KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyampaikan, selama masa pemerintahannya selama 4 tahun ini, sudah banyak dilakukan perubahan kebijakan, terobosan, serta inovasi untuk kemajuan pembangunan pertanian.
"Hal yang paling signifikan adalah capaian kinerja makro sektor pertanian," kata Mentan
saat bertemu dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, di Kantor Bappenas, Jakarta, Kamis (25/4/2019), seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima.
Mentan Amran melanjutkan, berdasarkan data BPS, inflasi bahan makanan turun dari 10,57 persen di tahun 2014 menjadi 1,26 persen di tahun 2018.
“Ini pertama kali dalam sejarah, inflasi kita bisa ditekan menjadi 1,26 persen ” ujar Amran.
Amran menyampaikan pula bahwa tingkat kemiskinan pedesaan pun menurun menjadi 13,20 persen di tahun 2018.
Kemudian Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) naik menjadi 0,42 persen dan 5,45 persen di tahun 2018.
“NTP dan NTUP meningkat merupakan bukti meningkatnya kesejahteraan petani” ujar Amran.
Terkait ekspor, Amran menyampaikan bahwa volume ekspor pertanian Indonesia naik menjadi 42,5 juta ton atau meningkat sekitar 26,9 persen.
Hal yang sama terjadi di Produk Domestik Bruto (PDB) Pertanian. Di tahun 2018, PDB pertanian naik menjadi Rp. 1.417,1 triliun atau 42,5 persen.
“Begitu pula dengan nilai investasi pertanian yang naik di tahun 2018 menjadi Rp. 61,1 triliun, atau meningkat hingga 110 persen,” ungkap Amran.
Menurut Amran, kenaikan nilai investasi dan meningkatnya nilai ekspor ini sejalan dengan diterapkannya Pelayanan Terpadu Satu Pintu atau Online Single Submission oleh Kementan.
Langkah Kementan itu merupakan tindak lanjut dari Peraturan Presiden No.91 Tahun 2017 tentang Kebijakan Percepatan Pelaksanaan Berusaha.
“Pelaku usaha diberikan berbagai kemudahan dan kecepatan dalam proses perizinan. Dengan hanya melakukan satu kali aplikasi, pelaku usaha bisa melakukan beragam proses yang melibatkan lintas kementerian atau lembaga dan pemerintah daerah,” ujar Amran.
Pada kesempatan tersebut Amran menyampaikan pula inovasi-inovasi dalam bidang pertanian. Diantaranya adalah program Bekerja, Serasi, Siwab, Rain Harvesting System, Belgian Blue, Integrasi Jagung Sawit, Integrasi Sapi Sawit, serta penggunaan Biodiesel B100 yang berbahan dasar sawit.
“Saya harap, ada upaya berkelanjutan ke depannya agar program-program yang telah sukses ini dapat terus berjalan” lanjut Bambang.
Bambang mengatakan, ke depan Bappenas dan Kementan pun akan terus berkooperasi dan bersinergi untuk meningkatkan produksi pertanian.
Bambang juga menyampaikan agar nantinya ekspor pertanian bukan hanya dalam bentuk bahan mentah, tapi sudah dalam bentuk olahan agar mendapatkan nilai tambah.
“Target ekspor kita tinggi di tahun 2020 nanti. Diharapkan kita juga bisa melakukan diversifikasi produk ekspor untuk ke depannya” ujarnya.
Adapun terkait pertumbuhan ekonomi pertanian, Bambangjuga harus tetap dijaga.
“Tahun depan minimal harus sama dengan tahun ini angka pertumbuhannya 9 sampai dengan 10 persen, kalau perlu lebih tinggi,” tutup Bambang.