KOMPAS.com – Terkait hadirnya musim kemarau panjang, Kementerian Pertanian ( Kementan) telah melakukan berbagai usaha dalam mengatasi kekeringan.
Salah satunya adalah menggalakkan program Asuransi Usaha Tanaman Padi (AUTP) bagi para petani.
Asal tahu saja, musim kemarau kali ini telah menyebabkan ribuan sawah mengalami puso. Hal ini pula yang dialami petani di Kabupaten Lebak.
Mereka gagal panen dan hanya bisa meratapi sawah mereka yang kering. Kekeringan akibat kemarau panjang ini berlangsung sejak Juni 2019. Akibatnya debit air irigasi menurun drastis.
Baca juga: Subsidi Asuransi Pertanian, Kementan Kucurkan Rp 163 Miliar
Berdasarkan data di Posko Kekeringan Dinas Pertanian Kabupaten Lebak tercatat seluas 2.247 ha lahan mengalami kekeringan dan terdiri dari seluas 1.538 ha terdampak kategori ringan.
Lalu, seluas 434 ha terdampak sedang dan seluas 282 ha terkena kekeringan berat. Sedangkan, angka tanam hingga Juli 2019 seluas 8.838 ha.
Menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy, AUTP sangatlah penting bagi petani. Pasalnya, manfaat asuransi ini bisa dirasakan pada kala musim kering seperti saat ini.
"Preminya murah karena dapat subsidi dari pemerintah, jadi hanya Rp 36.000 per hektar (ha) dari aslinya Rp 180.000. Sayang sekali kalau petani tidak ikut. Karena jika mereka gagal panen, ‘kan ada uang yang akan cair sebesar Rp 6 juta per ha," ujarnya melalui rilis tertulis, Kamis (15/8/2019).
Mendapati banyak petani Lebak yang belum ikut AUTP, Sarwo Edhy pun meminta Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Dede Supriatna untuk rajin mensosialisasikan AUTP kepada para petani.
"Tolong AUTP ini terus disosialisasikan kepada petani di sini karena sangat bermanfaat. Tolong ya pak Kepala Dinas," kata Sarwo Edhy.
Baca juga: Gagal Panen, Petani di Karawang Tak Merugi Berkat Asuransi Pertanian
Menanggapi permintaan Dirjen PSP, Dede pun berjanji untuk lebih intens lagi mensosialisasikan AUTP kepada para petani di Lebak.
Ia mengakui masih banyak petani Lebak yang belum tergabung dalam asuransi pertanian yang bekerja sama dengan Jasindo itu.
"Ya ke depan kami berharap para petani di Lebak ikut semua dalam AUTP ini sehingga di saat musim kering dan gagal panen petani bisa mendapatkan manfaat dari AUTP," kata Dede.
Untuk lebih meningkatkan pelayanan dan sosialisasi AUTP kepada petani Lebak, Direktur Pembiayaan Kementan Indah Megawati menyarankan agar Jasindo sebagai rekanan turut membuka anak cabang di Lebak.
"Karena selama ini ‘kan kantor cabangnya baru ada di Serang. Jadi memang cukup jauh. Saya rasa kalau ada anak cabang di Lebak akan lebih mudah baik sosialisasi maupun pelayanan," kata Indah.
Menurut Indah, jika petani atau kelompok tani yang di awal musim telah terdaftar dalam program AUTP bisa mengajukan klaim saat padinya puso atau gagal panen akibat bencana kekeringan.
Baca juga: Untungkan Petani, Kementan Terus Genjot Program Asuransi Pertanian
Upaya penanggulangan gagal panen akibat bencana kekeringan sebenarnya sudah dilakukan oleh Kementan.
Seperti menginformasikan kepada para petani terkait iklim berdasar pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Kemudian, memberikan rekomendasi budidaya tanaman seperti penggunaan varietas toleran kekeringan.
Selain itu, ditambahkannya, Kementan juga meminta petani mengikuti pola tanam yang telah ditetapkan. Termasuk meminta petani untuk menggunakan pupuk organic, sebab akan meningkatkan daya ikat air dalam tanah.
Sarwo Edhy mengatakan, guna mencegah semakin luasnya lahan pertanian yang terkena kekeringan dan puso, pemerintah telah berkoordinasi dengan berbagai pihak.
Baca juga: Selain Padi, Kementan Upayakan Cabai dan Bawang Dilindungi Asuransi Pertanian
Mulai dari pemerintah daerah dan TNI untuk memetakan kebutuhan alat dan mesin pertanian (Alsintan) dan pemanfaatan sumber air yang harus dibangun.
"Sekarang kami sudah banyak membangun sumber air. Baik itu sumur dangkal, embung, dan damparit. Kami juga telah melakukan program pompanisasi sehingga diharapkan kekeringan untuk tahun ini bisa teratasi," kata Sarwo Edhy.