Tak Ada Bakar Padi di Jember

Kompas.com - 30/03/2019, 11:51 WIB
Sri Noviyanti

Editor

Petani di Jember, Jawa Tengah.Dok Humas Kementan Petani di Jember, Jawa Tengah.

KOMPAS.com - Petani di Jember, Jawa Timur meluruskan informasi bahwa taka da aksi bakar padi di wilayahnya. Hal itu disampaikan melalui rilis yang diterima kompas.com, Sabtu (30/3/2019).

Sebelumnya, menurut informasi berkembang, mereka membakar padi saat menyampaikan aspirasi di Kantor DPRD Jember, Kamis (28/3/2019) karena harga gabah.

“Benar (bahwa) kami kemarin demo di kantor DPRD Jember karena harga gabah anjlok. Akan tetapi taka da itu (bakar padi), yang ada bakar jerami padi 2 rumpun (ikat),” demikian Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Candi Jati yang juga Ketua HKTI Jember, Jumantoro saat acara panen padi di Desa Karangduren, Jumat (28/3/2019).

Ia juga menuturkan bahwa tidak mungkin mereka melakukan itu. Padi yang sudah susah payah ditanam dan dirawta selama tiga bulan akan dijaga.

Untuk informasi, Jawa Timur sebagai lumbung padi Nasional saat ini sedang mengalami puncak panen, tidak terkecuali wilayah Jember yang merupakan sentra padi Jawa Timur.

Melimpahnya hasil panen pada Kabupaten tersebut ternyata membuat harga gabah turun drastis mendekati Harga Pokok Produksi. Hal ini yang kemudian menjadi tantangan serius Pemerintah untuk menjaga harga pada tingkat petani.

Ali Mustoha, Ketua Gapoktan Mutiara Tani menyampaikan bahwa penurunan harga di wilayahnya bukan semata karena melimpahnya gabah, namun lantaran kadar air gabah yang tinggi juga jenis varietas padi yang kurang diminati konsumen.

“Jadi kemarin banyak hujan, padi banyak ambruk dan terendam sehingga basah. Keadaan ini membuat kadar air tinggi. Sebenarnya, kami juga tanam padi Logawa karena hasilnya bagus dan tahan hama, tetapi nasi nya pera, sehingga kurang diminati," ujar Ali.

Jumantoro menambahkan bahwa harga gabah saat ini sudah kembali naikmenyusul curah hujan mulai berkurang.

“Kemarin harga gabah Rp 2.000-2.600 per kilogram, tapi saat ini sudah mencapai Rp 3.000-3.500 per kilogram. (Apabila) bisa stabil di harga Rp 3.500 per kilogram, kami sudah senang," imbuh Jumantoro.

Bulog beli gabah petani

Melihat harga yang sudah di bawah HPP, Badan Ketahanan Pangan (BPK) Kementerian Pertanian (Kementan) yang diwakili Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Andriko Noto Susanto mendukung langkah Bulog dan Mitra (Perpadi dan Gapoktan) untuk segera serap gabah tersebut.

Dia menuturkan bahwa sebelumnya, Menteri menginstruksikan harga gabah kering panen (GKP) di petani tidak boleh ada di bawah Rp 4.070 pada kadar air 25 persen dan hampa (kotoran) 10 persen.

“(Kata Menteri) jika ada gabah yang di bawah HPP segera serap. Saya melihat di sini harga sudah masuk, kualitas juga sudah diuji , tunggu apalagi segera serap,” ujarnya.

Masalah varietas, menurut dia, pada dasarnya tak ada syarat khusus dalam penyerapan gabah oleh Bulog. 

“Intinya kalau harga dan kualitas masuk (harusnya bisa) langsung dibeli," sambung Andriko.

Senada dengan hal tersebut, Kepala Bulog Subdivre Jember, Jamaludin menyampaikan kesiapannya membeli gabah petani.

“Pada hari ini, disaksikan oleh Tim Kementerian Pertanian, HKTI, KTNA, dan Perpadi, kami melakukan pembelian awal gabah oleh Bulog sebesar 20 ton GKP dan akan terus bertambah. Kalau tadi kata pak Ali harga gabah Rp 3.500, sekarang Bulog akan beli dengan harga 4.070 sesuai HPP dan  Fleksibilitas," lanjut Jamaludin.

