 hektar (ha), lahan sawah yang dimiliki Desa Panenjoan merupakan yang terbesar kedua setelah Desa Cikuya di Kabupaten Bandung.
Baca juga: Kementan Terus Dorong Petani Ikut Asuransi Usaha Tani Padi
Namun demikian, kondisi tersebut berbanding terbalik dengan kesejahteraan para petani, sebab petani hanya bisa menanam padi satu kali tanam dalam satu tahun.
Penyebabnya, lahan yang digunakan adalah lahan sawah tadah hujan.
“Di Desa Panenjoan tidak ada saluran irigasi sehingga petani hanya mengandalkan air hujan jadi tingkat kesejahteraan petani desa ini sangatlah rendah,” ujar Sarwo Edhy melalui rilis tertulis, Jumat (23/8/2019).
Namun, setelah adanya bantuan pemerintah dari Direktorat Jenderal (Ditjen) PSP dengan kegiatan pengembangan irigasi perpompaan Tahun 2019, Poktan UPJA Mekar Wangi saat ini mengalami kenaikan Indeks Pertanaman (IP) yang awalnya hanya IP 100 sekarang bertambah menjadi IP 200 bahkan IP 300.
"Kami berharap bantuan irigasi ini bisa dimanfaatkan dengan maksimal sehingga petani bisa menanam dengan tenang dengan hasil maksimal juga," kata Sarwo Edhy.
Baca juga: Kementan Terus Dorong Petani Ikut Asuransi Usaha Tani Padi
Jika dibandingkan kondisi sebelumnya, petani hanya bisa menanam 25-30 ha dalam kurun waktu 1 kali tanam per tahun. Sekarang, lahan 50 ha di Poktan UPJA Mekar Wangi bisa tertanam semuanya.
"Indeks Pertanaman naik maka otomatis pendapatan dan tingkat kesejahteraan anggota petani kami meningkat," papar Sarwo Edhy.
Selain bisa membudidayakan tanaman padi, rencana yang akan datang dengan ketersediaan air yang kontinyu ini kelompok tani bisa melakukan sistem tanam “Mina Padi”, yakni sebuah sistem combined farming antara padi dan ikan.
“Selain petani punya pendapatan dari padi maka akan bertambah penghasilan dari hasil budidaya ikan. Ke depannya akan ada program-program lain yang lebih bermanfaat untuk kelompok tani,” tutup Sarwo Edhy.