Kementan Harap Pemda Kalsel Lanjutkan Program Serasi di Desa Jejangkit

Kompas.com - 22/04/2019, 09:00 WIB
Mikhael Gewati

Editor


KOMPAS.com
- Untuk mencapai ketahanan pangan dan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia, Kementerian Pertanian ( Kementan) serius memanfaatkan lahan rawa.

Caranya adalah melalui optimalisasi lahan rawa dan pasang surut dengan program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) di tahun 2019. 

Direktur Jenderal Sarana dan Prasarana Pertanian (Dirjen PSP) Kementan, Sarwo Edhy mengatakan, salah satu poin dalam nawacita Presdien Jokowi itu adalah melakukan perluasan lahan pertanian, bukan hanya cetak sawah saja. Hal ini bisa dilakukan dengan Serasi.

"Perluasan lahan pertanian itu artinya menambah luas lahan tanaman, meningkatkan indeks pertanaman, menambah luas lahan baku juga," ujar Sarwo Edhy di Jakarta, Jumat (19/4/2019), seperti dalam keterangan tertulisnya. 

Sarwo mencontohkan salah satu contoh keberhasilan Kementan dalam program ini adalah optimalisasi lahan rawa di Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan (Kalsel).

Di sana tercatat 250 hektar (ha) hamparan padi siap panen sudah ditunjukkan pada acara Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-38 pada 18-21 Oktober 2018.

Tidak hanya 250 ha, lanjut Sarwo Edhy, pihaknya berhasil pula menanam 500 ha padi di atas lahan rawa di Jejangkit. Sejumlah tanaman pendukung hortikultura dan perikanan juga disiapkan di lokasi tersebut.

Menurutnya, saat ini, masih ada 3.250 ha lahan rawa yang masih dalam tahap pengerjaan di Jejangkit. Ia menjamin seluruh area tersebut akan selesai dioptimalisasi dan ditanami padi jenis Inpari.

"Jadi total lahan rawa di Jejangkit yang akan masuk dalam program optimalisasi tahun ini adalah 4000 ha, dan saat ini masih dalam tahap pengerjaan," jelasnya.

Sarwo juga berharap pemerintah daerah melanjutkan program Serasi tidak hanya mengharapkan turun tangan pemerintah pusat saja.

Bukan hanya lumbung beras

Sementera itu, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Kabupaten Barito Kuala bertekad mempertahankan predikat Kabupaten Barito Kuala (Batola) sebagai lumbung beras serta penghasil tanaman jeruk dan nanas di Provinsi Kalsel.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat mengecek kesiapan pilot pengembangan lahan rawa di Desa Jejangkit, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Selasa (16/10/2018).DOK Humas Kementerian Pertanian RI Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat mengecek kesiapan pilot pengembangan lahan rawa di Desa Jejangkit, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Selasa (16/10/2018).
"Kami bertekad Batola ini bukan hanya lumbung beras di Kalsel bahkan nasional sekaligus sebagai penghasil tanaman jeruk dan nenas di Provinsi Kalsel,” kata Kepala Distan TPH Batola, Murniarti.

Murniarti menguraikan tentang program kerja dan kegiatan yang akan dan masih dilaksanakan. Pada 2019, pihaknya fokus peningkatan produktivitas tanaman padi sebagaimana yang dititipkan Kementan melalui program Serasi. 

Itu sebabnya, ia sudah menyusun program yang bertujuan meningkatkan indeks pertanaman serta produktivitas tanaman padi di lahan pasang surut.

Programnya seperti pembangunan dan perbaikan infrastruktur tata air, normalisasi saluran irigasi dan tersier, memberikan bantuan saprodi tanaman padi, dan bantuan bibit hortikultura yang terpadu dengan bantuan ternak itik dari dinas peternakan. 

Murni menerangkan, Serasi merupakan program pertanian terpadu dengan dinas peternakan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan petani.

Adapun terkait kelanjutan program pertanian di Desa Jejangkit Muara pasca Hari Pangan Seduni (HPS) ke-38, ia memastikan bahwa program tersebut tetap berlanjut sebagaimana yang direncanakan.

Murniati mengatatakan pelaksanaan program Serasi di Desa Jejangkit belum sempurna. Ini karena banyak kendala dalam pelaksanaannya, seperti terganjal kondisi saluran, bendungan, tanggul, galangan dan lainnya. 

Untuk itu, Murniati pun terus menyempurnakan tata kelola air agar kelanjutan kegiatan yang dilaksanakan bisa lebih baik. 

“Insya Allah pada Mei-Juni kami akan menanam padi unggul sekitar 500 hektar yang difasilitasi pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten,” tukasnya. 

Asal tahu saja, program pertanian di Jejangkit merupakan program pertanian modern berbasis corporate dimana dalam tahap-tahap awal pengelolaannya difasilitasi pemerintah pusat.

Namun pada tahap selanjutnya, diterapkan secara mandiri melalui kelompok usaha bersama di bawah binaan koperasi yang sangat berpengaruh meningkatkan pendapatan petani.

Kementan Berharap Barito Kuala Lanjutkan Program Serasi Jejangkit

JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) serius lakukan pemanfaatan lahan rawa melalui kegiatan optimalisasi lahan rawa dan pasang surut di tahun 2019 melalui program Serasi (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani). Program ini dilakukan untuk mencapai ketahanan pangan dan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. 

"Salah satu poin dalam nawacita Pak Presdien itu adalah melakukan perluasan lahan pertanian, bukan hanya cetak sawah saja. Perluasan lahan pertanian itu artinya menambah luas lahan tanaman, meningkatkan indeks pertanaman, menambah luas lahan baku juga," ujar Direktur Jenderal Sarana dan Prasarana Pertanian (Dirjen PSP) Kementan, Sarwo Edhy, Jumat (19/4).

Sarwo mencontohkan salah satu contoh keberhasilan Kementan dalam program ini adalah optimalisasi lahan rawa di Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Di sana tercatat 250 hektar (ha) hamparan padi siap panen sudah ditunjukkan pada acara Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-38 pada 18-21 Oktober lalu.

Tidak hanya 250 ha, lanjut Sarwo Edhy, pihaknya berhasil pula menanam 500 ha padi di atas lahan rawa di Jejangkit. Sejumlah tanaman pendukung hortikultura dan perikanan juga disiapkan di lokasi tersebut.

Menurutnya, saat ini, masih ada 3.250 ha lahan rawa yang masih dalam tahap pengerjaan di Jejangkit. Ia menjamin seluruh area tersebut akan selesai dioptimalisasi dan ditanami padi jenis Inpari.

"Jadi total lahan rawa di Jejangkit yang akan masuk dalam program optimalisasi tahun ini adalah 4000 ha. Dan saat ini masih dalam tahap pengerjaan," jelasnya.

Sarwo juga berharap pemerintah daerah melanjutkan program Serasi tidak hanya mengharapkan turun tangan pemerintah pusat saja.

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Kabupaten Barito Kuala bertekad mempertahankan predikat Kabupaten Barito Kuala (Batola) sebagai lumbung beras serta penghasil tanaman jeruk dan nenas di Provinsi Kalsel.

"Kami bertekad Batola ini bukan hanya lumbung beras di Kalsel bahkan nasional sekaligus sebagai penghasil tanaman jeruk dan nenas di Provinsi Kalsel,” kata Kepala Distan TPH Batola, Murniarti.

Murniarti menguraikan tentang program kerja dan kegiatan yang akan dan masih dilaksanakan. Pada 2019, pihaknya fokus peningkatan produktivitas tanaman padi sebagaimana yang dititipkan Kementerian Pertanian melalui Program Serasi. 

Itu sebabnya, ia sudah menyusun program yang bertujuan meningkatkan indeks pertanaman serta produktivitas tanaman padi di lahan pasang surut. Programnya seperti pembangunan dan perbaikan infrastruktur tata air, normalisasi saluran irigasi dan tersier, memberikan bantuan saprodi tanaman padi, dan bantuan bibit hortikultura yang terpadu dengan bantuan ternak itik dari dinas peternakan. 

Murni menerangkan, program Serasi merupakan program pertanian terpadu dengan dinas peternakan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan petani. Ia mengaku sering mendapat pertanyaan terkait kelanjutan program pertanian di Desa Jejangkit Muara pasca Hari Pangan Seduni (HPS) ke-38.

Ia menjelaskan program Jejangkit tetap berlanjut sebagaimana yang direncanakan. Lantaran terganjal kondisi saluran, bendungan, tanggul, galangan dan lainnya, banyak yang belum sempurna. 

Murniati terus menyempurnakan tata kelola air agar kelanjutan kegiatan yang dilaksanakan bisa lebih baik. 

“Insya Allah pada Mei-Juni kami akan menanam padi unggul sekitar 500 hektar yang difasilitasi pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten,” tukasnya. 

Program pertanian di Jejangkit merupakan program pertanian modern berbasis corporate dimana dalam tahap-tahap awal pengelolaannya difasilitasi pemerintah pusat. Namun pada tahap selanjutnya, diterapkan secara mandiri melalui kelompok usaha bersama di bawah binaan koperasi yang sangat berpengaruh meningkatkan pendapatan petani.

 

 
 
 
ReplyReply allForward
 
 
 
   
 
 
 
 
 
 
 
 

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com