Dengan Alsintan, Kementan Harap Anak Muda Terjun ke Sektor Pertanian

Kompas.com - 25/04/2019, 08:59 WIB
Mikhael Gewati

Editor


KOMPAS.com
- Kementerian Pertanian ( Kementan) berharap penggelontoran alat mesin pertanian (alsintan) menjadi jalan bagi anak muda agar mau turun langsung ke sektor pertanian.

"Dengan teknologi, kami harapkan generasi milenial mau bercocok tanam, peduli dengan nasib petani dan siap meningkatkan produksi pangan kita," ujar Direktur Alat Mesin Pertanian Kementan, Andi Nur Alamsyah di Jakarta, dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Rabu (24/4/2019).

Andi menjelaskan bantuan alsintan itu terus digelontorkan  pemerintah sejak 2014 hingga saat ini dengan rincian sebagai berikut.

Pada 2014 total alsintan yang diserahkan ke petani sebanyak 12.501 unit dengan nilai mencapai Rp520,18 miliar. Tahun 2015 Rp1,98 triliun dengan volume 56.785 unit.

"Sementara itu, pada 2016 total anggaran Rp 2,96 triliun dengan volume 148.804 unit. Kemudian pada 2017 Rp2,83 triliun dengan volume mencapai 84.381 unit," kata dia

Adapun pada 2018, kata dia, anggaran alsintan sebesari Rp3,4 triliun dengan volume unit mencapai 126.942.

Andi menambahkan, seluruh bantuan yang tersalurkan merupakan bentuk keseriusan Kementan dalam mendorong peningkatan jumlah produksi hasil pertanian.

Harapan petani

Di sisi lain sejumlah petani memberikan catatan pembangunan sektor pertanian Pemerintahan Presiden Jokowi-JK.

Bagi petani, Pemerintahan yang tengah berada di ujung masa bakti periode 2014-2019 cukup berhasil dalam memajukan sektor pertanian Indonesia selama empat tahun terakhir.

Hal ini dibenarkan Ajang, Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Petani Desa Marga Asih, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, akhir pekan lalu.

Alsintan tersebut berupa 38 unit traktor roda dua, 13 unit cultivator atau pengolah tanah, 29 unit pompa air, 15 unit power thresher (perontok padi), 7 unit corn sheller (mesin pemipil jagung), serta 1 unit dryer (pengering).Dok Kementerian Pertanian Alsintan tersebut berupa 38 unit traktor roda dua, 13 unit cultivator atau pengolah tanah, 29 unit pompa air, 15 unit power thresher (perontok padi), 7 unit corn sheller (mesin pemipil jagung), serta 1 unit dryer (pengering).
Menurutnya, hal yang paling ia rasakan dari usaha pemerintah untuk memejukan sektor pertanian adalah dari masuknya berbagai bantuan secara terus menerus.

"Selama pemerintahan Jokowi-JK kami mendapat bantuan benih, bibit dan alat mesin pertanian seperti traktor, pengering, pencacah dan pompa air. Tapi ada juga cangkul serta perlengkapan lain," tutur Ajang, 

Menurut Ajang, maksimalnya bantuan bahkan membuatnya tak lagi khawatir akan kekurangan benih seperti pada masa pemerintahan yang dahulu.

"Kalau bantuan benih memang dari pemerintah yang dulu-dulu sudah ada. Tapi yang paling sering memperhatikan petani baru ini. Perhatian Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman kepada petani sangat luar biasa," jelas dia.

Ajang menjelaskan semua bantuan sudah dimanfaatkan para petani Desa Marga Asih untuk memompa hasil produksi. 

Untuk hasil panen, kata Ajang, mesin dan teknologi yang dikirimkan pemerintah berhasil meningkatkan jumlah produksi. Salah satunya adalah padi. Jumlah yang dihasilkan mencapai 9 ton per hektar (ha). Padahal jumlah sebelumnya hanya berkisar di 7 ton.

Kementerian Pertanian (Kementan) mengalokasikan alat mesin pertanian (alsintan) untuk Kabupaten Purbalingga. Alokasi untuk tahun ini sebanyak 103 unit.Dok Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) mengalokasikan alat mesin pertanian (alsintan) untuk Kabupaten Purbalingga. Alokasi untuk tahun ini sebanyak 103 unit.
"Kalau untuk jagung mencapai sembilan ton per ha. Tentu saja ini meningkat tajam jika dibandingkan dengan panen raya sebelum menggunakan alsintan," katanya

Ajang pun berharap presiden terpilih nanti, tetap mempertahankan Andi Amran Sulaiman sebagai Menteri Pertanian berikutnya.

Ini karena, kata dia, Amran adalah sosok pekerja keras yang mampu mendekatkan diri dengan para petani. Dia juga salah satu menteri yang rajin menemui petani di Bandung.

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com