Hadapi Kekeringan di Indramayu, Kementan Siagakan Ratusan Pompa

Kompas.com - 04/07/2019, 08:55 WIB
Alek Kurniawan,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Ratusan pompa air telah disiagakan Kementerian Pertanian (Kementan) di Indramayu untuk mengantisipasi terjadinya kekeringan ekstrim pada dasarian II Juli 2019. Nantinya, pompa tersebut akan menyalurkan air bersih ke sejumlah desa yang mengalami krisis air bersih.Dok. Humas Kementan Ratusan pompa air telah disiagakan Kementerian Pertanian (Kementan) di Indramayu untuk mengantisipasi terjadinya kekeringan ekstrim pada dasarian II Juli 2019. Nantinya, pompa tersebut akan menyalurkan air bersih ke sejumlah desa yang mengalami krisis air bersih.

KOMPAS.com – Ratusan pompa air telah disiagakan Kementerian Pertanian ( Kementan) di Indramayu untuk mengantisipasi terjadinya kekeringan ekstrim pada dasarian II Juli 2019.

Nantinya, pompa tersebut akan menyalurkan air bersih ke sejumlah desa yang mengalami krisis air bersih.

Direktur Irigasi Pertanian Rahmanto menyambut baik langkah ini. Selain itu, para penyuluh yang diterjunkan pun terlihat mendampingi petani untuk mengupayakan lahan mendapatkan air secara memadai.

"Yang penting tanaman padinya terselamatkan. Namun, dampaknya petani di ujung (hilir) tidak kebagian air," tutur Rahmanto saat melakukan monitoring di Desa Sidamulya, Kecamatan Bongas, Kabupaten Indramayu.

Baca jugaTekan Dampak Kemarau, Kementan Turunkan Tim Mitigasi Kekeringan

Sebagai informasi, Data Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat menyebutkan, hingga 2 Juli 2019 di Kabupaten Indramayu tercatat sebanyak 14.617 hektar (ha) luas pertanaman padi terancam kekeringan.

Meskipun begitu, jumlah tersebut hanya sekitar 7,83 persen dari luas tanam yang mencapai 97.107 ha.

Rahmanto menyebutkan mayoritas yang terkena dampak kekeringan adalah sawah tadah hujan yang tidak mengalami hujan lebih dari 30 hari.

“Kabupaten Indramayu memang dikenal sebagai daerah dengan potensi air yang rendah dan mayoritas petani tidak mengindahkan rekomendasi petugas untuk bertanam. Potensi sumber air juga hanya bisa mengairi sawah yang terdekat dengan sumber air," tuturnya.

Baca juga: Kekeringan, 8 Hektare Sawah di Sumedang Terancam Gagal Panen

Oleh karena itu, pompanisasi bisa menjadi jalan bagi sawah yang terletak jauh dari sumber air. Namun, penggunaan pompanisasi juga membutuhkan upaya lainnya agar petani mendapatkan air yang merata.

Lebih lanjut, Rahmanto menuturkan jika pemerintah telah mengupayakan berbagai langkah untuk mengatasi kekeringan tersebut, utamanya bagi daerah yang terkenal rawan kekeringan.

Mulai dari perbaikan saluran irigasi (jitut dan jides) serta mobilisasi pompa air untuk mengamankan standing corp terutama pada daerah yang masih memiliki sumber air (sumur pantek dan sungai).

“Kemudian, kami  melakukan penerapan teknologi yang efektif dan efisien supaya areal yang terairi lebih luas, seperti gilir giring, intermiten dan sebagainya,” lanjut Rahmanto.

Baca jugaIni Cara Kementan Antisipasi Kekeringan Sawah di Kebumen

Sedangkan, pada areal yang akan tanam hendak dilakukan perhitungan kecukupan air hingga panen dengan memanfaatkan informasi iklim (Katam Terpadu).

Selain itu, petani juga direkomendasikan menggunakan varietas padi tahan kekeringan dan umur genjah.

Pemantauan standing corp melalui remote sensing pun tetap dilakukan pemerintah untuk tindakan penyelamatan atas wilayah yang mengalami kekeringan.

Curah hujan rendah

Di lain sisi, Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka Ahmad Faa Izyn menyebutkan, curah hujan dengan kriteria rendah berpeluang sangat kuat mendominasi seluruh wilayah di Provinsi Jawa Barat.

"Peluang kejadian curah hujan kriteria rendah (lebih dari 50 mm) diprakirakan di kisaran lebih dari 90 persen di seluruh wilayah Provinsi Jawa Barat," ujar pria yang biasa disapa Faiz itu.

Faiz menambahkan, BMKG pun telah mengeluarkan peringatan dini kekeringan per 30 Juni 2019 untuk daerah yang mengalami tidak hujan berturut-turut lebih dari 60 hari.

