KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo ( Jokowi) menilai sudah saatnya memodernisasi sektor pertanian untuk menekan kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Dengan melakukan hal tersebut, Jokowi berharap petani tak perlu lagi membakar hutan untuk memulai membuka lahan.
Agar dapat segera terealisasi, dirinya minta pihak terkait antara lain Kementerian Pertanian ( Kementan) dan seluruh pemerintah daerah melakukan sosialisasi, sesuai rilis yang Kompas.com terima, Sabtu (10/8/2019).
“Kita harus berani mengalihkan pola pertanian tradisional menuju modern, memakai teknologi,” kata Jokowi saat Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2019, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (6/8/2019) lalu.
Sebagai informasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ( KLHK) menyatakan, berdasarkan data yang dihimpun sepanjang Januari hingga Mei 2019, terdapat 42.740 hektar hutan dan lahan terbakar, dilansir Kompas.com (1/8/2019).
Baca juga: Polisi Tangkap 26 Orang Pelaku Pembakaran Hutan dan Lahan di Riau
Dari data tersebut, Provinsi Riau menjadi lokasi yang mengalami kebakaran hutan dan lahan terluas, yakni 27.683 hektar.
Adapun Kompas.com mewartakan (7/8/2019), Polda Riau telah menangkap 26 orang pelaku terkait kasus Karhutla. Penangkapan dilakukan karena mereka sengaja membuka atau membersihkan lahan dengan cara dibakar.
Puas dengan program bantuan alsintan
Jokowi bercerita, saat berkunjung ke Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, dirinya terkesan dengan ketersediaan alat mesin pertanian (Alsintan) yang dinilai mencukupi untuk memenuhi kebutuhan para petani di sana.
Melansir Kompas.com (24/4/2019), pada periode 2015 hingga 2018 pemerintah telah memberikan bantuan ragam jenis alsintan kepada petani masing-masing berjumlah 157.493 unit (2015), 110.487 unit (2016), dan 321.000 unit (2017) dan 80.000 unit (2018).
Baca juga: Berkat Alsintan, Petani Bisa Nikmati Transformasi Pertanian Modern
Jenis alsintan yang diberikan antara lain traktor roda dua, traktor roda empat, pompa air, rice tranplanter, chopper, cultivator, excavator, hand sprayer, alat tanam jagung, backhor loader, rotatanam, grain seeder, mist blower, dan penyiang gulma.
“Saya kaget dalam satu kabupaten, traktor dan excavator-nya begitu banyak,” ungkap Presiden Jokowi.
“Jadi kita ubah cara lawas petani saat membuka lahan lewat traktor, lalu manfaatkan excavator tanpa harus membuat api,” kata dia.
Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Teknologi Pertanian Indonesia (FKPT-TPI), Imam Santoso, mengatakan mendukung upaya pemerintah tersebut.
Menurutnya, sektor pertanian harus sudah mengimplementasikan teknologi dalam proses pertanian dari hulu sampai dengan ke hilir.
"Di era serba digital ini, sektor pertanian harus sudah mulai menggunakan teknologi. Dengan teknologi semua akan menjadi efektif dan efisien. Begitupula target yang akan dicapai," papar Imam.