Mendengar arahan Andriko dan jawaban Bulog, Petani yang hadir merasa bersyukur dan senang atas harga yang diterima.

“Terima kasih, kami hari ini merasa senang sekali gabah dibeli dengan harga sesuai HPP. Kalau masalah kualitas kadar air dan hampa (kotoran) nanti gampang kami bisa sesuaikan kualitasnya," jelas Ali.

Bukan hanya itu saja, Ketua Perpadi Jember, Johannes Suwarno yang hadir dalam panen tersebut juga menyatakan siap membeli gabah petani.

“Kami dari Perpadi Jember siap membeli gabah. Anggota kami ada sekitar 25 orang dan melihat harga gabah yang sudah dibawah HPP maka kami akan segera lakukan pembelian," ujar Johannes.

Terkini Lainnya
Hadapi Ancaman Pangan, Kementan Gencarkan Irpom demi Pastikan Keberlanjutan Pangan Aman
Hadapi Ancaman Pangan, Kementan Gencarkan Irpom demi Pastikan Keberlanjutan Pangan Aman
Kementan
Program Pompanisasi Buat Petani Tersenyum, Mentan Amran: Solusi untuk Tingkatkan Indeks Pertanaman
Program Pompanisasi Buat Petani Tersenyum, Mentan Amran: Solusi untuk Tingkatkan Indeks Pertanaman
Kementan
Irpom Naikkan IP Jadi 3 Kali, Kementan Pantau dan Pastikan Pangan Aman Terkendali
Irpom Naikkan IP Jadi 3 Kali, Kementan Pantau dan Pastikan Pangan Aman Terkendali
Kementan
Irpom Disebut Berhasil Cegah Gagal Tanam Saat Kemarau
Irpom Disebut Berhasil Cegah Gagal Tanam Saat Kemarau
Kementan
Kemarau Tetap Bisa Tanam, Petani Senang IP Naik 
Kemarau Tetap Bisa Tanam, Petani Senang IP Naik 
Kementan
Lewat B50, Pemerintah Sediakan Energi Nasional dan Tingkatkan Nilai Tambah Pekebun
Lewat B50, Pemerintah Sediakan Energi Nasional dan Tingkatkan Nilai Tambah Pekebun
Kementan
Agustus Tidak Ada Puso, Pompanisasi di Banten Dongkrak Kenaikan NTP
Agustus Tidak Ada Puso, Pompanisasi di Banten Dongkrak Kenaikan NTP
Kementan
Kementan Ajak FAO Tingkatkan Tata Kelola Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
Kementan Ajak FAO Tingkatkan Tata Kelola Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
Kementan
Presiden Jokowi Terima Agricola Medal, FAO: Transformasi Pertanian Indonesia Berkembang Pesat
Presiden Jokowi Terima Agricola Medal, FAO: Transformasi Pertanian Indonesia Berkembang Pesat
Kementan
Optimalkan Perluasan Areal Tanam, Kementan Monitoring Program Pompanisasi
Optimalkan Perluasan Areal Tanam, Kementan Monitoring Program Pompanisasi
Kementan
Kementan Gencarkan Pompanisasi, Pastikan Pompa Berhasil Nyala Mengairi Sawah
Kementan Gencarkan Pompanisasi, Pastikan Pompa Berhasil Nyala Mengairi Sawah
Kementan
Atasi Kekeringan Lahan, Kementan Terjun Langsung Bantu Petani
Atasi Kekeringan Lahan, Kementan Terjun Langsung Bantu Petani
Kementan
Irpom dan Pompanisasi Terbukti Berhasil Selamatkan Ketahanan Pangan Nasional
Irpom dan Pompanisasi Terbukti Berhasil Selamatkan Ketahanan Pangan Nasional
Kementan
Kementan Bersama GEMPITA Sinergi Bangun Kalteng Jadi Lumbung Padi Nasional
Kementan Bersama GEMPITA Sinergi Bangun Kalteng Jadi Lumbung Padi Nasional
Kementan
Produksi Naik Bulan Agustus, September dan Oktober, Program Pompanisasi Berhasil
Produksi Naik Bulan Agustus, September dan Oktober, Program Pompanisasi Berhasil
Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke