KOMPAS.com - Kementerian Pertanian ( Kementan) dorong petani manfaatkan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) akibat curah hujan tinggi yang sedang terjadi. Sawah di beberapa tempat pun terkena banjir dan merugikan petani.
Melalui asuransi, petani yang sawahnya terkena banjir dan serangan organisme penganggu tumbuhan (OPT) akan mendapat klaim (ganti) Rp 6 juta per hektar (ha). Mereka bisa memperoleh ini dengan hanya membayar premi Rp 36.000 per ha per musim.
Menurut Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy, harga premi AUTP itu relatif sangat murah. Manfaatnya sangat besar bagi petani, terutama di musim hujan.
"Hanya seharga dua bungkus rokok, petani yang sawahnya kebanjiran dapat ganti Rp 6 juta per ha," ujar Sarwo Edhy melalui keterangan rilis, Rabu (8/5/2019)
Premi AUTP murah karena program Kementan ini masih disubsidi pemerintah Rp 144.000 per ha.
AUTP oun menjadi upaya utuk melindungi usaha tani agar petani masih bisa melanjutkan usahanya ketika terkena bencana seperti banjir, kekeringan, atau serangan OPT.
Tidak hanya diperuntukkan bagi petani yang lahan sawahnya berada di kawasan rawan bencana dan serangan OPT, AUTP juga untuk petani yang lahan sawahnya aman dari bencana.
"AUTP ini akan terus kami sosialisaikan ke petani. Karena ini menjadi bentuk perlindungan kepada mereka dan saat ini sudah banyak petani yang menjadi anggota AUTP, " ujar Sarwo Edhy.
Data Kementan menyebutkan, jumlah petani peserta AUTP dari tahun ke tahun terus meningkat.
Tercatat, dari target 1 juta ha, realisasi AUTP pada 2018 tercapai 806.199,64 ha atau 80,62 persen. Sementara itu klaim kerugian yang diajukan petani mencapai 12.194 ha atau sebesar 1,51 persen.
Sarwo Edhy mengatakan, pengembangan AUTP pun tak menemui banyak kendala. Jadi, pembayaran klaim yang dilakukan PT. Jasindo sampai kini tetap lancar.
Bahkan, untuk mempermudah pendaftaran dan pendataan asuransi, Kementan bersama PT Jasindo menerbitkan layanan berbasis online melalui Sistem Informasi Asuransi Pertanian (SIAP).
Selain mendorong ke AUTP, Sarwo Edhy juga meminta para petani selalu siaga dengan pompa air bantuan pemerintah. Tujuannya, agar bisa langsung digunakan saat lahan pertanian mengalami banjir.
"Para kelompok tani sudah mendapat bantuan pompa air. Ini bisa langsung digunakan menyedot air banjir agar tanaman tidak terlalu lama terendam. Namun bila sudah terselamatkan, Kementan akan membantu benih bagi yang belum ter-cover AUTP," pungkas Sarwo Edhy.