KOMPAS.com - Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian ( Kementan) memperkenalkan layanan Sistem Agribisnis Tanaman Pangan (Sarita) sebagai jembatan petani menuju pasar ekspor.
Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Suwandi menyampaikan layanan online ini difasilitasi dengan berbagai fitur untuk persyaratan ekspor.
Layanannya pun dapat diunduh di laman resmi http://aplikasi2.pertanian.go.id/sarita/
"Dengan adanya aplikasi ini, eksportir dan pedagang yang selama ini kesulitan mencari barang di petani akan menjadi lebih mudah," ujar Suwandi melalui rilis tertulis, Rabu (21/8/2019).
Aplikasi ini, lanjutnya, juga bisa menjembatani petani dan produsen benih.
“Kami beri akses layanan online kepada petani tentang kontak personal eksportir dan pedagang. Sudah kami data sehingga petani tidak lagi kesulitan mencari eksportir,” kata Suwandi.
Selain layanan online, pemerintah juga akan mendorong konsep warehouse yang saat ini telah dimulai dari Sidoarjo Jawa Timur. Warehouse ini memiliki kapasitas simpan 8.000 ton.
“Produk-produk pangan dari sentra di Jawa Timur (Jatim) pengemasannya sudah rapi, nanti bisa diekspor dan didistribusikan ke seluruh supermarket di Indonesia,” ujarnya.
Jaringan warehouse tersebut, menurut Suwandi, memiliki outlet pangan di beberapa negara seperti Singapura, Hongkong, Cina, dan Jepang.
"Dengan demikian, pelaku usaha dari negara lain tidak lagi perlu ke Indonesia, karena outlet produk pertanian Indonesia sudah ada di negara mereka," jelasnya.
Baca juga: Kementan Terus Dorong Petani Ikut Asuransi Usaha Tani Padi
Bukan hanya Jatim, pihak swasta juga akan membangun warehouse di sentra lainnya.
"Sudah direncanakan akan dibangun di wilayah Belawan, Batam, Makassar, Banjarmasin, Semarang, dan Jakarta, terang Suwandi lagi.
Suwandi mengakui, untuk mendorong ekspor Indonesia harus memiliki beberapa pergudangan dengan kapasitas penyimpanan yang besar.
Dengan kondisi Indonesia yang merupakan negara kepulauan, diharapkan dapat menjaga sistem distribusi berjalan dengan baik.
“Jadi tugas Kementan membina petani dan produknya di sentra pertanian. Supaya menghasilkan produk yang bermutu dan berdaya saing,” tegasnya.
Untuk itu, Suwandi mengungkapkan pihaknya bersama seluruh produsen pangan baik jagung, kedelai, padi, ubi kayu, dan lainya telah membahas sistem perdagangan, regulasi, dan kelembagaan tata kelola.
Untuk diketahui, saat ini produk pangan yang banyak peminatnya di pasar luar negeri adalah beras organik.
Beras organik Indonesia kini sudah menembus pasar Amerika, Argentina, Peru, dan Chili.
Berdasarkan catatan Kementerian Pertanian, rekomendasi ekspor beras tertentu meningkat dari tahun ke tahun.
Baca juga: Bappenas: Program Kementan Terbukti Memacu Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Pada 2017 misalnya, telah mengeluarkan permohonan ekspor sebanyak 13 rekomendasi dengan volume ekspor 473 ton ke Australia, Amerika Serikat, Belgia, Italia, Jerman, dan Singapura.
Selanjutnya, pada 2018 permohonan ekspor meningkat sebanyak 59 rekomendasi dengan volume 1.134 ton ke Australia, Israel, Amerika Serikat, Malaysia, Jepang, Turki, Singapura, Hongkong, dan Italia.
Kemudian sampai awal Agustus 2019, sebanyak 33 rekomendasi ekspor dengan volume 227 ton telah dikeluarkan Kementan.