KOMPAS.com - Kementerian Pertanian ( Kementan) menduga ada praktik tidak sehat dalam jual beli ayam hidup (livebird) saat melihat disparitas harga ayam di tingkat produsen hingga daging ayam di konsumen.
Untuk menyeledikinya, Kementan melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) menerjunkan tim monitoring dan investigasi di Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng), dan Jawa Timur (Jatim).
Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Kementan, Sugiono, memimpin tim monitoring di Jawa Tengah, Jumat (28/6/2019).
"Kami tengah menelusuri 26 perusahaan pembibit induk ayam (parent stock/PS) yang mendistribusikan ayam umur sehari (Day Old Final Stock/DOC FS) ke Provinsi Jateng" ujar Sugiono, dalam pernyataan tertulis, Minggu (30/6/2019).
Setelah menyelidiki, lanjut Sugiono, Kementan telah mengantongi dua cara mengatasi disparitas harga.
Kementan mengurangi pendistribusian DOC FS dan mengafkirkan dini PS yang berumur diatas 68 minggu.
"Rata-rata distribusi DOC FS ke Jateng setiap bulannya 42,79 juta ekor, ini akan kami kurangi 6,85 juta ekor dalam 2 minggu. Dengan begitu, kemungkinan produksi ayam dan telur akan berkurang dan harga akan naik," ujar dia.
Sementara itu, untuk efektifitas pelaksanaan pengafikirkan dini PS, Kementan mengawasi pemotongan ayam hidup dalam dua shift per hari.
"Setelah dikurangi distribusi, kami akan memastikan jumlah ayam di gudang apakah sudah sesuai dengan jumlah pemotongan per hari," sambung Sugiono.
Usaha Kementan tersebut akhirnya membuahkan hasil.
Menurut dia, harga ayam hidup di tingkat peternak di Jabar, Jateng, dan Jatim dilaporkan naik pada 28 Juni 2019, jika dibandingkan dua hari sebelumnya.
Sebut saja Jabar, terdapat peningkatan harga ayam hidup sebesar 5,7 persen dari harga Rp 12.300 menjadi Rp 13.000.
Harga ayam hidup di Jateng pun naik 8,5 persen dari Rp 8.431 menjadi Rp 9.167.
Sementara itu, kenaikan harga ayam hidup di Jatim sebesar 14,2 persen dari harga Rp 10.191 menjadi Rp 11.636.
"Alhamdulillah harga ayam potong perlahan sudah naik, bukti jika upaya Kementan bersama stakeholder perunggasan mulai membuahkan hasil" jelas Sugiono.