KOMPAS.com - Untuk mencapai ketahanan pangan dan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia, Kementerian Pertanian ( Kementan) serius memanfaatkan lahan rawa.
Caranya adalah melalui optimalisasi lahan rawa dan pasang surut dengan program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) di tahun 2019.
Direktur Jenderal Sarana dan Prasarana Pertanian (Dirjen PSP) Kementan, Sarwo Edhy mengatakan, salah satu poin dalam nawacita Presdien Jokowi itu adalah melakukan perluasan lahan pertanian, bukan hanya cetak sawah saja. Hal ini bisa dilakukan dengan Serasi.
"Perluasan lahan pertanian itu artinya menambah luas lahan tanaman, meningkatkan indeks pertanaman, menambah luas lahan baku juga," ujar Sarwo Edhy di Jakarta, Jumat (19/4/2019), seperti dalam keterangan tertulisnya.
Sarwo mencontohkan salah satu contoh keberhasilan Kementan dalam program ini adalah optimalisasi lahan rawa di Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Di sana tercatat 250 hektar (ha) hamparan padi siap panen sudah ditunjukkan pada acara Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-38 pada 18-21 Oktober 2018.
Tidak hanya 250 ha, lanjut Sarwo Edhy, pihaknya berhasil pula menanam 500 ha padi di atas lahan rawa di Jejangkit. Sejumlah tanaman pendukung hortikultura dan perikanan juga disiapkan di lokasi tersebut.
Menurutnya, saat ini, masih ada 3.250 ha lahan rawa yang masih dalam tahap pengerjaan di Jejangkit. Ia menjamin seluruh area tersebut akan selesai dioptimalisasi dan ditanami padi jenis Inpari.
"Jadi total lahan rawa di Jejangkit yang akan masuk dalam program optimalisasi tahun ini adalah 4000 ha, dan saat ini masih dalam tahap pengerjaan," jelasnya.
Sarwo juga berharap pemerintah daerah melanjutkan program Serasi tidak hanya mengharapkan turun tangan pemerintah pusat saja.
Bukan hanya lumbung beras
Sementera itu, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Kabupaten Barito Kuala bertekad mempertahankan predikat Kabupaten Barito Kuala (Batola) sebagai lumbung beras serta penghasil tanaman jeruk dan nanas di Provinsi Kalsel.
DOK Humas Kementerian Pertanian RI Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat mengecek kesiapan pilot pengembangan lahan rawa di Desa Jejangkit, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Selasa (16/10/2018).
"Kami bertekad Batola ini bukan hanya lumbung beras di Kalsel bahkan nasional sekaligus sebagai penghasil tanaman jeruk dan nenas di Provinsi Kalsel,” kata Kepala Distan TPH Batola, Murniarti.
Murniarti menguraikan tentang program kerja dan kegiatan yang akan dan masih dilaksanakan. Pada 2019, pihaknya fokus peningkatan produktivitas tanaman padi sebagaimana yang dititipkan Kementan melalui program Serasi.
Itu sebabnya, ia sudah menyusun program yang bertujuan meningkatkan indeks pertanaman serta produktivitas tanaman padi di lahan pasang surut.
Programnya seperti pembangunan dan perbaikan infrastruktur tata air, normalisasi saluran irigasi dan tersier, memberikan bantuan saprodi tanaman padi, dan bantuan bibit hortikultura yang terpadu dengan bantuan ternak itik dari dinas peternakan.
Murni menerangkan, Serasi merupakan program pertanian terpadu dengan dinas peternakan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan petani.
Adapun terkait kelanjutan program pertanian di Desa Jejangkit Muara pasca Hari Pangan Seduni (HPS) ke-38, ia memastikan bahwa program tersebut tetap berlanjut sebagaimana yang direncanakan.
Murniati mengatatakan pelaksanaan program Serasi di Desa Jejangkit belum sempurna. Ini karena banyak kendala dalam pelaksanaannya, seperti terganjal kondisi saluran, bendungan, tanggul, galangan dan lainnya.
Untuk itu, Murniati pun terus menyempurnakan tata kelola air agar kelanjutan kegiatan yang dilaksanakan bisa lebih baik.
“Insya Allah pada Mei-Juni kami akan menanam padi unggul sekitar 500 hektar yang difasilitasi pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten,” tukasnya.
Asal tahu saja, program pertanian di Jejangkit merupakan program pertanian modern berbasis corporate dimana dalam tahap-tahap awal pengelolaannya difasilitasi pemerintah pusat.
Namun pada tahap selanjutnya, diterapkan secara mandiri melalui kelompok usaha bersama di bawah binaan koperasi yang sangat berpengaruh meningkatkan pendapatan petani.
Kementan Berharap Barito Kuala Lanjutkan Program Serasi Jejangkit JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) serius lakukan pemanfaatan lahan rawa melalui kegiatan optimalisasi lahan rawa dan pasang surut di tahun 2019 melalui program Serasi (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani). Program ini dilakukan untuk mencapai ketahanan pangan dan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. "Salah satu poin dalam nawacita Pak Presdien itu adalah melakukan perluasan lahan pertanian, bukan hanya cetak sawah saja. Perluasan lahan pertanian itu artinya menambah luas lahan tanaman, meningkatkan indeks pertanaman, menambah luas lahan baku juga," ujar Direktur Jenderal Sarana dan Prasarana Pertanian (Dirjen PSP) Kementan, Sarwo Edhy, Jumat (19/4). Sarwo mencontohkan salah satu contoh keberhasilan Kementan dalam program ini adalah optimalisasi lahan rawa di Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Di sana tercatat 250 hektar (ha) hamparan padi siap panen sudah ditunjukkan pada acara Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-38 pada 18-21 Oktober lalu. Tidak hanya 250 ha, lanjut Sarwo Edhy, pihaknya berhasil pula menanam 500 ha padi di atas lahan rawa di Jejangkit. Sejumlah tanaman pendukung hortikultura dan perikanan juga disiapkan di lokasi tersebut. Menurutnya, saat ini, masih ada 3.250 ha lahan rawa yang masih dalam tahap pengerjaan di Jejangkit. Ia menjamin seluruh area tersebut akan selesai dioptimalisasi dan ditanami padi jenis Inpari. "Jadi total lahan rawa di Jejangkit yang akan masuk dalam program optimalisasi tahun ini adalah 4000 ha. Dan saat ini masih dalam tahap pengerjaan," jelasnya. Sarwo juga berharap pemerintah daerah melanjutkan program Serasi tidak hanya mengharapkan turun tangan pemerintah pusat saja. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Kabupaten Barito Kuala bertekad mempertahankan predikat Kabupaten Barito Kuala (Batola) sebagai lumbung beras serta penghasil tanaman jeruk dan nenas di Provinsi Kalsel. "Kami bertekad Batola ini bukan hanya lumbung beras di Kalsel bahkan nasional sekaligus sebagai penghasil tanaman jeruk dan nenas di Provinsi Kalsel,” kata Kepala Distan TPH Batola, Murniarti. Murniarti menguraikan tentang program kerja dan kegiatan yang akan dan masih dilaksanakan. Pada 2019, pihaknya fokus peningkatan produktivitas tanaman padi sebagaimana yang dititipkan Kementerian Pertanian melalui Program Serasi. Itu sebabnya, ia sudah menyusun program yang bertujuan meningkatkan indeks pertanaman serta produktivitas tanaman padi di lahan pasang surut. Programnya seperti pembangunan dan perbaikan infrastruktur tata air, normalisasi saluran irigasi dan tersier, memberikan bantuan saprodi tanaman padi, dan bantuan bibit hortikultura yang terpadu dengan bantuan ternak itik dari dinas peternakan. Murni menerangkan, program Serasi merupakan program pertanian terpadu dengan dinas peternakan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan petani. Ia mengaku sering mendapat pertanyaan terkait kelanjutan program pertanian di Desa Jejangkit Muara pasca Hari Pangan Seduni (HPS) ke-38. Ia menjelaskan program Jejangkit tetap berlanjut sebagaimana yang direncanakan. Lantaran terganjal kondisi saluran, bendungan, tanggul, galangan dan lainnya, banyak yang belum sempurna. Murniati terus menyempurnakan tata kelola air agar kelanjutan kegiatan yang dilaksanakan bisa lebih baik. “Insya Allah pada Mei-Juni kami akan menanam padi unggul sekitar 500 hektar yang difasilitasi pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten,” tukasnya. Program pertanian di Jejangkit merupakan program pertanian modern berbasis corporate dimana dalam tahap-tahap awal pengelolaannya difasilitasi pemerintah pusat. Namun pada tahap selanjutnya, diterapkan secara mandiri melalui kelompok usaha bersama di bawah binaan koperasi yang sangat berpengaruh meningkatkan pendapatan petani.
|
|
|