Daerah yang berpotensi mengalami kondisi itu adalah Indramayu Barat bagian selatan, seperti Gantar, Bantar, Bantarhuni, Cipancuh, dan Temiyang.

"Daerah itu berpotensi mengalami kekeringan ekstrem," kata Faiz.

Baca juga: Kemarau Diperkirakan Lebih Panjang, Warga Diminta Waspada Kekeringan

Selain Indramayu barat bagian selatan, potensi kekeringan ekstrem juga terjadi di Kabupaten Bekasi (Lemah Abang, Pebayuran) dan Kabupaten Karawang (Pasir Ukem, Pataruman).

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penaknggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu Edi Kusdiana menyatakan, pihaknya sejauh ini sudah menyalurkan bantuan air bersih di dua desa yang mengalami krisis air bersih, yakni Desa Limbangan, Kecamatan Juntinyuat, dan Desa/Kecamatan Krangkeng.

"Kami kirim air bersih sebanyak enam tangki yang masing-masing berkapasitas 8.000 liter air. Jadi totalnya 48 ribu liter air bersih yang sudah dikirim," terang Edi.

Edi menyatakan, desa-desa yang mengalami krisis air bersih diminta untuk melayangkan surat permintaan air bersih. Pihaknya siap mengirimkan bantuan air bersih yang diminta warga.

Terkini Lainnya
Hadapi Ancaman Pangan, Kementan Gencarkan Irpom demi Pastikan Keberlanjutan Pangan Aman
Hadapi Ancaman Pangan, Kementan Gencarkan Irpom demi Pastikan Keberlanjutan Pangan Aman
Kementan
Program Pompanisasi Buat Petani Tersenyum, Mentan Amran: Solusi untuk Tingkatkan Indeks Pertanaman
Program Pompanisasi Buat Petani Tersenyum, Mentan Amran: Solusi untuk Tingkatkan Indeks Pertanaman
Kementan
Irpom Naikkan IP Jadi 3 Kali, Kementan Pantau dan Pastikan Pangan Aman Terkendali
Irpom Naikkan IP Jadi 3 Kali, Kementan Pantau dan Pastikan Pangan Aman Terkendali
Kementan
Irpom Disebut Berhasil Cegah Gagal Tanam Saat Kemarau
Irpom Disebut Berhasil Cegah Gagal Tanam Saat Kemarau
Kementan
Kemarau Tetap Bisa Tanam, Petani Senang IP Naik 
Kemarau Tetap Bisa Tanam, Petani Senang IP Naik 
Kementan
Lewat B50, Pemerintah Sediakan Energi Nasional dan Tingkatkan Nilai Tambah Pekebun
Lewat B50, Pemerintah Sediakan Energi Nasional dan Tingkatkan Nilai Tambah Pekebun
Kementan
Agustus Tidak Ada Puso, Pompanisasi di Banten Dongkrak Kenaikan NTP
Agustus Tidak Ada Puso, Pompanisasi di Banten Dongkrak Kenaikan NTP
Kementan
Kementan Ajak FAO Tingkatkan Tata Kelola Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
Kementan Ajak FAO Tingkatkan Tata Kelola Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
Kementan
Presiden Jokowi Terima Agricola Medal, FAO: Transformasi Pertanian Indonesia Berkembang Pesat
Presiden Jokowi Terima Agricola Medal, FAO: Transformasi Pertanian Indonesia Berkembang Pesat
Kementan
Optimalkan Perluasan Areal Tanam, Kementan Monitoring Program Pompanisasi
Optimalkan Perluasan Areal Tanam, Kementan Monitoring Program Pompanisasi
Kementan
Kementan Gencarkan Pompanisasi, Pastikan Pompa Berhasil Nyala Mengairi Sawah
Kementan Gencarkan Pompanisasi, Pastikan Pompa Berhasil Nyala Mengairi Sawah
Kementan
Atasi Kekeringan Lahan, Kementan Terjun Langsung Bantu Petani
Atasi Kekeringan Lahan, Kementan Terjun Langsung Bantu Petani
Kementan
Irpom dan Pompanisasi Terbukti Berhasil Selamatkan Ketahanan Pangan Nasional
Irpom dan Pompanisasi Terbukti Berhasil Selamatkan Ketahanan Pangan Nasional
Kementan
Kementan Bersama GEMPITA Sinergi Bangun Kalteng Jadi Lumbung Padi Nasional
Kementan Bersama GEMPITA Sinergi Bangun Kalteng Jadi Lumbung Padi Nasional
Kementan
Produksi Naik Bulan Agustus, September dan Oktober, Program Pompanisasi Berhasil
Produksi Naik Bulan Agustus, September dan Oktober, Program Pompanisasi Berhasil
Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke